Sumarni Derita Payudara Raksasa

Demi Anak di Kandungannya, Marni Rela Tak Operasi Tumor di Payudaranya

Ironisnya, kalau dioperasi sekarang, janin berusia delapan bulan yang ada di kandungannya harus diangkat.

zoom-inlihat foto Demi Anak di Kandungannya, Marni Rela Tak Operasi Tumor di Payudaranya
TRIBUNSUMSEL.COM/IKA ANGGRAENI
Sumarni (27) sedang hamil delapan bulan, menderita tumor Giant Fibroadenoma Mammae Bilateral sehingga payudaranya membesar hingga 10 kilogram. Sumarni ditemani ibunya, Amina, dirawat inap di ruang Lematang RS HM Rabain Muaraenim, Selasa (4/10/2016).

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Ika Anggraeni

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM - Demi mewujudkan keinginan memiliki seorang bayi, Sumarni (27) rela menanggung rasa sakit di dada.

Ukuran payudaranya telah membesar sepuluh kali lipat dari ukuran normal. Bayangkan, berat sebelah dada Sumarni mencapai 5 kilogram.

Ironisnya, kalau dioperasi sekarang, janin berusia delapan bulan yang ada di kandungannya harus diangkat.

"Keinginan terbesar saya saat ini adalah anak yang saya kandung ini bisa lahir dengan selamat, ini anak pertama kami, dan jika anak kami sudah lahir saya siap untuk dioperasi atau diapakan biar sembuh," kata Sumarni diwawancarai Tribun Sumsel di ruang rawat inap Lematang RS HM Rabain Muaraenim, Selasa,(4/10).

Sumarni, warga RT 10 Desa Tegal Rejo Kecamatan Lawang Kidul Muaraenim, didiagnosa mengidap penyakit Giant Fibroadenoa Mammae Bilateral. Ini merupakan tumor jinak, tetapi biasanya ukuran tidak sampai sebesar itu.

Saat ditemui di RS Rabain, tampak Sumarni terkulai lemas berbaring di tempat tidur. Dia sesekali meringis menahan sakit yang menyerang kedua payudaranya.

"Sekarang saya gak kuat lagi untuk duduk, karena sakit seperti ditarik-tarik. Selain itu rasanya berat, dada saya sesak, dan kasihan anak saya yang lagi di dalam perut," ujarnya sambil meringis.

Dituturkan Sumarni, penyakit tersebut sudah pernah menyerangnya pada saat kehamilan pertama.

"Saat itu usia kandungan saya baru dua bulan, saya sempat dirujuk dan dirawat di Palembang. Dokter bilang saya mengalami kelebihan hormon, sehingga terpaksa pada saat itu saya harus menghadapi pilihan yang sangat sulit."

Kandungan saya terpaksa harus dikeluarkan dan saya dipasang KB spiral," ungkapnya.

Kemudian lanjutnya untuk mengatasi penyakitnya itu ia harus menjalani operasi rekosntruksi payudara.

"Setelah saya dioperasi, beberapa bulan kemudian saya konsultasi lagi dengan dokter tentang bagaimana kondisi saya, apakah saya sudah boleh untuk mengandung, karena saya benar-benar ingin memiliki seorang anak."

"Dokter bilang bahwa kondisi saya sudah sehat dan sudah boleh hamil. Namun saya memang sudah diberitahu bahwa kemungkinan penyakit tersebut dapat kambuh lagi, dan akhirnya saya memutuskan untuk melepas KB karena ingin hamil lagi." jelasnya.

Setelah dinyatakan sehat, lanjutnya, tidak lama kemudian keinginannya untuk mengandung pun terwujud.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved