Gara-gara Buang Air di Celana, Manap Tega Bunuh Anak Kandung Sendiri
Bocah itu dianiaya lantaran buang air besar di celana. Rendi menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung.
Psikolog Rumah Sakit Siloam Palembang, Reni Permataria SPsi mengatakan, terhadap kasus pembuhnan itu harus melihat karakter seseorang. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang untuk berprilaku kasar seperti itu.
Mungkin saja, peristiwa tersebut terjadi karena memang keadaan yang lelah serta melihat ekonomi pas-pasan. Selain itu dengan kawin cerai sampai tiga kali, dengan anak-anak yang ditanggungnya, membuat ia memilik tanggung jawab yang besar untuk menafkahi istri dan anak-anaknya tersebut.
"Dengan melihat hal tersebut, apabila memang emosinya sangat kurang dikontrol, tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena ia susah mengendalaika dirinya, dan hasilnya itu tadi timbul ucapan dan prilaku kasar terhadap anak," katanya.
Memang sebagai orangtua, ujar Reni, rasa lelah memang sangat dirasakan seusai bekerja, ditambah lagi harus memperhatikan anak yang belum mandiri, dimana istri lebih memperhatikan anaknya sendiri, itu merupakan tanggung jawab yang besar.
Jika tidak bisa mengontrol emosi, bisa terjadi kekerasan secara verbal dan perilaku yang kasar terhadap anak. Jika demikian, bisa terjadi tindakan secara reflek memukul anak yang notabene pertahanan dirinya masih kurang, dan kebetulah kekerasan tersebut terjadi di areal vital.
"Dengan sikap kasar baik secar verbal maupun prilaku yang ditunjukkan orang tua seperti itu, di khawatirkan akan berpengaruh terhadap pembentukan anak nanti," katanya.
Reni menambahkan, pekerjaan orangtua setelah memiliki anak tidaklah mudah. Orangtua harus memiliki kesiapan diri dalam membina keluarga dan membentuk perilaku anak-anaknya.
Orangtua harus harus bertanggung jawab, dan orangtua harus menjadi panutan dan contoh bagi anak-anaknya. Selain itu, orang tua juga harus memberikan rasa nyaman dan aman kepada anak-anaknya.
"Jadi, untuk menjaga titipan tuhan kepada kita, yakni anak-anak. Kita sebagai orang tua harus melatih emosi, komunikatif dengan anak, dan membuat anak tidak takut kepada orang tua. Kita harus membuat anak itu segan kepada kita, bukannya takut, beda lho," tegasnya.
Kalau perilaku kasar yang ditujukan, maka anak itu akan takut, namun akan menimbulkan dendam. Mungkin di depan orangtua, anak-anak tersebut akan takut dan nurut, namun di luar akan timbul kecemasan dari anak-anak tersebut, yang ujungnya akan melapiaskan kemarahannya, sehingga anak-anak menjadi nakal dan usil.
"Jadi intinya, sebisa mungkin kita menjaga verbal dan perilaku kita didepan anak-anak," katanya. (mbd/str)