Hari Air, Persoalan Paling Banyak di Pagaralam
“Catatan Walhi sepanjang 2014-2015, persoalan air di Pagaralam sebesar 15 persen. Krisis air ini dampak dari kerusakan lingkungan yang didahului oleh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pagaralam merupakan wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang paling sering mengalami persoalan air. Pada urutan kedua adalah OKU Selatan.
Penyebab utama adalah kerusakan dan pencemaran lingkungan.
“Catatan Walhi sepanjang 2014-2015, persoalan air di Pagaralam sebesar 15 persen. Krisis air ini dampak dari kerusakan lingkungan yang didahului oleh pencemaran yang terakumulasi,” jelas Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Sumsel, Hadi Djadmiko, Selasa (22/3/2016).
Kerusakan lingkungan itu membuat daerah resapan air berkurang.
Penyebab kerusakan itu pembukaan perkebunan sawit sekala besar, pertambangan batubara dan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang saat ini izinnya mencapai 6 juta hektare.
Selain itu kerusakan air, juga di sebabkan oleh industri yang terus menerus membuang limbahnya ke sungai.
“Berdasarkan karakteristik wilayah, Pagaralam merupakan kota yang memiliki dataran cukup tinggi. Seharusnya kota ini tidak akan mengalami krisis air namun faktanya menunjukan justru persoalan krisis air paling sering terjadi,” kata Hadi.
Penyebabnya wilayah tangkapan air yang terus berkurang, termasuk di wilayah dataran yang lebih rendah dimana tata ruang banyak di alihfungsikan oleh kegiatan yang mengekspolitasi sumber daya air. (wan)
