Gara-gara Ini, Warga PALI Tidak Bisa Mandi
Tidak hanya itu sungai yang menjadi tempat warga untuk melakukan aktivitas mandi, kini tidak bisa digunakan lagi seperti semulanya.
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Ari Wibowo
TRIBUNSUMSEL.COM,PALI- Sejak satu pekan ini, kondisi aliran Sungai Rumbai di Desa Sepantan Jaya, dan Sungai Semamat terletak di Desa Gunung Raja, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tercemar minyak mentah milik Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field.
Paranya limbah minyak tersebut meluas dan memasuki ke perkebunan karet dan sawah warga setempat yang berada di tepian sungai tersebut.
Selain itu juga, limbah yang berada di sungai itu mencemari flora seperti tumbuhan di hutan dan fauna seperti ikan dan hewan lainnya terkena minyak mentah milik perusahan pelat merah itu.
Tidak hanya itu sungai yang menjadi tempat warga untuk melakukan aktivitas mandi, kini tidak bisa digunakan lagi seperti semulanya.
Pantaun Tribun, akar pohon dipinggiran sungai itu ditempeli minyak mentah yang berwarna hitam pekat dengan ketebalan bervariasi, selain itu juga di air sungai bercampur minyak dan tepian sungai terdapat gumpalan minyak.
"Kami tidak tahu tiba-tiba Sungai kami sudah dialiri minyak mentah berwarna hitam pekan, katanya minyak mentah itu bekas bocoran pipa milik Pertamina Pendopo," kata Hadam(63), Senin(29/2/2016).
Hadam dan warga lainnya, sangat dirugikan sekali dengan semburan minyak mentah bercampur ke air sungai, diantaranya mencemari sawah dan kebun karet yang dekat dengan tepian sungai.
"Sebagian ada kebun warga yang terkena minyak mentah, ini sangat merugikan kami, gara-gara sungai tercemar kami tidak bisa mandi di sungai, ikan saja mati di sungai itu, " keluh Hadam.
Ditambahkan, Camat Penukal Junaidi SE MM mengatakan, ada belasan hektar kebun karet dan sawah warga yang ikut tercemar akibat minyak mentah. Menurut jika minyak mentah yang bercampur di sungai tidak
ditanggulangi maka kerugian terus bertambah.
"Jadi saat ini masih ada genangan limbah minyak di aliran tersebut, dan warga meminta untuk tidak dibersihkan kalau belum ada kompensasi, tidak ada temu antara PT Pertamina Pendopo dengan warga maka penyebaran minyak itu akan terus meluas ke perkebunan warga," ungkap Junaidi.
Sementara Assisten Manager Legal & Relation PT Pertamina Pendopo Field, Tuti Dwi Patmayanti, ketika dihubungi Tribun melalui via handphone membenarkan minyak mentah tersebut milik line pipa pertamina. Namun, pihaknya sudah melapor ke pihak berwajib atas dugaan sabotase oknum yang tidak bertanggung membocori pipa itu.
"Ada tiga line pipa transfer Talang Akar menuju Pertamina Adera Field Pengabuan, di sabotase oleh oknum dan kita sudah melaporkan ke Polsek Penukal Abab," ujar Tuti.
Dia menambahkan, pihak sudah lama untuk membersihkan sungai itu. Namun, warga menolak karena mereka meminta ganti rugi terlebih dahulu sebelum di minyak mentah dibersihkan dari sungai.
"Kita tidak bisa berikan ganti rugi karena pipa itu di sabotase, kalau kita berikan ganti rugi, berarti kita melanggar dan saya yakini kejadian seperti ini akan terus terjadi, kita sudah rapatkan dengan pemerintah dan warga di wilayah tersebut untuk mencari jalan terbaiknya, tapi mereka tetap meminta ganti rugi, baru bisa membersihkan sungai itu," jelas Tuti.
Cp/ Warga menunjuk kondisi aliran Sungai Rumbai di Desa Sepantan Jaya, dan Sungai Semamat terletak di Desa Gunung Raja, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) yang terkena minyak mentah, Senin(29/2/2016)