Tambal Gigi di RS MMC, Pasien Ini Ditagih Rp 9 Juta

"Dokternya bilang, 'Ya sudah didiskon aja jadi 8 juta.' Tambah aneh bukan. Ini institusi rumah sakit, tapi kok main-main soal harga.

Facebook
Facebook Abigail Anggita Vela. 

Pemilik akun Facebook Abigail Anggita Vela menceritakan kekagetannya ditagih Rp 9 juta saat menambal gigi di Rumah Sakit MMC, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Menanggapi itu, dokter dan pihak rumah sakit membantah.

"Mohon maaf kita tidak bisa memberikan informasi apa-apa," kata Kepala Bagian (Kabag) Humas RS MMC, dr Cornelia, saat ditemui Kompas.com di RS MMC, Kamis (23/4/2015).

Menurut Cornelia, kasus tersebut merupakan urusan pihak rumah sakit dengan pasien terkait. Cornelia juga enggan memaparkan teknis penetapan tarif yang ada di rumah sakit tersebut.

"Itu urusan rumah sakit dengan pasien. Soal tarif, saya enggak hafal, belum tahu. Itu enggak bisa ditanyain," kata dia.

Ditemui terpisah, dokter yang menangani Abigail, dr Ingrid Tandiari, membantah jika dirinya telah menaikkan tarif secara sepihak. Dia mengatakan bahwa hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur penetapan tarif yang berlaku.

"Itu bukan tarifnya dinaikkan! Enggak usah dibesar-besarkan. Itu kan hanya soal pemberitahuan saja," ujarnya dengan nada meninggi.

Sementara itu, Abigail dalam akun Facebook-nya menceritakan bagaimana kronologi dia menambal gigi di RS MMC. Vela mengaku berobat ke RS MMC pada Senin (20/4/2015) pukul 11.45 WIB. Sebelum ditindak medis, dia sempat ditanyakan terkait keluhannya. Setelah itu, Vela dipersilakan duduk di kursi tindakan sambil meletakkan map plastik berisi formulir asuransi kantor yang diberikan oleh bagian pendaftaran.

"Disinilah semua itu berawal. Yakni ketika ada form asuransi Lippo Insurance," cerita dia dalam postingan yang terkoneksi dari media sosial Path.

Saat berada di kursi tindakan, Vela mengaku tidak pernah meminta untuk dilakukan beberapa tindakan medis dari dokter yang bersangkutan. Dalam hal ini, kata Vela, dia tidak meminta dokter untuk melakukan scaling dan mengebor gigi lainnya.

Setelah 45 menit berlalu, tindakan terhadap gigi Vela selesai. Ia pun diberikan slip pembayaran berwarna kuning dan ditulis tangan oleh asisten dokter. Rinciannya, ada tulisan Rp 2.000.000 + Rp 7.000.000 = Rp 9.000.000.

Namun, alangkah kagetnya Vela mendapati total biaya tersebut. Bahkan, ketika dia mencoba mengonfirmasi ke petugas kasir khusus loket asuransi, ia malah dilemparkan ke petugas lainnya.

"Petugas menjawab 'Itu bisa ditanyakan langsung ke petugas di ruangan dokternya, Bu'. Saya minta disambungkan via telepon untuk minta penjelasan, dia jawab 'Harus langsung, Bu. Kita biasanya ngga lewat telepon.' Disinilah keanehan itu makin menjadi-jadi," kata Vela menirukan ucapan petugas rumah sakit.

Tanpa banyak basa-basi, Vela pun menemui dokter yang menanganinya. Saat ia meminta rincian atas biaya Rp 9 juta yang ditagihkan, dokter malah menyuruh asistennya untuk membuat perincian.

"Dokternya bilang, 'Ya sudah didiskon aja jadi 8 juta.' Tambah aneh bukan. Ini institusi rumah sakit, tapi kok main-main soal harga. Tidak ada standarisasi harga atas jasa dokter dan tindakan disini," tuturnya.

Merasa kurang puas dengan respons dokter tersebut, Vela lantas kembali ke kasir dan minta disambungkan ke penanggung jawab rumah sakit. Namun, dia justru diarahkan ke ruang humas. Ia pun mengadukan kekecewaannya terhadap pelayanan petugas MMC dan dokter yang menangani keluhannya.

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Tags
Sakit Gigi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved