CITIZEN REPORTER
Mahasiswa Harus Pahami Arti Jihad yang Sesungguhnya
Padahal Nabi Muhammad mengajarkan untuk saling toleransi antar sesama pemeluk Agama yang berbeda. Jadilah orang yang selalu menebar kasih sayang.
INDRALAYA – Para mahasiswa diharapkan dapat memahami arti jihad yang sesungguhnya berdasarkan pandangan Islam. Hal ini dibahas secara keseluruhan dalam diskusi publik yang bertema "Dilematisasi gerakan Mahasiswa Islam Quovadis Jihad dalam perspektif dulu, kini dan yang akan datang", yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Fakultas Hukum bekerja sama dengan UKM Nardwah di halaman Kampus Universitas Sriwijaya Indralaya Ogan Ilir kemarin (12/3).
Acara yang diikuti oleh ratusan mahasiswa ini dihari langsung oleh Pembantu Rektor 3 Universitas Sriwijaya Prof dr Syarif Husen MS, para pembantu Dekan di beberapa fakultas yang ada di Unsri dan para narasumber yaitu PR3 IAIN RF Prof Dr Amin Suyitno MAg, pimpinan wilayah NU Sumatera Selatan, Dr M adil SH MH dan PR 1 Unsri Prof DrH Anissagap MSC.
“Kegiatan ini tujuannya adalah kita ingin meluruskan tentang pandangan mahasiswa dan yang lainnya tentang jihad yang pada dasarnya artinya adalah berjuang, jika namanya perjuangan maka kita hidup di dunia ini juga berjuang, kita lahir di dunia ini untuk berjuang. Sehingga jihad itu benar-benar sumber kehidupan ini, maka harus disesuaikan dengan panduan Agama Islam, apalagi menanggapi Isu yang berkembang saat ini baik di kampus kita dan bahkan permasalahan internasional seperti ISIS agar dapat diminimalisir melalui pemahaman tentang kata jihad yang sebenarnya sesuai dengan pedoman atau panduan dari agama Islam," kata Pembantu Rektor 3 Universitas Sriwijaya Prof dr Syarif Husen MS dalam sambutannya pada saat membuka acara diskusi public.
Sementara panitia pelaksana, Ayatullah Farhan dari Fakultas Hukum Unsri menyampaikan hal sama, dalam kegiatan ini pihaknya memberikan pemahaman kepada mahasiswa, jihad tidak perlu berperang, selain itu dalam acara ini juga diharapkan jiwa kritis mahasiswa Unsri makin meningkat.
"Sekarang ini jiwa kritis mahasiswa sudah makin menurun, selain itu semangat berorganisasi juga mengalami penurunan, karena itu melauui dialog ini kita berharap agar semangat berorganisasi mahasiswa makin meningkat. Sekarang ini mahasiswa banyak mahasiswa yang terjebak dalam pemahaman jihad karena itu diharapkan diskusi ini dapat memberikan pemahaman jihad yang sesungguhnya,” tuturnya.
Narasumber pertama diskusi publik adalah pengurus wilayah NU Dr M Adil SH dalam pengantar materi diskusinya mengatakan bahwa keberadaan mahasiswa jangan dilihat kuantitas atau jumlahnya namun lihatlah kualitasnya. Mengenai kata Jihad dalam pandangan agama, semua agama pada dasarnya semuanya mengajarkan kebenaran. Persoalannya adalah pemahaman keagamaan yang perlu diperbaiki.
Ia mencontohkan pada hasil tertimoni dimana hal ini terjadi pada salah satu mahasiswa yang pada awalnya sopan berpamitan dengan orang tuanya untuk ke kampus. Lalu pulangnya bisa berubah mengatakan orang tuanya adalah kafir hanya dalam waktu secepat mungkin, nah persoalannya ada apa dengan otak manusia yang sangat mudah dipengaruhi.
“Sebabnya jawabannya singkat saja, yaitu karena kita tidak pernah bertemu dengan Nabi, seperti para sahabat Nabi yang langsung bisa bertanya pada saat menghadapi berbagai permasalahan,” jelasnya.
Sementara kembali pada konsep Jihad, secara bahasa dalam arti yg sebenarnya adalah bersungguh-sungguh, bekerja keras, bisa juga berarti pengerahan segepa kemampuan untuk memperoleh sesuatu.
Pengertian jihad dalam istilah yang disebutkan jihad adalah pengerahan kemampuan untuk bersungguh-sungguh memerangi, musuh yang tidak tampak hal ini seperti diungkapkan Al Haspihani, musuh yang tidak nyata adalah kita harus mengusir dan mengendalikan hawa nafsu kita. Dan kalau musuh tampak adalah mereka yang memusuhi Islam, mereka yang melakukan perbuatan bertentangan dengan Agama Islam adalah musuh.
Jihad dalam Islam ini sifatnya difensif, dalam Islam seseorang belum boleh melawan sebelum dilawan, seperti setan boleh menggoda namun kita bisa tidak tergoda. Yang besar adalah jihad melawan hawa nafsu, karena itu perang badar saja dikatakan oleh Nabi Muhammad adalah jihad kecil karena bisa dihitung hasilnya dana sudah dipastikan ada awal dan akhirnya. Nabi Muhammad juga mengatakan yang paling baik Jihad itu adalah jihad pada saat menunaikan ibadah Haji.
“Mengkeritik pemimpin yang zalim juga bisa diartikan sebagai jihad, dengan menyampaikan melalui kata-kata yang baik melalui media masa, jihad juga bisa berbakti kepada orang tua karena tidak ada orang yang lahir ke dunia tanpa perantara ibu dan bapak kecuali Nabi adam karena manusia pertama dan Nabi Isa karena tidak ada bapak namun memiliki ibu. Jihad itu tidak pernah boleh berhenti sedetikpun, jihad itu harus terus menerus sampai hari kiamat kata nabi Muhammad,” jelasnya mengawali materi diskusi.
Sedangkan Narasumber kedua yaitu Pembantu rektor 3 Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Prof Dr H Amin Suyitno MAg menyampaikan Jihad di dunia para mahasiswa adalah mencari, sehingga para mahasiswa yang sedang memahami jihad lalu tersesat kemudian mencari lagi jalan yang lurusnya, kalau sudah ketemu jalan yang benar jangan lagi tersesat. Karena kalau sudah sesat tidak mau sendirian, yang sesat akan mengajak orang lain maka muncullah kata yang sesat dan menyesatkan ini jangan sampai terjadi.
Dalam Islam substansinya damai, sehingga jika ada yang mengaku Islam namun memenggal kepala orang, menimbulkan keributan kericuhan dan menciptakan kekacauan lalu mengaku Islam hal ini menurutnya perlu dipertanyakan Islam produk mana. Karena kalau dirunut maka orang yang seperti tadi jelas-jelas bukan Islam yang merupakan umat Nabi Muhammad.
“Kalau Islam yang sesungguhnya, Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad tanpa aksi maka tidak ada reaksi itulah Islam, Islam itu indah dan tidak mempersulit,” jelasnya.