Berita Palembang
Akibat Hirup Amonia PT Pusri, Banyak Anak Mual dan Muntah di Palembang, Warga 2 RT Mengungsi
Sejumlah warga RT 12 dan RT 13 di Kelurahan 1 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang merasa mual- mual akibat mengirup
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sejumlah warga RT 12 dan RT 13 di Kelurahan 1 Ilir Kecamatan Ilir Timur II Palembang merasa mual- mual akibat mengirup udara yang diduga gas amonia dari pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri).
Menurut warga, kejadian berlangsung hampir 2 jam, pada Kamis (1/11) malam, tidak seperti biasanya. Udara berbau sangat menyengat dan berdebu.
"Semalam debunya tebal nian dan bau nyengit, terpaksa banyak-banyak berwudu. Seperti pakai sabun saja," kata Marbot Masjid Sultan Agung Kelurahan 1 Ilir, Usman Matcit, Jumat (2/11).
Menurut Usman, kawasan Masjid Sultan Agung berjarak sekitat beberapa kilometer dari pabrik PT Pusri, selama ini baunya tidak terlalu menyengat dan debu tidak setebal itu.
"Biasanya tidak seperti ini dan cepat hilang. Tapi semalam cukup lama dari Magrib hingga jam 8 malam," terangnya.
Akibat kejadian tersebut, sebagian besar warga 2 RT di ring I pabrik PT Pusri memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman, terutama keluarga yang memiliki anak-anak.
Sementara pihak PT Pusri mengerahkan sejumlah mobil ambulans.
"Warga banyak mengungsi semalam ke daerah yang lebih aman. Soal ada yang dibawa ke rumah sakit, saya tidak tahu, tapi ada warga yang meninggal semalam," jelasnya.
Sarti (58), warga lainnya, menceritakan bau amonia merebak saat keluarga menggelar tahlilan suaminya, alm M Yamin (58). Rumahnya hanya dibatasi pagar dengan PT Pusri.
"Meski bau menusuk hidung, saya tetap bertahan menutup hidung pakai jilbab ini, tetap di samping jenazah bapak," katanya.
Bersamanya, ada belasan anggota keluarga yang terdiri dari anak anak, menantu dan cucu. Mereka bertahan didalam rumah untuk menjaga jenazah M Yamin yang wafat akibat serangan jantung.
Sementara suasana di luar, warga sekitar yang tengah menggelar tahlilan pergi sehingga tahlilan pun berhenti.
"Saya benar benar panik saat itu, mendadak semua berlarian, memang bau sangat tajam, sampai sampai cucu saya muntah muntah," katanya.
Yamin Wafat karena serangan jantung saat bekerja di sebuah perusahaan pelayaran di kawasan sungai batang, Palembang.
Suami Sarti sempat dilarikan dirumah sakit Pusri namun nyawanya tidak tertolong dan wafat pukul 16.00 WIB.