Berita Ogan Ilir
Polisi Diduga Bunuh Diri-Brigpol Apriadi di Makamkan Siang Tadi, Tinggalkan 3 Anak Masih Kecil
Brigadir Apriadi merupakan personel Direktorat Polisi Air (Polair) Polda Sumsel, pergi meninggalkan tiga buah hati yang masih kecil-kecil
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA-Tepat pukul 11.45 Selasa (2/10), jasad almarhum Brigadir Polisi Apriadi (31) yang diduga tewas karena bunuh diri dengan cara tragis, tiba di kampung halaman kedua orang tuanya di Desa Lubuk Sakti Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Saat tiba di rumah duka, jasad Brigadir Apriadi yang semasa hidup dikenal berkepribadian baik, ramah dan supel ini, disambut isak tangis para keluarga yang sejak pagi mendatangi rumah duka.
Orang tua dan sang isterinya tak henti-henti berurai airmata.
Baca: Warga Palembang Selamat dari Bencana Gempa dan Tsunami Palu, Umi Tak Mau Kembali Lagi
Baca: Cara Cek, Lapor dan Pengaduan Jika Belum Masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Brigadir Apriadi merupakan personel Direktorat Polisi Air (Polair) Polda Sumsel, pergi meninggalkan tiga buah hati yang masih kecil-kecil.
Anak pertama almarhum berusia 8 tahun (Kelas III SD), anak bungsu masih berusia 1 tahun.
Proses pemakaman di-TPU Desa Lubuk Sakti yang berjarak tak begitu jauh dari kampung halamannya tidak dilakukan secara militer.
Saat prosesi pemakaman, nampak hadir Direktur Ditpolair Polda Sumsel Kombes Pol Imam T beserta jajaran, rekan se-korps serta para kerabat.
Baca: Nilai Tukar Dollar Amerika Hari Ini Ditutup Melemah Rp 15.042, IHSG di Zona Merah Akhir Perdagangan
Baca: Tiga Makna Pidato Gubernur Sumsel Herman Deru di Depan Monpera, Ajak Wong Sumsel Junjung Keterbukaan
Menurut Kombes Imam, secara Kedinasan tidak ada masalah terhadap alm Apriyadi.
"Orangnya baik, hanya saja belakangan ini agak sedikit tertutup dari teman-temannya,’’ kata Kombes Imam.
Ditambahkan Imam, Brigadir Apriadi sudah 13 tahun bertugas di Polair dan baru satu tahun ini ditugaskan di Pos Banyuasin.
Sementara itu, Syaiful Wahab, paman dari Almarhum Apriadi mengatakan, dirinya merasa tidak percaya atas kepergian keponakannya secepat itu, apalagi meninggalnya dengan cara yang tidak wajar.
"Kami sekeluarga benar-benar terkejut dan terpukul, selama ini tidak ada tanda-tanda menunjukkan kalau Alm Apriadi punya masalah. Sebab orangnya sopan, tidak mudah tersinggung atau pemarah,’’ kata Syaiful.
Baca: Pakai Kereta Prabu Jaya Perjalanan Palembang-Prabumulih 175 Menit, Sekarang Ada Tarif Promo
Baca: Sama Seperti Asian Games Kontingen Asian Para Games Ditargetkan 16 Emas, Raih Emas 1,5 Miliar
Almarhum Apriyadi kata Syaiful merupakan anak bungsu dari empat bersauadara (Tapi nomor dua sudah meninggal duluan).
"Jadi Apriyadi merupakan tumpuan dan kebanggaan kedua orang tuanya bernama Arifin, karena dia yang satu-satunya menjadi Polisi alias bekerja," ujar Syaiful Wahab.
Senada disampaikan Kades Lubuk Sakti Usaini Yausin yang masih ada hubungan keluarga dengan Almarhum Apriyadi mengatakan, semasa hidup Almarhum orangnya supel, jujur dan mudah bergaul.
"Jadi penduduk desa tidak percaya kalau Almarhum bisa mengakhiri hidupnya dengan secepat ini, tidak ada masalah yang ditunjukkan pada Almarhum, Bahkan dia dipanggil sehari-hari oleh warga Desa bernama Ete, artinya sayang,’’kata Usaini Yausin.
Baca: VIDEO : Kisah Umi Warga Palembang yang Selamat dari Gempa dan Tsunami Palu.
Baca: Hari Batik Nasional-Jumputan Gambo Batik Khas Muba Trend Baru dengan Sentuhan Modern