Kisah Sutarmi, KWT Binaan Medco E&P, Keliling Dusun hingga Antarkan Anak Jadi Sarjana

Lima penerima manfaat tersebut, yakni KWT Mekar Jaya, KWT Mekar Sari, KWT Sumber Sari, KWT Subur Makmur, dan KWT Desa Giriyoso.

Sebelum mendapatkan binaan Medco E&P, masyarakat hanya mengandalkan penghasilan dari hasil kebun yang membuat tingkat ekonomi warga setempat cukup rendah.

Oleh karena itu, KWT di Desa Giriyoso berinisiatif membuka usaha, tetapi terkendala modal, pengetahuan, dan keterampilan.

"Kehadiran Medco E&P di Desa Giriyoso sangat dirasakan manfaatnya, khususnya bagi ibu-ibu. Selain menambah penghasilan, wanita di desa ini juga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, sehingga aktivitas mereka menjadi lebih kreatif dan menghasilkan," ungkap Kepala Desa Giriyoso, Ngatimin, SIP.

Medco E&P tidak hanya memberikan bantuan peralatan dan pendampingan kepada warganya, tetapi juga memberi bantuan berupa bibit yang menjadi bahan baku KWT, seperti jahe, lengkuas, dan pinang.

Iapun berharap, Medco E&P dapat memberi bantuan berupa pembuatan rumah oleh-oleh sebagai pusat belanja dan sarana jual beli produk yang dihasilkan KWT binaan perusahaan, agar pelaku UMKM Desa Giriyoso memiliki wadah memasarkan hasil produksi secara maksimal.

"Semoga juga ada pelatihan marketing bagi pelaku UMKM agar bisa memperluas jangkauan pemasaran hasil produksi dari Desa Giriyoso," harapnya.

Pendampingan oleh Medco E&P di Desa Giriyoso ternyata sudah dimulai sejak tahun 2018 dalam bidang ekonomi melalui program Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) untuk sayuran organik yang diberikan pada kelompok Aligator (Local Champion).

Saat itu, pendampingan yang diberikan, antara lain berupa pelatihan pengolahan tanah, pembuatan kompos, cara penanaman dan perawatan yang benar, serta pelatihan membuat serbuk untuk minuman segar dan makanan.

"Melalui program itu, setiap pekarangan rumah dapat ditanam oleh sayuran, bumbu dapur atau rempah, juga TOGA yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan menjadi bahan baku produksi. Tak hanya pelatihan, Medco juga memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk pengemasan produk serta bantuan bibit tanaman bagi warga," jelas Support Officer Relation Community Enhancement Medco E&P, Yudhia Karmina.

Di tahun 2019, perusahaan memberikan pelatihan pengenalan manfaat tanaman herbal di sekitar rumah warga yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan herbal, seperti serbuk japleng (minuman segar), kunyit asam, daun kelor, dan minyak VCO.

Tak hanya di bidang pertanian, pada tahun 2022, Desa Giriyoso kembali mendapatkan bantuan kolam terpal dan bibit ikan lele untuk pengembangan usaha abon lele untuk pemberian makanan tambahan (PMT) balita gizi kurang (stunting).

Pendampingan terus dilakukan hingga tahun 2025 yang telah mampu menjangkau hampir sebagian besar warga di Desa Giriyoso.

"Program sempat terhenti di tahun 2020-2021 karena Covid-19. Saat ini, beberapa produk dari Desa Giriyoso sudah mengantongi izin PIRT, seperti stik Lortule, abon lele, dan minuman japleng," katanya.

Yudha menjelaskan, pendampingan yang diberikan kepada KWT di Desa Giriyoso merupakan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di wilayah operasi perusahaan.

"Sebagai bagian dari industri hulu migas nasional, perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial dengan prinsip berkelanjutan. Sumber daya alam melalui energi yang dihasilkan harus mengalir dan memberikan dampak pada kemajuan masyarakat di wilayah operasi Medco E&P," ucapnya. 

Baca berita menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel