Berita Prabumulih

Batch Drilling, Inovasi Pengeboran Biaya Murah Hasil Melimpah dari PHR Zona 4

Tampak juga di lokasi tersebut ada empat sumur bor yang telah beroperasional berjejer dengan jarak sekitar 5 meter tiap sumur

Penulis: Edison | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Edison
BATCH DRILLING - Para pejerja saat melakukan aktivitas di rig PDSI #41.3/N110U di lokasi sumur pengeboran PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Regional 1 Benuang Kabupaten Pali. 

Sementara itu, Drilling Supervisor PHR Zona 4, Reza mengatakan di rig tersebut total ada 140 pekerja dan diawal pengerjaan batch drilling sempat menemui kendala disebabkan inovasi tersebut baru pertama diterapkan di lapangan Sumatera khususnya PHR Zona 4.

"Kendala kita diawal-awal setting sempat mengalami hambatan karena ini project pertama dan baru pertama menerapkan skema batch drilling, sehingga para pekerja perlu penyesuaian. Namun kemudian berjalan lancar dan alhamdulilah hingga sumur ke empat tidak ada kendala," tuturnya.

Reza mengatakan di areal Benuang tersebut memiliki jarak sekitar 25 meter untuk lima sumur atau 5 meter jarak antar sumur dan untuk kedalaman memiliki variasi sehingga yang minyak dan gas yang tersedot ada di lapisan masing-masing.

"Sumur-sumur ini juga tidak menggunakan mesin penyedot namun gravitasi yang langsung dialirkan ke stasiun pengumpul. Pengeboran di rig ini menggunakam skema batch drilling ini lebih efesien dan menghemat 15 persen biaya. Rig walking ini sendiri satu-satunya yang diterapkan di Pertamina wilayah Sumatera," jelasnya.

Dukung Swasembada Energi Nasional

Terpisah, General Manager PHR Zona 4, Djudjuwanto mengungkapkan Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 terus mendorong inovasi sektor hulu migas untuk mendukung program swasembada energi nasional. Salah satu terobosan strategis yang diterapkan adalah teknik 'batch drilling' di Lapangan Benuang yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi pengeboran, menekan biaya operasi secara signifikan, dan memperkuat nilai keekonomian proyek.

"Batch drilling mengurangi tingkat kompleksitas kegiatan operasi dan meminimalkan risiko HSSE, terutama pada operasi yang berdekatan dengan sumur produksi aktif (SIMOPS). Kegiatan operasi yang terpusat di satu area juga menurunkan potensi gangguan sosial di sekitar lokasi pengeboran," ungkap Djudjuwanto.

Batch drilling sendiri merupakan metode pengeboran beberapa sumur dari satu lokasi yang sama, dengan setiap fase operasional dilakukan secara berurutan. Teknologi drilling rig dengan sistem skidding atau walking memungkinkan pemindahan menara dan peralatan dari satu sumur ke sumur lainnya tanpa perlu melakukan rig down. 

Pendekatan ini selaras dengan transformasi operasional Pertamina yang mendukung visi Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Penerapan metode ini memberikan dampak langsung terhadap percepatan produksi nasional. Dengan proses yang lebih terstruktur, efisiensi mobilisasi dan demobilisasi peralatan meningkat, penggunaan ulang lumpur pengeboran menjadi mungkin, dan kurva pembelajaran operasional pun semakin tajam. 

"Hasilnya, pengeboran lebih cepat, hemat biaya dan minim risiko. Secara teknis, metode ini memungkinkan kegiatan seperti Make-Up Drill Pipe, Bottom Hole Assembly dan MIRU-Rig Down dilakukan satu kali untuk beberapa sumur sekaligus," kata GM PHR Zona 4.

Keberhasilan implementasi batch drilling di Lapangan Benuang menjadi bukti nyata komitmen PEP Zona 4 terhadap operational excellence dan perbaikan berkelanjutan. 

Inovasi batch drilling ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran meskipun disatu sisi dituntut untuk tetap meningkatkan produksi minyak dan gas (Migas) dalam jumlah tinggi untuk mencapai swasembada energi.

"Melalui batch drilling ini efisiensi tinggi dan pengurangan biaya per sumur menjadi faktor penting dalam meningkatkan produktivitas energi nasional secara berkelanjutan dan itu berhasil dilakukan," lanjutnya.

Keberhasilan batch drilling wilayah operasional PT Pertamina EP (PEP) Adera Field itu bahkan ditinjau langsung oleh Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Oki Muraza. Pada kesempatan itu, Oki Muraza mengapresiasi tinggi atas pencapaian produksi yang diraih PEP dan PHE di Zona 4. 

Keberhasilan batch drilling baginya tidak hanya meningkatkan efisiensi, namun juga sebagai strategi penting dalam upaya percepatan produksi. Karena itu, Oki Muraza mendorong agar metode ini dapat direplikasi di lapangan dan zona lain agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas. 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved