Berita OKU Timur

Lewat Cabai Rawit, Petani di Mulyasari OKU Timur Gantungkan Harapan Ekonomi, Berharap Panen Melimpah

Panen yang melimpah bisa berarti rezeki besar bagi keluarganya. Namun di sisi lain, risiko gagal panen atau harga jatuh juga selalu menghantui.

Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Choirul Rahman
MERAWAT TANAMAN CABAI -- Samiyono (46), petani cabai rawit asal Desa Mulyasari, Kecamatan Belitang Mulya, Kabupaten OKU Timur, tengah merawat tanamannya, Jumat (12/09/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA – Di lahan sederhana berukuran 30 x 30 meter miliknya di Desa Mulyasari, Kecamatan Belitang Mulya, OKU Timur, Sumsel. Samiyono (46) menaruh harapan besar.

Bukan hanya soal hasil panen cabai rawit, tetapi juga masa depan ekonomi keluarganya.

Bagi Samiyono, cabai bukan sekadar tanaman.

Setiap batang yang tumbuh hijau di atas tanah itu adalah peluang untuk memperbaiki taraf hidup. 

“Mudah-mudahan panennya nanti bisa melimpah. Kalau hasilnya bagus, saya bisa tambah biaya sekolah anak-anak dan kebutuhan rumah tangga,” ucapnya sambil menatap deretan tanaman cabai di kebunnya, Jumat (12/09/2025).

Sebagai petani kecil, Samiyono merasakan langsung naik-turunnya harga cabai di pasaran.

Panen yang melimpah bisa berarti rezeki besar bagi keluarganya. Namun di sisi lain, risiko gagal panen atau harga jatuh juga selalu menghantui.

Baca juga: Daftar Harga Cabai di Sejumlah Pasar Musi Rawas, 12 September 2025, Naik Cukup Signifikan

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Pulau Mas Empat Lawang Naik Drastis, Sentuh Rp 68 Ribu Per Kilo

Meski demikian, optimisme tetap menguat.

Warga desa percaya, dengan kerja keras para petani, Mulyasari dapat berkembang menjadi salah satu penopang produksi cabai rawit di Kabupaten OKU Timur.

“Kalau hasilnya bagus, bukan hanya keluarga saya yang terbantu. Warga lain juga bisa ikut merasakan dampaknya, karena cabai ini kebutuhan semua orang,” tambah Samiyono.

Sehari-hari, Samiyono dan istrinya bergantian merawat tanaman cabai.

Meski lahan yang digarapnya tak luas, kerja kerasnya menjadi bukti bahwa tekad seorang petani bisa memberi arti besar bagi keluarga.

Kondisi harga cabai yang fluktuatif kerap membuat Samiyono cemas. Namun, ia memilih untuk tetap optimis.

“Harapan saya, hasilnya bagus, bisa jadi tambahan penghasilan. Dengan begitu, ekonomi keluarga bisa lebih tenang,” tambahnya.

“Namanya petani, ya pasti ada pasang surutnya. Kadang harga tinggi, senang sekali rasanya, tapi kalau harga jatuh, bingung juga mau bagaimana. Tapi saya tidak bisa menyerah," pungkasnya. 

Dibalik kesederhanaan kebun cabainya, tersimpan cerita perjuangan seorang ayah yang berusaha sekuat tenaga agar keluarganya bisa hidup lebih baik.

 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved