TNI Tewas Dianiaya Senior

Minta Keadilan Anak yang Diduga Dianiaya Senior, Ibu Prada Lucky Bersimpuh di Kaki Pangdam Udayana

Ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Pangdam Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto dengan mata

POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
MOHON - Ibu kandung almarhum Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto. Ia memohon keadilan bagi anaknya, Senin, (11/8/2025) di rumah duka Lucky Namo, Kelurahan Kuanino Kota Kupang. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ibu Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Pangdam Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto dengan mata berkaca-kaca.

Sebagai bentuk permohonan keadilan atas kematian anaknya yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT, Sepriana Paulina Mirpey bersimpuh di kaki Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto. 

Mencuri perhatian dan membuka kembali sorotan publik terhadap dugaan kekerasan di lingkungan militer, aksi haru pada Senin (11/8/2025) siang itu.

Mayjen TNI Piek Budyakto, yang mulai menjabat pada 14 Maret 2025, menggantikan Mayjen TNI Muhammad Zamroni.

Sebagai Pangdam IX/Udayana, ia memimpin wilayah komando yang mencakup Bali, NTB, dan NTT, termasuk menangani kasus-kasus penting seperti kematian Prada Lucky.

DIANIAYA SENIOR TNI- Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dan ibunda, Epi Seprina. Prajurit TNI AD sempat mengadukan penyiksaan yang diterimanya dari seniornya kepada sang ibunda, dianiaya jika tak hafal nama
DIANIAYA SENIOR TNI- Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dan ibunda, Epi Seprina. Prajurit TNI AD sempat mengadukan penyiksaan yang diterimanya dari seniornya kepada sang ibunda, dianiaya jika tak hafal nama (Facebook/Eppy Mirpey)

Paulina menangis histeris saat Mayjen TNI Piek Budyakto dan rombongan tiba di rumah duka di Kelurahan Kuanino Kota Kupang.

Piek secara khusus datang ke kediaman Lucky untuk menyampaikan duka cita. Sementara, Paulina memohon keadilan untuk anaknya. 

Diketahui, Prada Lucky Namo menjadi korban kekerasan yang diduga akibat penganiayaan oleh seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo. 

Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) bermarkas di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT.

Mbay adalah pusat pemerintahan dan aktivitas utama di Kabupaten Nagekeo.

Batalyon ini dibentuk sebagai bagian dari program percepatan pembangunan wilayah terpencil dan perbatasan, dengan personel yang juga berperan sebagai pasukan pekerja: petani, nelayan, tukang, dan lainnya.

Dalam bahasa Nagekeo Selatan:

Waka nga berarti karakter, wibawa, martabat, aura wajah

Mere berarti besar Nama ini mencerminkan harapan agar prajurit yang bertugas memiliki jiwa ksatria, bermartabat, dan berwibawa tinggi.

Sayangnya, makna luhur ini tercoreng oleh kasus penganiayaan terhadap Prada Lucky, yang justru terjadi di satuan yang menyandang nama penuh nilai tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved