Berita Palembang
Kelangkaan Solar Subsidi Meluas. SPBU di OKI Kuota Habis, Lubuklinggau Macet Akibat Antrean Pengepul
Para pengemudi, mulai dari sopir truk angkutan barang hingga pemilik mobil pribadi, menjerit karena kesulitan mendapatkan bahan bakar vital ini.
Ringkasan Berita:
- Kelangkaan solar bersubsidi melanda Kabupaten OKI dan Kota Lubuklinggau.
- Di OKI, pasokan solar di SPBU terhenti total hingga pengemudi terpaksa membeli solar eceran mahal, sementara di Lubuklinggau antrean panjang terjadi akibat pengepul.
- Gubernur Sumsel Herman Deru meminta Pertamina mencari solusi distribusi baru agar krisis dan antrean tidak semakin parah.
TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi kini meluas di jalur lintas Sumatra, menimbulkan dampak serius di dua wilayah berbeda, yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan (Sumsel).
Para pengemudi, mulai dari sopir truk angkutan barang hingga pemilik mobil pribadi, menjerit karena kesulitan mendapatkan bahan bakar vital ini.
Keluhan di OKI: SPBU Kosong Total dan Terpaksa Beli Dexlite
Di Kabupaten OKI, kelangkaan solar bersubsidi dirasakan cukup parah. Pengemudi truk muatan besar asal Kota Tangerang, Bayu, mengaku sudah mencari solar sejak dari Jambi.
"Saya mulai dari Jambi sampai ke Kramasan (Palembang) tadi masih tidak mendapatkan solar," ujar Bayu, ditemui Tribunsumsel.com di SPBU Kayuagung pada Selasa (11/11/2025) siang.
Bayu mengaku sudah mendatangi lebih dari 10 SPBU hari itu, tetapi semuanya kosong. Akibatnya, truk Isuzu Giga yang ia kemudikan, yang membutuhkan sekitar 200 liter solar per perjalanan, terpaksa mengandalkan solusi darurat dengan membeli solar eceran menggunakan jeriken di jalan.
Pengemudi mobil pribadi, Fery, juga mengeluhkan hal serupa. Karena solar subsidi tidak tersedia, ia terpaksa merogoh kocek jauh lebih dalam untuk membeli bahan bakar non-subsidi (Dexlite) agar bisa melanjutkan perjalanan.
"Selisihnya jauh. Kalau solar Rp6.800, ini (Dexlite) Rp14.200. Biasanya sekali mengisi Rp150.000 bisa dapat solar 22 liter. Ini hanya dapat 10 liter saja," tegas Fery, yang merasa anggaran perjalanannya terpukul oleh harga yang lebih dari dua kali lipat.
Pengurus SPBU 24.306.169 Kayuagung, Saudi Alvian, membenarkan bahwa pengiriman solar telah terhenti total selama satu minggu terakhir. Ia menjelaskan, hasil konfirmasi dari Sales Branch Manager (SBM) Pertamina menyebutkan bahwa kuota telah mencapai batas.
"Arahan dari SBM Pertamina, dia akan koordinasi dengan BPH Migas (Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi)," kata Alvian. Dalam kondisi normal, SPBU ini menerima 16.000 liter (16 KL) hingga 24.000 liter (24 KL) per hari.
Baca juga: Sudah Berhari-hari Solar Langka di Lubuklinggau, Antrean Panjang Truk di SPBU Bikin Jalanan Macet
Baca juga: Gegara Antre Solar, Koboi Jalanan Tembak 2 Warga Banyuasin, 1 Tewas, 1 Kritis, Senyum Saat Ditangkap
Keluhan di Lubuklinggau: Antrean Mengular Akibat Pengepul
Sementara itu, di Kota Lubuklinggau, masalah solar berpusat pada antrean yang sangat panjang. Beberapa SPBU, seperti di SPBU Megang Kecamatan Lubuklinggau Utara, mengalami antrean truk yang mengular hingga memakan bahu jalan dan menimbulkan kemacetan.
Andi, seorang pemilik truk, mengaku heran dengan antrean yang semakin parah. Ia bahkan harus datang seusai salat Subuh dan baru mendapat giliran menjelang siang hari.
"Kami ini lama antrean karena banyak pengepul (pembeli untuk jualan eceran), jadi kadang mereka kalau sudah beli jumlah banyak," ungkap Andi, Selasa (11/11/2025).
Andi berharap Pertamina menindak para pengepul karena waktu para sopir habis di jalan hanya untuk mengantre. "Sementara kami harus mencari nafkah," keluhnya.
Pemerintah Provinsi Minta Pertamina Cari Formula Lain
Terkait masalah kelangkaan solar yang meluas ini, Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru mengatakan telah memanggil pihak Pertamina untuk mencari solusi konkret.
"Terkait bahwa subsidi itu ada batasan-batasannya (pembatasan), saya setuju, saya sepakat. Tetapi, tolong carikan formula lain bagi Pertamina yang punya tanggung jawab untuk mengelola distribusi BBM ini," kata Deru, Senin (10/11/2025).
Menurut Deru, jika metode distribusi tidak dibenahi, antrean panjang ini tidak hanya memacetkan lalu lintas dan mengganggu usaha di sekitar SPBU, tetapi juga menaikkan biaya transportasi yang pada akhirnya akan dibebankan kepada masyarakat.
"Ini persoalannya bukan antrean lagi, tapi sudah kemanusiaan," tegas Deru, meminta Pertamina bekerja sama dengan Kepolisian, Dishub, dan semua pihak terkait untuk mengatasi antrean panjang.
Sementara itu Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan Sumbagsel, Rusminto Wahyudi mengatakan, akan mengecek lebih dulu terkait pasokan solar yang kosong selama satu minggu ini di OKI.
"Kami cek dulu datanya," kata Rusminto. (Tribunsumsel.com)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
| Mengenal Milagos, Produk Air Minum Kemasan Sebagai Air Alkali Dengan PH Tinggi |
|
|---|
| Catat! Daftar 135 Kalender Pariwisata di Palembang Tahun 2026, Jangan Sampai Terlewatkan |
|
|---|
| Syarat Menjadi Agen Lion Parcel, Anak Muda di Palembang Sukses Raih Omzet Ratusan Juta Sambil Kuliah |
|
|---|
| Semarak HUT ke-14, NasDem Sumsel Gelar Cek Kesehatan, Donor Darah dan Bagikan 2.000 Paket Sembako |
|
|---|
| Tertipu Rp 7 Juta Modus Like Video TikTok, Mahasiswi di Palembang Lapor Polisi, Ungkap Modus Pelaku |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Kelangkaan-Solar-Subsidi-Meluas-SPBU-di-OKI-Kuota-Habis-Lubuklinggau-Macet-Akibat-Antrean-Pengepul.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.