Berita Palembang
Perikanan Terintegrasi Naikan Gizi Anak dan Tingkatkan Ekonomi
Program perikanan terintegrasi yang dikembangkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional Plaju membawa perubahan bagi warga Sungai Gerong
TRIBUNSUMSEL.COM -- Program perikanan terintegrasi yang dikembangkan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Plaju bersama Pemerintah Kabupaten Banyuasin membawa perubahan nyata bagi masyarakat Desa Sungai Gerong.
Melalui pendekatan kolaboratif antara Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), Pemerintah Desa Sungai Gerong dan kelompok perempuan dari UMKM Jasmine Suger dalam bentuk makanan berbasis ikan air tawar.
Sehingga dengan kalaborasi ini sektor perikanan air tawar di Desa Sungai Gerong kini tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi baru di wilayah tersebut.
Learning Center Untuk Pokdakan
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melakukan kalaborasi bersama dua pokdakan yaitu Pokdakan Tunas Makmur dan Pokdakan Barokah untuk membentuk learning center yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas anggota pokdakan dalam melakukan budidaya ikan air tawar.
Pertamina melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Banyuasin, Universitas PGRI Fakultas Perikanan & Kelautan dan Balai Riset Nasional (BRIN) untuk melakukan pengembangan kapasitas para anggota pokdakan seperti pelatihan pemijah, pembuatan pakan secara mandiri sehingga dapat meningkatkan margin keuntungan para pembudidaya ikan.
Seperti diketahui budidaya ikan seperti ikan patin seringkali menghadapi tantangan besar terkait biaya pakan yang tinggi dan risiko kematian ikan yang signifikan.
Contohnya, biaya pakan untuk 1.000 ekor patin selama tiga bulan bisa mencapai Rp 1,5 juta, dengan penggunaan sekitar 100 kilogram pelet.
Dari permasalahan inilah Pertamina mencoba mencari solusi untuk meningkatkan margin pembudidaya ikan dengan cara melatih para anggota pokdakan dengan membuat pakan pelet secara mandiri dengan memanfaatkan limbah usus ayam atau ikan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pelet, karena limbah usus ayam dan ikan kaya akan protein.
Selain itu dalam hal ini Pertamina sendiri memberikan bantuan mesin pembuat pelet.
Selain itu juga para anggota pokdakan diberikan pelatihan dalam pengembangan tanaman Indigofera yang dapat digunakan sebagai campuran bahan baku pakan ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan dapat membantu mengurangi biaya produksi.
Yudi, seorang angota kelompok Pokdakan Tunas Makmur sangat merasakan manfaatnya dari program perikanan terintegrasi yang digagas oleh PT KPI.
Kehadiran Pertamina membawa perubahan nyata bagi masyarakat Sungai Gerong.
Pertamina konsisten memberi ilmu dan pendampingan kepada anggota pokdakan, sehingga para anggota paham bagaimana melakukan budidaya ikan yang benar dari pemijahan, pembuatan pakan mandiri dan perawatan untuk budidaya ikan hingga panen.
“Kami sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini sehingga dapat menambah ilmu tentang budidaya ikan. Dengan pelatihan dari Brin ini kami belajar cara mengelola kolam, pakan, dan air dengan benar,” kata Yudi, salah satu anggota Pokdakan Tunas Makmur, Minggu (26/10/2025).
Dia menambahkan setelah menerima dan menerapkan ilmu, anggota pokdakan pun membagikan ilmu yang didapat kepada masyarakat luas.
Selain itu juga dengan kalaborasi Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Belida Musi Lestari oleh PT Kilang Pertamina Internasional ini dirancang sebagai sistem yang saling terhubung dari hulu hingga hilir.
Di mana bagian hulu, masyarakat mengembangkan sentra pembenihan ikan lele, gurame, patin, nila disertai inovasi produksi pelet mandiri serta budidaya cacing sutera dan kutu air sebagai sumber pakan alami.
Sementara di bagian proses, terdapat zona pengembangan budidaya ikan nila, udang kaca, dan tanaman Indigofera sebagai pakan alternatif, lengkap dengan inovasi food waste pellet serta instalasi solar cell untuk mendukung efisiensi energi .
Adapun di bagian hilir, masyarakat mengolah hasil panen menjadi produk siap jual seperti ikan asap, stik ikan, dan kerupuk ikan.
Di kawasan ini juga berdiri Learning Center dan Posyandu Desa Sungai Gerong yang menjadi pusat edukasi dan pelayanan masyarakat, menegaskan bahwa keberlanjutan tidak hanya berbicara tentang lingkungan, tetapi juga tentang peningkatan gizi untuk kualitas hidup manusia dan Ekonomi sebagai sumber pendapatan masyarakat di desa tersebut.
Inovasi IMTA Untuk Budidaya Perikanan
Limbah budidaya ikan selama ini menjadi tantangan besar bagi pembudidaya.
Sisa pakan dan feses yang menumpuk di dasar kolam sering menurunkan kualitas air, memicu penyakit, dan mencemari lingkungan.
Di sisi lain, biaya pakan serta kebutuhan air segar terus menekan ekonomi pelaku usaha perikanan.
Menjawab persoalan itu, Kilang Pertamina Plaju menghadirkan inovasi ramah lingkungan melalui sistem Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA).
Metode budidaya berkelanjutan ini mengusung pendekatan bio-treatment dengan prinsip ekonomi sirkular, memanfaatkan limbah non-B3 dari kilang sebagai material pendukung untuk mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai.
Dalam sistem IMTA, limbah nutrien ikan berupa sisa pakan dan feses dialirkan ke media budidaya cacing sutera.
Cacing berperan sebagai biofilter alami yang memakan bahan organik dan menyaring air.
Air hasil penyaringan kemudian dikembalikan ke kolam utama, sehingga mampu menghemat penggunaan air hingga 60 meter kubik per tahun.
Tak hanya menghasilkan air bersih, cacing sutera juga memberi nilai ekonomi tambahan sebagai pakan alami untuk benih ikan.
Sementara endapan lumpur dari media budidaya diolah kembali menjadi pupuk organik bagi tanaman Indigofera, yang bernilai tinggi sebagai pakan ternak dan ikan.
Dengan inovasi ini, satu siklus budidaya mampu menghasilkan tiga komoditas sekaligus: ikan konsumsi, cacing sutera, dan Indigofera.
Sistem multi-tropik ini terbukti lebih efisien dibandingkan pola budidaya konvensional, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem perairan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya.
Naikkan Gizi, Cegah Stunting
Selain meningkatkan pendapatan petani ikan, program ini juga berdampak langsung pada pola konsumsi masyarakat.
Kini warga memiliki akses lebih mudah terhadap sumber protein hewani segar dan terjangkau.
Setiap kegiatan posyandu pada setiap bulannya anak-anak dan ibu hamil menerima olahan ikan sebagai tambahan gizi.
Menurut Masnun, Ketua Kader Posyandu Sekar Melati, para kader kini tak hanya melayani kesehatan dasar, tetapi juga berperan sebagai jembatan antara program perikanan terintegrasi dan perbaikan gizi keluarga.
“Ikan kami beli dari Pokdakan Tunas Makmur atau Barokah. Kadang juga ada sedekah ikan dari kelompok budidaya untuk diolah Bersama dan dibagikan kepada anak-anak dan ibu hamil,” kata Masnun.
Ia menambahkan, program ini bukan hanya meningkatkan pendapatan petani ikan, tapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal. Warga kini bisa memperoleh sumber protein segar langsung dari kolam budidaya di sekitar desa.
Setiap kegiatan posyandu juga menjadi ajang edukasi gizi. Para kader mengajarkan cara mengolah ikan dengan praktis dan lezat, sambil menjelaskan pentingnya protein hewani bagi tumbuh kembang anak.
“Bagi kami, ikan bukan sekadar hasil panen, tapi harapan untuk anak-anak agar tumbuh sehat dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.
Ikan Salai ‘Pale’ : Inovasi dari Dapur UMKM
Hasil nyata lain dari program ini adalah produk ikan salai “Pale” yang diproduksi oleh UMKM Jasmine Suger.
Kelompok yang digerakkan oleh ibu-ibu desa ini berinovasi mengolah ikan patin dan lele segar menjadi ikan asap premium dengan harga jual Rp120 ribu per kilogram.
Ketua UMKM Jasmine Suger, Novita Sari mengatakan program perikanan terintegrasi membuat perempuan setempat lebih berdaya.
“Kami mengolah ikan dengan gotong royong. Dulu hanya membantu suami, sekarang kami bisa membantu keuangan keluarga,” katanya.
Namun, proses pengasapan tradisional sempat menimbulkan persoalan lingkungan akibat asap pekat dari pembakaran kayu.
Untuk mengatasi hal itu, Kilang Pertamina Plaju menghadirkan Sistem Kondensasi Ikan Asap, adaptasi dari teknologi Crude Distillation Unit (CDU) unit utama di kilang minyak.
Teknologi ini mengubah asap pembakaran menjadi asap cair (liquid smoke) melalui sistem kondensasi berpendingin air.
Cara ini membuat proses pengasapan menjadi lebih bersih dan efisien, dengan peningkatan kapasitas produksi hingga 30 persen.
“Inovasi ini lahir dari kompetensi inti kilang kami di bidang distilasi dan kondensasi. Kami berupaya menciptakan nilai tambah bagi masyarakat melalui teknologi yang ramah lingkungan,” jelas Siti Fauzia, Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT KPI Plaju.
Novita mengakui, inovasi ini membuat produksi jauh lebih bersih.
“Dulu asap dari tungku sering membuat sesak dan menghitamkan dinding rumah. Sekarang hampir tak ada asap yang keluar. Prosesnya lebih cepat dan hasil ikan lebih tahan lama,” ungkapnya.
Kini, perikanan di Sungai Gerong menjadi ekosistem kehidupan baru sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat dari kolam pembenihan hingga meja makan keluarga, seluruh rantai nilai saling terhubung.
Hadirnya program ini membuktikan bahwa keberlanjutan dapat berjalan berdampingan antara pemberdayaan ekonomi, peningkatan gizi, dan tetap memperhatikan pelestarian lingkungan.
Dari kolam kecil di desa, lahir harapan besar bagi masa depan anak-anak Sungai Gerong yang lebih sehat dan sejahtera.
Baca berita menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
| Kasus Flu di Sumsel Meningkat, Ahli Mikrobiologi : Bukan Corona, Tapi Influenza Musiman |
|
|---|
| Travel Tak Khawatir Tergerus Umrah Backpacker, AMPHURI Tegas Ibadah Butuh Bimbingan dan Sistem Resmi |
|
|---|
| Siap-siap Air PDAM Bakal Mati di 6 Wilayah di Palembang Selama 1x24 Jam Besok, Ini Daftarnya |
|
|---|
| Ratu Dewa Berpotensi Bakal Rombak Sejumlah Pejabat yang ada di Pemkot Palembang |
|
|---|
| Tak Seperti Jalan Tol, Pengendara Ngeluh Tol Kayuagung-Palembang Layaknya Proyek yang Baru Dibangun |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.