Berita Palembang
Tak Diragukan Lagi, OJK hingga Pengusaha Kompak Dorong Ekosistem Kopi Sumsel Mendunia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Selatan (Sumsel) terus mendorong agar kopi Sumsel mendunia dengan terus mendorong ekosistem kopi.
Penulis: Hartati | Editor: Sri Hidayatun
Pemilik kopi Mertuaku, Diky Kurniadi mengatakan pasar kopi Sumsel saat ini terus tumbuh dan membuka peluang bisnis kopi semakin menjanjikan.
Dia menyediakan koi asli Sumsel yakni Robusta dan Arabika yang awalnya adalah usaha mertuanya dan kini dia jalankan sendiri dan percaya diri dengan produk kopinya.
"Walau bukan barista, tapi percaya setiap kopi punya ciri khas dan keunikan sendiri sendiri yang membuat bisnis kopi kian kompetitif saat ini dan karena keunikan itulah kopi Mertuaku punya pasarnya sendiri hinga kini," kata Diky.
Sementara itu Nadya Safitri Utari pemilik kopi Loer juga merasakan manfaat promosi Kopi Sumsel yang getol dilancarkan saat ini.
Membuat kopi Sumsel menjadi tuan rumah di rumah sendiri dan Kopi Loer sendiri hingga kini sudah punya empat cabang dan akan segera menambah cabang ke lima bulan depan.
Semua informasi yang diperlukan untuk membangun usaha abik koneksi, modal, cara kerja dan lainnya semua tersedia secara daring dan terbuka dengan sangat mudah, semua ada tinggal gali saja mulailah dengan pengetahuan sebanyak-banyaknya dan mulai jalankan usahanya juga jangan menyerah.
"Kompetisi di industri kopi ini sehat dan kompetitif karena banyak usaha yang buka setiap waktu membuktikan bahwa peluang bisnis kopi kian menjanjikan," ujarnya.
Sedangkan Izan Muhazan punya mimpi membawa kopi Sumsel mendunia dengan punya coffee shop di Amerika suara saat ini.
Menurutnya jangan takut punya mimpi tinggi karena mimpi gratis dan bisa jadi pemicu semangat untuk mewujudkannya.
Kopi Agam Pisan sendiri katanya punya filosofi mendalam yakni artinya sangat disukai, dia ingin membuat kopi disukai semua semua orang dari hulu ke hilirnya agar industri kopi punya manfaat besar bagi masyarakat.
Dia ingin mengubah mindset anak muda atau anak daerah bahwa dulu jadi kebanggaan bekerja di kota, tapi mindset itu diubah bahwa jadi petani kopi juga bukan pekerjaan memalukan justru menjanjikan.
Kopi punya nilai jual tinggi, bahkan banyak anak muda yang sukses jadi pengusaha kopi dan ini bisa jadi pemicu mengubah mindset jangan malu jadi petani.
Sebab percuma ada kopi jika tidak ada regenerasi, maka akan musnah karena tidak ada penerusnya.
"Saat ini petani itu rata-rata sepuh, kalau tidak ada penerus generasi muda maka kejayaan kopi Sumsel akan tinggal namanya saja," kaya Iyan.
Baca berita lainnya di google news
Sumsel Bakal Pecahkan Rekor Dunia Besok, 25 Ribu Guru Ikuti Webinar AI Menuju Indonesia Emas 2045 |
![]() |
---|
Saksi Mata Ungkap Detik-Detik Kecelakaan Maut di RE Martadinata Palembang, Kepala Terbentur Aspal |
![]() |
---|
Kecelakaan Tragis di Jalan RE Martadinata Palembang, Pengendara Sepeda Listrik Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Lagi Tagih Utang, Nenek di Palembang Jadi Korban Penganiayaan, Pelaku Terganggu Saat Korban Cek-cok |
![]() |
---|
SMKN 8 Palembang Ajak Masyarakat Berpetualang Lewat Wisata Linimasa Inovasi Teknologi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.