Berita Palembang
Martabak Viral di Palembang Milik Abah Kodir, Hitungan Menit Ratusan Porsi Terjual
Setiap hari Jumat, di halaman dalam Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Joyo Wikrama, Palembang sebuah pemandangan menarik selalu terlihat.
Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setiap hari Jumat, di halaman dalam Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Joyo Wikrama, Palembang sebuah pemandangan menarik selalu terlihat.
Puluhan orang mengantre di depan gerobak sederhana milik Abah Kodir (62).
Bukan untuk membeli peci atau tasbih seperti yang dulu ia jajakan, melainkan demi mencicipi martabak telur kentang buatannya yang lezat dan viral.
Dalam hitungan menit, lebih dari 200 martabak habis terjual.
Abah Kodir, yang merupakan warga Kuto, mengungkapkan rasa syukurnya. "Alhamdulillah, naik turun, kadang naik...kadang turun," ujarnya sambil tersenyum.
Saking cepatnya warga yang telat tidak kebagian lagi.
Meskipun harga bahan baku terus meningkat, Abah Kodir tetap mempertahankan harganya di Rp10.000 per porsi.
Sebagai siasat, ia hanya sedikit mengurangi ukuran martabaknya agar tetap bisa dijangkau oleh semua kalangan.
Martabak Abah Kodir memiliki cita rasa yang berbeda dari martabak pada umumnya.
Jika martabak telur biasa disajikan dengan kuah kari, martabak Abah Kodir justru menggunakan cuko pempek sebagai pelengkapnya.
Ukurannya yang besar dan padat, namun tetap empuk, membuat pembeli merasa puas.
"Enak, lezat, gurih, dan mantap! Makan satu langsung kenyang," kata Oktaf, seorang jemaah asal 8 Ulu yang rutin salat Jumat di Masjid Agung.
Baca juga: Kisah Pilu Pedagang Martabak di Sidoarjo Ditipu Konten Kreator, Diberi Beras 5 kg Cuma untuk Foto
Baca juga: Tunda Panaskan Kuah Martabak, Desi Warga Palembang Dianiaya Adik Kandung, Langsung Lapor Polisi
Hal senada juga diungkapkan oleh Heri, seorang pekerja asal Sekip, yang mengaku ketagihan setelah mencoba martabak ini untuk kali kedua.
Selain martabak, Abah Kodir juga menjajakan pempek ikan seharga Rp3.500 per buah.
"Pempek sebagai pelengkap saja, tapi rasanya enak asli daging ikan," jelas kakek empat cucu ini.
Sudah dua tahun Abah Kodir beralih profesi dari penjual peci menjadi penjual martabak, dan keputusannya itu terbukti tepat.
Dagangannya selalu laris manis setiap Jumat.
Namun ketika ditanya jika ada pembeli nakal tidak bayar, Abah berucap biarlah kita ikhlas.
"Alhamdulillah berapa kita bawa, habis. Kita biasa gelar dagangan pada hari Jumat pukul 11.00 persis depan pintu masuk gerbang depan," tandasnya.
Aktivitas berjualan di halaman Masjid Agung setiap hari Jumat bukanlah hal baru. Area ini telah menjadi semacam pasar tradisional, di mana banyak pedagang UMKM menjajakan dagangan mereka, mulai dari kuliner khas Palembang hingga pakaian muslim.
"Di situ ada juga yang jual lenggang pakai telor bebek, harganya Rp 12.000, tapi rasanya enak sekali," ungkap salah seorang penjaga sandal.
Pemandangan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para jemaah dan pengunjung.
Selesai menunaikan salat Jumat, mereka bisa langsung menikmati suasana ramai dan mencicipi berbagai kuliner yang dijajakan, menciptakan harmoni antara kegiatan ibadah dan tradisi berdagang yang sudah berlangsung lama.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam whatsapp Tribunsumsel.com
Sejumlah Wilayah di Sumsel Sulit Melihat Gerhana Bulan Total, Bakal Diguyur Hujan 3 Hari Beruntun |
![]() |
---|
Alasan Gaji Kecil, Ayah 1 Anak di Palembang Gelapkan Ban di Tempat Kerja, Ngaku Bayar Kontrakan |
![]() |
---|
Cek Pasokan dan Harga, Mentan dan Mendagri Tinjau Penyaluran Beras SPHP di Pasar KM 5 Palembang |
![]() |
---|
Musim Pancaroba, Pedagang Pasar 10 Ulu Palembang Keluhkan Harga Cabai, Antara Untung dan Cemas |
![]() |
---|
Awalnya Lari Pagi, Pria di Palembang Ditemukan Tertelungkup Meninggal Dunia, Diduga Serangan Jantung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.