Berita Viral
'Dek, Abang Berangkat’, Ucapan Terakhir Arjuna Sebelum Tewas Dikeroyok di Masjid, Pamit Cari Nafkah
Cahaya Amonta, adik Arjuna Tamaraya masih teringat jelas momen terakhir saat sang kakak berpamitan hendak merantau ke Sibolga, kini tewas dikeroyok
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Ringkasan Berita:
- Arjuna Tamaraya tewas dikeroyok 5 pelaku saat istirahat di masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara
- Korban sempat pamit ke adiknya mencari nafkah di laut
- Pihak keluarga pun meminta para pelaku diberikan hukuman setimpal dan hukum berlaku seadil-adilnya.
TRIBUNSUMSEL.COM - Kematian Arjuna Tamaraya yang tewas menjadi korban aksi pengeroyokan yang dilakukan lima pelaku di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) pada Jumat (31/10/2025)), menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Arjuna sosok abang yang bertanggung jawab bagi adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh.
Cahaya Amonta, adik Arjuna masih teringat jelas momen terakhir saat sang kakak berpamitan hendak merantau ke Sibolga.
Baca juga: VIDEO Tukang Sate Tuduh Arjuna Curi Kotak Infak di Masjid Agung Sibolga, Dikeroyok hingga Tewas
Pasca meninggalnya sang ayah pada pertengahan tahun 2025, Arjuna mengambil peran sebagai kepala keluarga.
Anak kedua dari empat bersaudara itu terakhir berkomunikasi dengan adiknya pada Rabu (29/10/2025).
"Abang pamit ke saya lewat telepon. Saya saat itu sedang di perpustakaan. Ia bilang, “Dek, abang berangkat ya selama tiga bulan ikut kapal Viser.” Saya jawab,
“Hati-hati ya bang, baik-baik di sana.”
"Ia juga bilang agar saya menjaga diri di Banda Aceh. Saya tanya kapan pulang, katanya mungkin sebelum puasa, sekitar bulan Januari. Itu terakhir kami teleponan," ungkap Cahaya mengenang percakapan almarhum kakaknya, kepada Serambinews.com, Rabu (5/11/2025).
Dikatakan Cahaya, Arjuna sendiri seharusnya masih ikut boat nelayan untuk menangkap ikan di laut, namun ia heran mengapa bisa ke masjid.
Arjuna bisa berada di laut selama tiga bulan, kadang satu minggu atau dua belas hari.
"Sebenarnya abang bilang hari Rabu itu berangkat ke laut. Tapi tidak tahu kenapa bisa ada di Masjid Agung," ujar Cahaya.
"Kami tidak tahu kalau abang tidur di masjid. Ia biasanya ngekos di Sibolga, bayar per bulan. Karena rencana mau melaut, ia tidak bayar kos dan memilih istirahat di masjid, tepatnya di kawasan Gudang Tobu," sambungnya.
Cahaya menuturkan sebenarnya ada keluarga di Sibolga, namun kakaknya merasa malu menumpang untuk tidur lantaran sudah sering meminta tolong.
"Mungkin karena sudah sering ditolong, ia merasa tidak enak. Jadi ia memilih tidur di masjid. Saat kejadian, abang dipukul di kepala dan perutnya diinjak. Saya sendiri belum sanggup menonton videonya," katanya.
Baca juga: Tindak Tegas Pelaku, Jusuf Kalla Kecam Aksi Pengeroyokan Arjuna Hingga Tewas di Masjid Sibolga
Cahaya mengaku tak menyangka kakaknya pergi dalam kondisi yang mengenaskan dikeroyok di masjid.
Ia baru mengetahui kabar kematian kakaknya itu dari beredarnya informasi di grup WhatsApp.
"Saya tidak menyangka ada orang yang tega mengeroyok abang saya sampai meninggal. Padahal ia hanya menumpang istirahat di masjid. Siapa pun berhak istirahat di masjid. Bahkan untuk ke toilet pun kita kadang permisi ke masjid.
Saya sangat terpukul dan tidak terima. Apakah pelaku tidak berpikir jika keluarganya diperlakukan seperti itu?," bebernya,
Pihak keluarga pun meminta para pelaku diberikan hukuman setimpal dan hukum berlaku seadil-adilnya.
"Harapan saya kepada penegak hukum, agar kasus ini diselesaikan dengan tuntas. Berikan hukuman yang setimpal, dengan jujur dan sebaik-baiknya," tegasnya.
Kronologi
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban menjelaskan bahwa korban adalah seorang musafir yang hendak beristirahat di masjid.
Namun, seorang pelaku berinisial ZP alias A (57) melarang korban tidur di sana.
Arjuna tetap ingin beristirahat sehingga memicu kemarahan ZP yang kemudian memanggil empat kawannya, termasuk HB alias K (46) dan SS alias J (40).
Peristiwa bermula saat korban Arjuna Tamaraya hendak beristirahat di area Masjid Agung Sibolga untuk menunggu waktu subuh tiba.
Tiba-tiba seorang pelaku berinisial ZP Alias A (57), melarang korban untuk tidur di area dalam masjid.
Beberapa saat kemudian, ZP melihat korban tetap beristirahat di dalam masjid.
Merasa tersinggung, ZP lantas memanggil empat temannya, termasuk pelaku berinisial HB Alias K (46) dan SS Alias J (40).
Para pelaku lantas memukul dan menyeret tubuh korban keluar.
Dalam keadaan tak berdaya, kepala korban terbentur di anak tangga masjid.
Keberingasan para pelaku tak berhenti di sana.
Tubuh korban pun diinjak dan dilempar menggunakan buah kelapa.
"Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," kata Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban dilansir dari Tribunmedan.com, Minggu (2/11/2025).
Setelah itu, para pelaku membiarkan begitu saja tubuh korban di tepi jalan dan beberapa jam kemudian tubuhnya ditemukan orang yang melintas.
"Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," kata Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban dilansir dari Tribunmedan.com, Minggu (2/11/2025).
Setelah itu, para pelaku membiarkan begitu saja tubuh korban di tepi jalan dan beberapa jam kemudian tubuhnya ditemukan orang yang melintas.
Marbot masjid, Alwis Janasfin Pasaribu (23) bergegas ke lokasi setelah melihat rekaman CCTV ada orang berkerumun di area parkir melalui CCTV.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Dr FL Tobing Sibolga untuk mendapatkan pertolongan medis.
Namun, nyawanya tak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB.
Tukang Sate Provokator
Pengeroyokan itu rupanya dipicu oleh fitnahan seorang tukang sate yang menuduh Arjuna Tamaraya mencuri kotak infak di masjid.
Jefri merupakan penjual sate di belakang masjid agung.
Adapun kelima tersangka pengeroyokan yakni Chandra Lubis alis CL (38), Rismansyah Efendi Caniago alias REC (30), Zulham Piliang alias ZP (57), Hasan Basri alias HB (46) alias Kompil, dan Syazwan Situmorang alias SS (40) sudah ditangkap pihak kepolisian.
Hal tersebut diketahui dari pengakuan saksi mata berinisial MZ yang diwawacarai Tribunmedan.com, selasa (4/11/2025).
MZ merupakan warga sekitar lokasi kejadian. Ia tak mau identitasnya terungkap karena alasan kenal dengan para pelaku.
Bermula dari Kompil, satu dari lima pelaku dini hari itu mengaku mendengar Arjuna teriak di Masjid Agung Sibolga.
"Jadi ceritanya si Kompil inilah yang pertama kali melihat korban di dalam masjid. Dia dengar teriakan dan ternyata itu dari korban," ucap MZ
Setelah mendengar teriakan itu, Kompil kemudian memanggil rekannya Jefri alias Cokme.
Jefri merupakan penjual sate di belakang masjid agung.
Dari mulut Cokme si penjual sate. Ia memanggil keponakannya bernama Juan, dan dua pelaku lainnya, Risman dan Iccan.
"Jefri alias Cokme masuk ke masjid. Dia kemudian pergi untuk memanggil tiga pelaku lainnya," katanya.
Mereka langsung menghajar hingga menyeret korban.
Padahal sebelumnya, Arjuna hanya lah seorang musafir yang hendak istirahat di masjid.
Arjuna bahkan sempat diberikan makan nasi goreng oleh sang penjual untuk mengisi perut.
Sebelumnya, dari rekaman CCTV, korban usai dianiaya sempat diseret pelaku keluar masjid.
Ia kemudian ditemukan warga tergeletak dengan kondisi luka robek dibagian pelipis wajah di halaman Masjid Agung Sibolga, Kelurahan Pasar Belakang, Kota Sibolga.
Pria asal Kelurahan Kalangan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) sempat dilarikan warga ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sibolga.
Namun nyawanya tidak dapat tertolong. Arjuna dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB.
Kasus pengeroyokan hingga tewas tersebut lalu dilaporkan ke pihak kepolisian dengan nomor: LP/A/8/X/2025/SPKT.SATRESKRIM/POLRES SIBOLGA/POLDA SUMUT, pada tanggal 31 Oktober 2025.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
| Tuduh Korban Mencuri dan Panggil Warga, Penjual Sate Jadi Provokator Penganiayaan di Masjid Sibolga |
|
|---|
| Awal Mula Kakek Tarman Diduga Tampung 5 Wanita Iming-imingi Bisnis Cengkeh, Ngaku Kaki Tangan Bos |
|
|---|
| Fakta Baru Kakek Tarman Pemberi Mahar Cek Rp3 M, Diduga Tampung 5 Wanita Diimingi Bisnis Cengkeh |
|
|---|
| Gebrakan Baru Ahmad Sahroni Siap Bangun Rumahnya Lagi usai Dijarah Massa, Klaim Tak Pernah Korupsi |
|
|---|
| VIDEO Tukang Sate Tuduh Arjuna Curi Kotak Infak di Masjid Agung Sibolga, Dikeroyok hingga Tewas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.