Kakak adik di Kendal

Gaya Hidup 2 Kakak Adik di Kendal Sebelum Ditemukan Lemas 26 Hari Tak Makan, Mampu dan Suka Bergaul

Jauh sebelum ditemukan lemas 26 hari tak makan, Putri dan Intan dua kakak adik di Kendal dikenal hidup berkecukupan bersama kedua orang tuanya.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
(KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN)
KAKAK ADIK LEMAS : Kondisi Putri Setia Gita Pratiwi (23) terkulai lemas di RS PKU Muhammadiyah Boja Kendal, Senin (3/11/2025). Ia bersama adiknya, Intan Ayu Sulistyowati (17), dirawat di rumah sakit karena tidak makan hampir sebulan dan hanya minum air. Jauh sebelum ditemukan lemas 26 hari tak makan, Putri dan Intan dua kakak adik di Kendal dikenal hidup berkecukupan bersama kedua orang tuanya. 
Ringkasan Berita:
  • Sebelum ditemukan lemas 28 hari karena tak makan, Putri dan Intan dikenal hidup berkecukupan
  • Keduanya merupakan anak seorang pekerja kebun sawit dan ibu PKK
  • Dua kakak adik di Kendal ini dikenal anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, hingga temani jasad sang ibu

 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kehidupan Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17), dua kakak adik warga Dusun Songopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal sebelum ditemukan terkulai lemas 28 hari karena tak makan, jauh dari kesusahan.

Pilunya kini keduanya menjadi anak yatim piatu pasca ditinggal kedua orang tuanya untuk selama-lamanya.

Putri dan Intan dikenal sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Bahkan, hingga keduanya ditemukan lemas pun masih setia menemani jasad sang ibunda, Setianingsih (51)  yang diketahui sudah meninggal membusuk sejak Senin, (13/10/2025).

Baca juga: Pesan Ibu 2 Kakak Adik di Kendal Sebelum Meninggal, Dilarang Keluar Berujung Lemas 28 Hari Tak Makan

Jauh sebelum ini, Putri dan Intan hidup berkecukupan bersama kedua orang tuanya.

Putri menceritakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia di Kalimantan pada 2017.

Mereka hidup dari uang pesangon sang ayah yang dulu bekerja di perkebunan sawit di Kalimantan.

Sejak itu, keluarga mereka pindah ke Boja pada 2019 dan dikenal mampu.

Hingga beberapa bulan terakhir, keluarga mereka menjadi tertutup sebelum sang ibu ditemukan meninggal dunia.

Hal tersebut turut dibenarkan oleh Kepala Desa Bebengan, Wastoni yang mengatakan sosok Setianingsih dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan desa.

"Kalau keluarga itu warga melihatnya sebagai orang mampu. Karena biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak dibawa ke rumah," kata Wastoni ditemui Tribunjateng.com, Senin (3/11/2025) sore.

“Ibu dulu aktif di PKK, sering bantu tetangga. Tapi sejak beberapa bulan ini, jarang keluar,” tambahnya.

Namun, sejak beberapa hari terakhir, Wastoni menemukan gelagat berbeda dari kedua anaknya.

Setianingsih mulai jarang keluar rumah.

"Kalau keluarga itu warga melihatnya sebagai orang mampu. Karena biasanya sebulan sekali beli bahan makanan satu becak dibawa ke rumah," 

Baca juga: Bupati Kendal Soroti Kasus Kakak Beradik Tahan Lapar 28 Hari Disamping Jasad Ibu, Singgung Empati

Selang beberapa hari kemudian, Wastoni mendapati laporan warga bahwa Setianingsih telah meninggal dalam kondisi jenazah yang sudah membusuk.

Kejadian itu terungkap setelah warga mencium aroma busuk dari dalam rumah.

Warga juga melihat kerumunan lalat berada di dekat jendela kaca rumah.

Namun saat akan masuk, ternyata pintu rumah dikunci dan diganjal menggunakan kursi.

Setelah dibuka perlahan, warga kemudian bertanya ke Putri Setia Gita Pratiwi untuk melihat ibunya yang diduga mengalami sakit.

"Ditanya sama warga, ibunya di mana. Terus dijawab itu didalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," terangnya.

Setianingsih ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di rumahnya, Dukuh Somopuro RT 7 RW 7, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Sabtu (1/11/2025).

Putri mengaku mulai tidak makan sejak 4 Oktober 2025 ketika ibunya jatuh sakit. 

Sampai dengan Senin (3/11/2025) kemarin, kakak beradik itu masih dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Boja.

Pesan Terakhir Ibu

Di balik itu rupanya, keduanya setia menemani jasad sang ibunda, Setianingsih (51)  yang diketahui sudah meninggal membusuk sejak Senin, (13/10/2025).

Sebelum meninggal dunia, Setianingsih sempat menitipkan pesan kepada kedua anak gadisnya itu melarang agar tidak keluar rumah.

Pesan tersebut bermaksud agar tidak merepotkan tetangganya.

Sampai akhirnya, sang ibu meninggal pun mereka tidak memberitahukan kabar duka tersebut kepada para tetangga.

“Ibu tidak ingin merepotkan tetangga. Pesan itu, kami pegang. Saya dan adik, tidak memberi tahu tetangga,” kata Putri.

Putri menutup rapat rumah. Ia dan adiknya tidak keluar membeli makanan dan hanya minum air sumur yang direbus.

Hingga pada Sabtu (1/11/2025), tetangga mendobrak pintu rumah setelah mencium bau tidak sedap.

Saat itu, sudah 28 hari kakak beradik tersebut tidak makan apapun dan hanya mengonsumsi air putih.

Baca juga: Lemas 28 Hari Tak Makan, 2 Kakak Adik di Kendal Ternyata Dapat Pesan Sebelum Ibu Meninggal Dunia

Wastoni pun langsung memanggil pihak kepolisian serta warga untuk mengevakuasi jenazah.

Setelah dievakuasi, kedua anak Setianingsih juga kini dirawat di RSI Boja Kendal dengan kondisi tubuh yang terkulai lemas kekurangan nutrisi.

"Itu langsung saya panggil pak polisi, dan ramai," imbuhnya.

Alami masalah psikis

Dokter di RS PKU Muhammadiyah Boja, Arfa Bima Firizqina mengungkapkan kondisi Putri Setia Gita Pratiwi dan Intan Ayu Sulistyowati yang terkulai lemas setelah tak makan hampir sebulan. 

Kedua kakak beradik itu, sebelumnya tak makan sesuap nasi pun dan hanya meneguk air sumur yang direbus di rumahnya. 

Aktivitas itu dilakukan sampai ibunya bernama Setianingsih (51) ditemukan meninggal membusuk pada Sabtu (1/11/2025).

"Iya, keduanya mengalami kekurangan berupa kesadaran psikiater," katanya ditemui di RS PKU Muhammadiyah Boja Kendal, Senin (3/11/2025) sore.

Dokter Arfa mengungkapkan, saat pertama kali dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Boja, keduanya dalam kondisi lemas.

Adiknya, Intan bahkan sudah tidak sadarkan diri. Sedangkan Putri masih sadar namun terkulai lemas.

Setelah dilakukan pemeriksaan awal, kedua korban tak mengalami kekurangan kadar gula meskipun sudah tidak makan nasi hampir sebulan. 

"Tidak ada tanda kurang gula tapi mengalami dehidrasi. Dan tim medis menemukan kedua pasien lemas saat dibawa ke sini pada Sabtu kemarin," ujarnya.

Dia menerangkan, pihaknya masih kesulitan untuk proses asesmen karena keterangan dari Putri selalu berubah. Sedangkan Intan mengalami kesulitan berbicara.

"Waktu dianalisa jawabannya selalu berubah," imbuhnya.

Saat ini, pihaknya masih fokus untuk memulihkan kondisi fisik kedua kakak beradik yang kini telah ditinggal ibunya tersebut.

Di sisi lain, pihaknya juga akan terus memantau kondisi psikiater keduanya, dan berkoordinasi dengan dokter psikiater.

"Dirawat sampai sini untuk pemulihan fisik sekitar seminggu. Tapi untuk kejiwaan, kami konsultasikan dengan dokter lain di bidangnya," tambahnya.

Akan Diajak Pelatihan Kerja

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari pun langsung menjenguk kedua kakak beradik itu yang kini masih menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.

Bersama rombongan, bupati yang akrab disapa Tika datang didampingi Kepala Dinas Sosial Kendal, Muntoha.

Tika mengaku prihatin atas kejadian ini. Dia mengatakan, kondisi fisik sang kakak (putri) berangsur membaik meskipun terkadang kondisi psikisnya masih belum stabil.

"Setelah masuk ke sini, itu berangsur membaik. Kemarin kakanya susah diajak komunikasi, sekarang sudah bisa meski kadang-kadang meski masih berubah-ubah,"

"Karena mungkin psikis dan fisik belum bisa menerima keadaan yang menimpanya." katanya, Senin (3/11/2025), dikutip Kompas.com.

Jika keduanya sudah sehat, mereka akan dititipkan ke panti pelatihan agar mendapatkan keterampilan kerja. 

Dyah Kartika Permanasari mengatakan, Putri dan Intan -kakak beradik tersebut- merupakan anak yang berbakti kepada orangtua. 

Ia telah memerintahkan Dinas Sosial Kendal untuk menangani keduanya, termasuk memberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri.

Rencana mereka bakal dititipkan ke panti agar mendapatkan keterampilan kerja. 

"Nanti akan dititipkan ke Panti Margi Utomo. Di situ akan diberi keterampilan kerja,” katanya.

Setelah pelatihan, Pemkab akan memberi peralatan kerja agar mereka bisa berkarya dari rumah. 

Mbak Tika sapaan akrab bupati- juga berpesan agar setelah pulih, keduanya mau berinteraksi dan meminta bantuan tetangga jika mengalami kesulitan.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved