Hacker Bjorka Ditangkap

Awal Mula Kemunculan Hacker Bjorka yang Kini Ditangkap, Kerap Gonta-ganti Nama, Beraksi Sejak 2022

Nama Bjorka pertama kali mencuat pada Agustus 2022. Ia mengunggah 26 juta data pelanggan IndiHome ke forum Breached.to. Pernah Doxing Pejabat Publik

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
KOMPAS.COM/ GALUH PUTRI RIYANTO
HACKER DITANGKAP- Nama Bjorka pertama kali mencuat pada Agustus 2022. Ia mengunggah 26 juta data pelanggan IndiHome ke forum Breached.to. Pernah Doxing Pejabat Publik 

Data itu ditawarkan senilai 10.000 dolar AS.

Baca juga: Hacker Bjorka Buat Heboh, Pria Ini Make Up Wajahnya Mirip Bjorka, Warganet Ngakak : Batagor

Jejak Berlanjut hingga 2025

Meski aktivitasnya sempat mereda, nama Bjorka kembali mencuat setelah polisi menangkap WFT pada September 2025 di Sulawesi Utara.

Ia diduga terkait akses ilegal dan kebocoran data nasabah sebuah bank swasta.

Deretan nama yang diganti 

Wakil Direktur Reserse Siber AKBP Fian Yunus menekankan bahwa WFT telah mengeksplor dark web sejak 2020. 

Fian menjelaskan bahwa di dark web, sejumlah akun anonim menjual berbagai jenis data, termasuk data pribadi hasil peretasan dan serangan ransomware. 

Namun, aparat penegak hukum internasional, yakni Interpol, FBI, serta kepolisian Prancis dan Amerika Serikat menutup platform dark web yang digunakan WFT. 

“Sehingga si pelaku ini akan lompat dari satu aplikasi dark web ke aplikasi dark web yang lain. Tetapi perangkat bukti digital yang kita temukan itu masih tersimpan di dalam perangkat-perangkat tersebut dalam bentuk jejak digital,” ujar Fian.

“Nah untuk yang sekarang kita bisa melihat secara kasat mata, pelaku ini aktif di dark forum, namanya darkforum.st itu sejak Desember 2024 dengan nama Bjorka,” tambah Fian.

Pada bulan yang sama, WFT mengganti nama menjadi SkyWave. Selanjutnya, pada Maret 2025 ia kembali mengubah nama menjadi ShinyHunter, dan pada Agustus 2025 berganti lagi menjadi Opposite 6890.

“Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama-perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya email atau nomor telepon atau apa pun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak,” ungkap Fian.
 
Tidak Lulus Sekolah

Fian menegaskan, WFT bukan merupakan seorang ahli Information Technology (IT).

“Hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun, sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT,” ucap Fian.

Saat melancarkan aksinya, Herman memastikan bahwa WFT beraksi seorang diri di rumahnya tanpa bantuan orang lain.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved