Berita Viral

Nasib Yai Mim Eks Dosen UIN Malang Usai Diusir dari Rumahnya, Kini Tinggal di Hotel Berpindah-pindah

Terungkap tempat tinggal Imam Muslimin atau Kiai Imim (Yai Mim) dan sang istri usai diusir dari rumahnya.

Tangkapan layar Youtube Intens Investigasi
YAI MIM - Terungkap tempat tinggal Imam Muslimin atau Kiai Imim (Yai Mim) dan sang istri usai diusir dari rumahnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap tempat tinggal Imam Muslimin atau Kiai Imim (Yai Mim) dan sang istri Rosida Vignesvari usai diusir dari rumahnya.

Adapun pengusiran itu terjadi setelah ia berseteru dengan tetangganya, Nurul Sahara, pemilik rental mobil.

Kini Yai Mim tinggal dibuah hotel.

Yai Mim mengaku sebelum tinggal di hotel ia sempat ditinggal di salah satu tempat yang berada di Malang.

"Saya tinggalnya di hotel pindah-pindah setelah pengusiran ini. Selama ini saya sudah kontrak hotel tapi gak bisa saya sebut namanya, saya sementara di tia syariah di Joyogren Malang,," kata Yai Mim, dilansir Youtube Intens Investigasi, Kamis (2/10/2025).

"Saya sudah kontrak selama setahun hotel satu kamar, murah alhamdulillah, tapi selama belum dapat hotel saya tinggal di tia syariah mobil saya pun disana," sambungnya.

PERSETERUAN- Istri Yai Mim, Rosyida Vigneswari selalu mendampingi suaminya dan turut pasang badan di tengah perseteruan sang suami dengan tetangganya, Nurul Sahara
PERSETERUAN- Istri Yai Mim, Rosyida Vigneswari selalu mendampingi suaminya dan turut pasang badan di tengah perseteruan sang suami dengan tetangganya, Nurul Sahara (Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo)

Sebelumnya, Yai Mim dan istrinya, Rosida Vignesvari diusir dari kediamannya di Perumahan Joyogran Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang, Jawa Timur.

Mulanya setelah perselisihan terjadi, RW setempat menanyakan terkait identitas Yai Mim dan istri.

Sebab, alamat di KTP Yai Mim dan Istri bukan di Perumahan Joyogran, melainkan tertulis dari kelurahan lain.

Baca juga: Reaksi Sahara Usai Yai Mim Bongkar Kedekatan dengan Sosok Ini: Jangan Menuduh Tanpa Bukti 

Oleh karena itu, menurut Rosida, Pak RW menyarankan agar Yai Mim dan istri segera mengubah alamat di KTP dan KK.

"Jadi setelah ada cekcok, Pak RW bilang, 'Anda penduduk mana?' pertanyaan seperti itu, saya bilang 'ya penduduk sini'."

"'KTP mana? KTP masih belum di sini, 'yaitu salahmu, itu kesalahan fatal, makanya segera pindah KTP'," kata Rosida menirukan ucapan Pak RW, dikutip Tribunnews.com dari tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Rabu (1/10/2025).

Rosida menjelaskan, ia belum mengurus berkas kepindahan karena alasan keberangkatannya ke Tanah Suci untuk melakukan ibadah haji tahun ini.

"Jadi gini, saya penduduk di Joyogran tapi KTP saya ikut mama saya di kelurahan lain, kenapa waktu awal pindah (rumah) gak segera pindah (mengurus berkas kepindahan)."

"Karena menyangkut saya mau haji, menyangkut data saya di Kemenag dan sebagainya, maka saya pending," jelasnya.

Atas saran dari Pak RW, dan Rosida juga telah melakukan ibadah haji, maka ia dan sang suami memutuskan mengurus berkas kepindahan ke Perumahan Joyogran.

"Akhirnya kami segera mengurus ke kelurahan untuk pindah KTP dan KK, nah butuh tandatangan Pak RT kan," terangnya.

Di sinilah masalah baru muncul. Ketua RT menolak memberikan tanda tangan diberkas kepindahan Yai Mim.

Pak RT menyebut, Yai Mim ditolak menjadi warga Perumahan Joyogran. Penolakan itu disebut datang dari warga setempat.

"Begini Pak Yai Mim, Anda ini ditolak jadi warga sini, saya tidak mau tanda tangan itu. Bukan saya yang nolak tapi seluruh warga," kata Yai Mim menirukan ucapan Ketua RT.

Bahkan, ada surat yang sudah ditandatangani menyatakan warga menolak Yai Mim dan istri tinggal di lingkungan Joyogran.

Yai Mim menyebut, penolakan itu diinisiasi oleh Ketua RT, Ketua RW, Ketua Takmir, Sahara dan Sofian (suami Sahara).

"Tidak apa-apa, saya ditolak, diusir kalau itu kesepakatan warga. Jadi yang inisiatif untuk mengumpulkan warga adalah Pak RT dan Pak RW serta Ketua Takmir, Sahara dan suaminya," bebernya.

Yai Mim menambahkan, ada 25 orang yang menandatangani penolakan dirinya menjadi warga setempat.

Cuplikan Permintaan Maaf Sahara

Sebelumnya, momen menarik terjadi di podcast Denny Sumargo setelah menyampaikan permintaan maaf kepada Yai Mim.

Permintaan maaf tersebut disampaikan Nurul melalui sambungan telepon bersama sang suami.

Hal tersebut terlihat dari cuplikan Instagram Story yang menampilkan preview podcast Denny Sumargo bersama keluarga Sahara yang belum ditayangkan, pada Rabu, (1/9/2025).

Dalam video yang terlihat masih dalam proses editing di layar komputer Denny Sumargo, terlihat awal mula percakapan tersebut.

Denny terlebih dahulu berbicara dengan Yai Mim melalui telepon, dan terdengar suara Yai Mim menjawab.

Dialog pun terjadi antara Nurul Sahara dan Yai Mim.

"Assalamualaikum," ucap Nurul Sahara memulai pembicaraan.

Sahara meminta maaf atas perkataannya yang kasar hingga menimbulkan kegaduhan.

"Waalaikumsalam, piye Mba Sahara, sehat?" jawab Yai Mim menyambut.

"Saya mohon maaf atas omongan saya yang kasar, perkataan saya yang kurang baik kepada panjenengan," tutur Nurul Sahara dengan suara terdengar penuh penyesalan.

Sayangnya, video tersebut terhenti di situ.

Denny Sumargo pun meminta warganet untuk memvoting apakah podcastnya bersama pihak Sahara itu layak untuk ditayangkan.

Tak sedikit yang berkomentar dan berpendapat agar tidak perlu ditayangkan sebagai bentuk tidak memberi panggung kepada Sahara.

"Ga usah tayang bang... Ada tetangga Sahara di tempat tinggal sebelumnya yang speak up kalo Sahara dak suaminya di daerah sebelumnya yang masih deket situ juga ( Rt 8 Joyogrand ) memang bermasalah sama tetangga... Sering berisik ampe tengah malem bahkan ampe dini hari dan warga situ akhirmya berembug dan Sahara disuruh pindah dan pindahkan ke sebelah Yai Mim itu... Eh bermasalah juga disitu...," kata netizen.

"NO… GA PERLU TAYANG BANG… ga usah dikasih panggung mbak2 gurun ini.. sumpah ga respect bgt sama mbak2 itu," timpal yang lain,

Yai Mim Siap Perang Lawan Sahara

Konflik antara Mantan dosen UIN Malang, Yai Mim dengan Nurul Sahara semakin memanas.

Yai Mim menegaskan tak akan membuka pintu damai untuk Nurul Sahara, tetangganya usai ribut diduga persoalan lahan.

Yai Mim mengungkapkan dirinya tidak pernah menuntut agar tetangganya itu meminta maaf.

Sebaliknya, ia menuturkan bahwa secara pribadi tidak pernah menganggap Sahara bersalah.

"Secara pribadi saya dan istri, Rosida, tidak ada masalah. Bagi saya, Ibu Sahara bukanlah kesalahan, tapi sebuah kebenaran. Maka saya tidak menuntut Ibu Suhara untuk minta maaf, karena bagi saya ia tidak salah,” kata Yai Mim, seperti dikutip dari Instagram resminya pada Rabu (1/10/2025). 

Meski begitu, ia menilai tindakan yang dilakukan Sahara menimbulkan keresahan hingga berdampak pada kalangan keluarganya maupun masyarakat luas setelah viral di media sosial. 

“Dampaknya terasa bagi anak dan istri lama saya, mantan istri, menantu, santri, bahkan masyarakat luas sampai Papua. Mereka resah,” terangnya.

Dalam pernyataannya, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya berpegang pada prinsip perang ala Majapahit yang tidak mengenal kata mundur maupun mediasi.

Pasukan Majapahit selalu menyerang habis-habisan tanpa mengenal gencatan senjata. 

Bahkan, Yai Mim telah menunjuk "Panglima Perangnya" bernama Agustian Anggi Siagian untuk menghadapi kasus hukum yang menimpanya. 

Menurut Yai Mim, terdapat kaedah dalam ilmu perang yang diadopsi dari tradisi Majapahit, yakni “berlalang menyambar mangsa.” Artinya, ketika perang sudah dimulai, serangan harus dilakukan habis-habisan hingga lawan benar-benar kalah.

"Nah, kalau sudah perang, tentara Majapahit terus habis-habis sampai mati," katanya.

“Kalau sudah generang perang ditabuh, tidak boleh mundur apalagi gencatan senjata. Tidak ada istilah mediasi,” tegas Yai Mim.

Yai Mim bahkan tak mau Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, untuk tidak ikut campur dalam konflik mereka. 

Ia meminta Wali Kota Malang untuk jadi penonton "perang" antar mereka.

"Kalau sudah saling menabuh genderang perang maka jangan ada yang mundur alias tidak ada mediasi lagi Pak Wali, jadi biarkan kami perang. Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja. sebagai penonton yang baik, nanti yang menang kita apresiasi yang kalah semoga jd pelajaran kenapa anda kalah," ujarnya.

Pemicu perang yang memanas itu, kata Yai Mim, laporan Sahara ke pihak berwajib. 

Yai Mim menyebut laporan yang dilayangkan oleh Suhara merupakan tanda bahwa pihak lawan sudah menabuh genderang perang.

Sebagai balasan, dirinya pun menunjuk Agustian Anggi Syakian beserta rekan-rekan sebagai kuasa hukumnya untuk menghadapi proses tersebut.

“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Yang menang kita apresiasi, yang kalah biar jadi pelajaran,” kata Yai Mim.

Karena itu, Yai Mim menegaskan konflik ini akan terus dibiarkan berjalan melalui jalur hukum tanpa upaya damai.

 “Untuk itu, kita ikuti saja proses hukumnya. Terima kasih,” tandasnya.

Awal Mula Perseteruan

Awal mula perseteruannya dengan tetangganya sekaligus pemilik rental mobil, Sahara, Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim.

Setelah Sahara melontarkan berbagai tuduhan terhadap Yai Mim, mulai dari pelecehan seksual sampai perusakan mobil rental, kasus ini bikin heboh media sosial. 

Yai Mim dinonaktifkan dari jabatannya sebagai dosen di UIN Malang, akibat tudingan tersebut.

Bahkan pada 22 September 2025, ia bersama keluarganya diusir dari rumahnya sendiri oleh warga.

Bukan soal sengketa tanah, perseteruan bermula karena Sahara memakirkan mobil rentalnya tepat di depan pagar rumah Yai Mim, di Kota Malang, Jawa Timur.

"Awal mula perseteruan tentang parkir liar, bukan sengketa tanah," 

"Sengketa tanah hanyalah faktor ikutan," tulis Yai Mim, pada Selasa (30/9/2025).

Yai Mim lalu mengunggah video memperlihatkan mobil rental milik Sahara parkir di depan rumahnya.

Padahal terlihat di sekitarnya masih banyak lahan yang kosong.

Menurut Yai Mim karena hal tersebut dirinya menjadi kesulitan untuk masuk dan keluar dari rumahnya sendiri.

"Jadi ini parkir persis di depan pintu saya, padahal di belakangnya kosong," ucap Yai Min dalam video.

"Seperti ini awal mula, kami mau keluar gak bisa, minta tolong dikeluarkan enggak mau," imbuhnya.

Yai Mim lalu memasang tulisan di pagarnya 'Mohon Tidak Parkir di Depan Pintu".

Akan tetapi Sahara mengabaikan peringatan tersebut.

Hal senada kembali diungkapkan Yai Min dan istrinya, Rosida Vignezvari saat menjadi narasumber di channel YouTube Denny Sumargo.

"Awalnya kita pulang dari Jakarta tanggal 7 Agustus malam hari. Ketika sampai rumah, ada mobil parkir depan pintu. Padahal sudah ada tulisan 'Mohon tidak parkir depan pintu'," tutur Rosida, pada Senin (29/9/2025).

"Sampai jam 11 malam, saya beranikan telepon karyawannya (driver), tapi gak diangkat. Voice note juga gak diangkat," ungkapnya.

Rosida pun menyampaikan alasan dirinya bersikeras agar kendaraan itu dipindahkan dari depan rumahnya. 

Sebab, subuh esoknya, Yai Mim memiliki jadwal pengajian.

"Kenapa saya bersikeras sampai begini. Telepon dan minta untuk dipindah, karena besok pagi Yai Mim ada jadwal pengajian. Mobil kita takutnya gak bisa keluar," terangnya.

Lantaran belum juga menerima respons, Rosida bersama Yai Mim akhirnya memutuskan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.

Hingga pada akhirnya sekitar pukul 03.00 WIB pagi, saat hendak berangkat, Rosida kembali menelepon Sahara. 

Lalu, Sahara memintanya untuk membangunkan para driver.

Yai Mim pun berusaha membangunkan driver yang tertidur di pos jaga yang berada di halaman rumah Sahara. 

Pos itu disebut menjadi basecamp karyawan atau driver Sahara. 

Namun, upaya tersebut gagal hingga Rosida kembali menelepon Sahara.

"Mbak anak anak tidak bisa dibangunin, (lalu dijawab) iya sudah tolong dipindahkan," kata Rosida menirukan obrolannya bersama Sahara.

Akhirnya, Yai Mim mengambil kunci dan memindahkan mobil rental di depan rumahnya.

"Saya sering nongkrong di situ sama anak-anak. Dan beberapa membantu saat ada penyewa mengembalikan mobil rental. Karena tahu lokasi kunci, saya kemudian berusaha memindahkan mobil," tambah Yai Mim.

Lantaran kondisi jalan tidak rata, Yai Mim sempat terlalu keras menginjak gas, hingga menimbulkan suara keras pada kendaraan.

Sontak, karyawan atau driver di pos terbangun, tak lama disusul oleh Sahara yang disebut Yai Mim tampak keluar dari balik pintu rumahnya.

"Waktu itu saya tidak tahu, terlalu keras injak gas. Hingga suara mobil keras, begitu ada suara mobil, mereka bangun. Mbak Sahara keluar rumah," tuturnya.

Waktu itu, Yai Mim menyebut tidak ada persoalan. 

Situasi pun baik-baik, karena baik dirinya maupun Sahara saling meminta maaf karena masalah suara mobil itu.

"Saya bilang minta maaf, karena saya harus ngaji. Mbak Sahara juga minta maaf, tidak ada masalah waktu itu," terang Imam Muslimin.

Terus Berlanjut

Persoalan tidak berhenti di situ.

Sahara terus memakirkan mobil rentalnya di depan rumah Yai Mim

Yai Mim lalu berusaha mencarikan lokasi parkir dengan membersihkan sebidang tanah yang berada depan rumahnya.

"Saya datangi sekretaris RT tanya soal pemilik tanah, dikatakan sudah hilang kontak. Kemudian saya izin untuk membersihkan, diperbolehkan," kata Imam Muslimin.

Setelah ada kesepakatan itu, Yai Mim hanya berpesan agar kendaraan rental tidak lagi diparkir depan pintu rumahnya.

"Namun ternyata, yang saya khawatirkan tetap terjadi. Masih saja ada mobil diparkir depan rumah," ujarnya.

Suasana Makin Keruh

Konflik makin memuncak saat Rosida sedang naik haji pada 2025.

Suatu ketika, anak Sahara dan suaminya Sofian bermain ke rumah Yai Mim.

Sahara pun menyusul masuk ke rumah Yai Mim

Ia sekaligus memberi makanan untuk tetangganya itu.

Namun, setelah berada di dalam, ia mengunci pintu Yai Mim dari dalam. 

Yai Mim sempat memprotes aksi itu, namun Sahara beralasan agar anaknya tak keluar.

Ketika Yai Mim naik ke lantai tiga untuk mencuci baju dengan hanya memakai celana pendek, Sahara tiba-tiba berteriak menuduh Yai Mim cabul.

"Ibu Sahara melihat laki-laki berpakaian mengumbar aurat itu sama dengan melakukan pencabulan," ujar Yai Mim.

Tak hanya itu, Sahara juga merekam video dan menyebarkan tuduhan tersebut.

Dalam video itu, ia berkata kepada mahasiswa yang sedang berkunjung ke rumah Yai Mim, kalau dosen mereka berbuat cabul.

“Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya.”

Namun, Yai Mim membantah keras.

"Dengarin ya, kapan saya nyabulin kamu?" tanyanya kepada Sahara.

Tudingan Sahara terhadap Yai Mim itu menyebabkan hujatan datang ke mantan Dosen UIN Malang tersebut.

Sahara tak berhenti mengunggah video-video yang menjatuhkan Yai Mim

Saling Lapor

Sahara melaporkan Yai Mim dan istrinya, Rosida ke Polresta Malang Kota.

Pihak Sahara, melalui kuasa hukumnya, Mohammad Zaki, tercatat lebih dulu mengajukan laporan pada Kamis (18/9/2025) lalu.

Imam Muslimin dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah, yang diatur dalam Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Selain itu, Imam juga dilaporkan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia juga menambahkan, bahwa pihaknya mempertimbangkan adanya laporan susulan terkait dugaan pelecehan.

"Kami melaporkan ini untuk mencari kejelasan dan keadilan. Klien kami merasa dirugikan secara finansial pada bisnis rental mobilnya akibat fitnah yang beredar," ujar Zaki pada Rabu (1/10/2025).

Sehari berselang, pada Jumat (19/9/2025) lali, giliran pihak Imam Muslimin yang mengambil langkah hukum.

Didampingi kuasa hukumnya, Austian Siagian, Imam Muslimin melaporkan akun TikTok @sahara_vibesssss dengan serangkaian pasal berlapis.

Laporan tersebut mencakup pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik (Pasal 310 KUHP), pengancaman yang menimbulkan rasa takut (Pasal 335 KUHP), ancaman pembunuhan (Pasal 336 KUHP), hingga memasuki properti tanpa izin (Pasal 167 KUHP).

"Langkah hukum ini terpaksa kami ambil karena dampak viral dari unggahan tersebut luar biasa merugikan klien kami. Pekerjaannya terganggu, bahkan beberapa proyek terpaksa dibatalkan," kata Austian.

Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polresta Malang Kota, AKP Khusnul, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima kedua laporan tersebut.

Pihaknya menyatakan bahwa berkas laporan dari kedua belah pihak sedang dalam proses penanganan internal.

"Benar, laporan dari kedua pihak telah kami terima. Saat ini sedang diproses untuk lebih lanjut," pungkas Khusnul.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved