Berita Viral

Sosok Agustian Anggi Siagian, Advokat Muda jadi "Panglima Perang" Yai Mim Lawan Sahara Sang Tetangga

Agustian Anggi Siagian belakangan mencuat setelah disebut langsung oleh Yai Mim sebagai “panglima perang” dalam perseteruannya dengan Nurul Sahara. 

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
LINKEDIN/AGUSTIAN (Gusti) SIAGIAN
PENGACARA YAI MIM- Agustian Anggi Siagian belakangan mencuat setelah disebut langsung oleh Yai Mim sebagai “panglima perang” dalam perseteruannya dengan Nurul Sahara.  

Yai Mim mengaku mengambil prinsip dari perang Majapahit.

Pasukan Majapahit selalu menyerang habis-habisan tanpa mengenal gencatan senjata. 

Bahkan, Yai Mim telah menunjuk "Panglima Perangnya" bernama Agustian Anggi Siagian untuk menghadapi kasus hukum yang menimpanya. 

Pemicu perang yang memanas itu, kata Yai Mim, laporan Sahara ke pihak berwajib. 

“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Yang menang kita apresiasi, yang kalah biar jadi pelajaran,” kata Yai Mim.

Karena itu, Yai Mim menegaskan konflik ini akan terus dibiarkan berjalan melalui jalur hukum tanpa upaya damai.

 “Untuk itu, kita ikuti saja proses hukumnya. Terima kasih,” katanya.

Selain itu, Yai Mim mengungkapkan dirinya tidak pernah menuntut agar tetangganya itu meminta maaf.

Sebaliknya, ia menuturkan bahwa secara pribadi tidak pernah menganggap Suhara bersalah.

"Secara pribadi saya dan istri, Rosida, tidak ada masalah. Bagi saya, Ibu Suhara bukanlah kesalahan, tapi sebuah kebenaran. Maka saya tidak menuntut Ibu Suhara untuk minta maaf, karena bagi saya ia tidak salah,” ujar Yai Mim.

Meski begitu, ia menilai tindakan yang dilakukan Ibu Suhara menimbulkan keresahan hingga berdampak pada kalangan keluarganya maupun masyarakat luas setelah viral di media sosial. 

“Dampaknya terasa bagi anak dan istri lama saya, mantan istri, menantu, santri, bahkan masyarakat luas sampai Papua. Mereka resah,” terangnya.

Dalam pernyataannya, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya berpegang pada prinsip perang ala Majapahit yang tidak mengenal kata mundur maupun mediasi.

Menurut Yai Mim, terdapat kaedah dalam ilmu perang yang diadopsi dari tradisi Majapahit, yakni “berlalang menyambar mangsa.” Artinya, ketika perang sudah dimulai, serangan harus dilakukan habis-habisan hingga lawan benar-benar kalah.

"Nah, kalau sudah perang, tentara Majapahit terus habis-habis sampai mati," katanya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved