Polisi Tewas di Lombok Barat

PERANGAI Briptu Rizka Tega Bunuh Suami Sendiri Diungkap Mertua, Karakter Keras dalam Rumah Tangga

Tabiat Briptu Rizka Sintiyani dibongkar sang mertua Samsul Herawati ayah Brigadir Esco Rasca Rely.Adapun Samsul tidak menyangka sang menantu

Editor: Moch Krisna
kolase Youtube Kompas TV
PEMBUNUHAN BRIGADIR ESCO: Foto kenangan Brigadir Esco semasa hidup dengan sang istri yakni Briptu Rizka (kiri). Kasus pembunuhan intel Polres Lombok Barat Brigadir Esco disorot jenderal bintang 2. Sang jenderal meyakini pembunuh Esco lebih dari 1 orang. 

Briptu Rizka Sintiani istri Brigadir Esco Fasca ditetapkan sebagai tersangka kasus kematian suaminya yang ditemukan tewas terikat tali di lereng bukit Dusun Nyiur Lembang, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (24/8/2025)

Penetapan tersebut dilakukan usai penyidik Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar serangkaian gelar perkara pada Jumat (19/9/2025).

Hal ini diungkap langsung oleh Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Muhamad Kholid. 

"Hasil gelar perkara penyidik menetapkan istri korban sebagai tersangka ya," ungkap Kombes Pol Muhamad Kholid saat dikonfirmasi Tribun Lombok, Jumat (19/9/2025) malam, dikutip Tribunlombok.com

Penetapan tersangka Briptu Rizka Sintiyani akhirnya menjawab pertanyaan publik setelah keluarga dan tim kuasa hukum Brigadir Esco menduga pembunuhan dilakukan oleh orang dekat. 

Kasus kematian Brigadir Esco mengejutkan warga Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat yang menjadi tempat tinggal korban bersama istri dan anaknya.

Sementara, Kepala desa setempat, Suhaimi, menyatakan bahwa sebelum penemuan jasad Esco, tidak ada laporan yang masuk terkait hilangnya korban, baik dari keluarga maupun perangkat dusun.

“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang, dan ndak pernah dia lapor kasih tahu tetangga atau kadusnya,” ungkap Suhaimi saat diwawancarai Tribun Lombok, Senin (25/8/2025) lalu.

Menurut Suhaimi, informasi mengenai penemuan mayat Brigadir Esco pertama kali diperoleh dari warga desa. Saat itu, ia sedang berada di sawah dan segera menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) usai menerima kabar tersebut.

“Saya dapat kabar pertama kali itu mau jam 04.30 Wita, saya ke sini itupun dari sawah, saya lari ke sini (TKP penemuan korban),” katanya.

Jenazah Brigadir Esco ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah kebun milik warga luar desa, yang lokasinya tidak jauh dari permukiman penduduk. Wajah korban bahkan dilaporkan sulit dikenali.

Kebun tempat ditemukannya jasad diketahui jarang dikunjungi warga, karena merupakan lahan pribadi dan bukan area umum yang biasa dilewati.

“Sesekali warga kalau ke sana cuma untuk cari kayu bakar saja, tapi memang jarang-jarang ada warga yang ke sana akhir-akhir ini,” terang Suhaimi.

Ia juga menuturkan bahwa semasa hidup, Brigadir Esco dikenal sebagai sosok yang ramah dan bersahabat dengan warga. Esco bahkan kerap berkunjung ke rumah Suhaimi untuk sekadar berbincang atau menyalurkan hobi bersama.

“Setahu saya orangnya baik, dan sering (Brigadir Esco) ke rumah juga ke kebun, karena dia suka burung, ayam, kadang dia lihat-lihat itu ke rumah,” ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved