Polisi Tewas di Lombok Barat

Inikah Motif Briptu Rizka Nekat Bunuh Suami Brigadir Esco Dikuak Mantan Kapolda Jabar, Ada Membantu

Mantan Kapolda Jawa Tengah, Anton Charliyan ikut memberikan analisa terkait kasus pembunuhan terhadap Brigadir Esco Faska Rely.

Editor: Moch Krisna
(Kolase Facebook Rizka Sintiya)
POLWAN BUNUH SUAMI -- Tabiat Buruk Briptu Rizka Diungkap Mertua, Tega Bunuh Suami Sendiri: Karakternya Memang Keras 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Mantan Kapolda Jawa Barat, Anton Charliyan ikut memberikan analisa terkait kasus pembunuhan terhadap Brigadir Esco Faska Rely.

Adapun satu tersangka telah ditetapkan yakni sang istri bernama Briptu Rizka Sintiyani.

Melihat hal tersebut Anton Charliyan meyakini bahwa ada pelaku lain yang ikut membantu Briptu Rizka menghabisi nyawa Brigadir Esco.

Sebab kata Anton, kecil kemungkinannya jika Rizka sendirian membunuh Esco yang merupakan anggota intel kepolisian.

"Ini kan wanita (pelakunya). Ini kemungkinan besar ada kerja sama dengan pihak lain. Karena tidak mungkin dia eksekusi sendiri. Kecuali ditembak," kata Anton Charliyan melansir dari Tribunnewsbogor.com, Selasa (23/9/2025).

"Seandainya memang betul itu istrinya sebagai tersangka, otomatis pasti dilakukan oleh beberapa orang. Karena sangat riskan (jika membunuh sendiri)," sambungnya.

Lebih lanjut, Anton pun mengurai analisa soal dugaan motif Rizka membunuh Esco.

 

POLISI TEWAS- Brigadir Esco Faska Rely (29), polisi di Lombok Barat ditemukan tewas dalam kondisi leher terikat tali tergantung di lereng bukit Dusun Nyiur Lembang Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada Minggu (24/8/2025) siang.
POLISI TEWAS- Brigadir Esco Faska Rely (29), polisi di Lombok Barat ditemukan tewas dalam kondisi leher terikat tali tergantung di lereng bukit Dusun Nyiur Lembang Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada Minggu (24/8/2025) siang. (TRIBUNLOMBOK.COM)

 

Kata Anton, ada dua kemungkinan motif di balik pembunuhan sadis tersebut.

"Setiap pembunuhan harus ada motifnya. Kemungkinan kalau motif dalam keluarga itu, sebagaimana yang pernah terjadi, bisa motif masalah kurang transparansi keuangan. Bisa juga masalah wil dan pil. Karena masalah-masalahnya itu sangat urgent sehingga mengakibatkan terbunuh," pungkas Anton.

Jika seorang istri tega membunuh suaminya, Anton menyebut pasti ada motif kuat yang jadi alasannya.

"Kemungkinan di sini ada wil, wanita lain. Tapi ini kan tidak diungkapkan siapa wanita lainnya. Sampai-sampai seorang istri emosi, ingin menghabisi. Tentu ada masalah yang sangat urgent yang tidak bisa dimaafkan," kata Anton.

Di sisi lain, Anton juga menyoroti soal lamanya waktu penemuan jasad Brigadir Esco dengan kapan ia menghilang.

Dicurigai Anton, ada hal lain yang dilakukan pelaku sehingga menyembunyikan jasad Esco selama satu minggu lebih.

"Yang agak heran ini, jarak waktu antara hilang dengan ditemukan ya. Tanggal 14 (Agustus hilang), baru ditemukan tanggal 24 (Agustus), ini hampir 11 hari. Ke mana yang 11 hari ini. Perlu penelitian lebih dalam. Apalagi dari pihak Briptu Rizka mengatakan keberatan dijadikan tersangka," ujarnya

 

Isu perselingkuhan

Sementara itu terkait adanya isu perselingkuhan di tengah kasus pembunuhan Brigadir Esco, pihak dari keluarga tersangka buka suara.

Pengacara Briptu Rizka, Rossi membantah soal isu perselingkuhan tersebut.

"Itu semua tidak benar, itu fitnah," ujar Rossi dilansir dari Tribun Lombok.

Pun dengan penetapan Rizka jadi tersangka, Rossi menyebut hal tersebut dipenuhi kejanggalan.

Karenanya pihak Rossi akan menyiapkan langkah hukum guna menguji keputusan Polda NTB yang telah menetapkan Briptu Rizka sebagai tersangka.

"Ada beberapa hal yang belum terang benderang namun tiba-tiba muncul penetapan tersangka," kata Rossi.


Ada tersangka lain

Perihal penetapan Briptu Rizka sebagai tersangka, polisi tampaknya telah memiliki bukti kuat.

Apalagi belakangan diungkap penyidik Polda NTB, bakal ada tersangka lain di kasus pembunuhan Brigadir Esco.

Hingga kini sosok tersangka lain itu masih diselidiki oleh penyidik.

"Masih didalami (tersangka lain)," kata Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Kombes Pol Mohammad Kholid.

Atas kasus pembunuhan Esco, polisi telah memeriksa puluhan saksi.

Namun hingga kini polisi belum merinci terkait penetapan Briptu Rizka jadi tersangka hingga motif pembunuhan Brigadir Esco.

 

Kronologi Penemuan Jasad Brigadir Esco

Kronologi Brigadir Esco Faska Rely (29), anggota Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat ditemukan tewas di Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu (24/8/2025) siang. 

Korban ditemukan dalam kondisi tubuh membengkak, wajah rusak, dan leher terjerat tali di sebuah bukit belakang permukiman warga. 

Kasatreskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya membenarkan peristiwa tersebut. 

Ia menyebut pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) begitu menerima laporan dari warga.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, peristiwa itu bermula sekira pukul 11.30 Wita, Amaq Siun (50), seorang warga setempat, pergi mencari ayam miliknya yang hilang di bukit belakang rumahnya. 

Saat pencarian, ia dikejutkan oleh penemuan sosok laki-laki tergeletak terlentang di bawah pohon.

Ketika didekati, ternyata laki-laki tersebut sudah tidak bernyawa dengan leher terikat tali. Kondisi wajahnya rusak dan tubuhnya membengkak.

Sontak, Amaq Siun segera memberi tahu warga sekitar dan melaporkan kejadian itu kepada Kepala Dusun Nyiur Lembang, sebelum akhirnya diteruskan ke anggota jaga SPKT Polsek Lembar.

Tak lama berselang, petugas Polsek Lembar tiba di lokasi dan memastikan kebenaran laporan. Selanjutnya, informasi diteruskan ke Unit Inafis Polres Lombok Barat.

Sekitar pukul 15.20 Wita, Tim Inafis Polres Lombok Barat bersama petugas lainnya tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP sekaligus mengevakuasi jenazah.

Satu jam kemudian, pukul 16.20 Wita, mobil ambulans dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat tiba di tempat kejadian. Jenazah Brigadir Esco kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dari hasil olah TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti di sekitar lokasi penemuan jenazah. Barang bukti tersebut antara lain satu buah kunci sepeda motor Honda Scoopy, sepasang sandal jepit berwarna putih, dan satu unit telepon genggam.

Lalu Eka  mengungkapkan, hasil olah TKP menunjukkan bahwa korban ditemukan tak bernyawa dengan leher terikat tali pada batang pohon. Ia menambahkan, posisi tubuh korban berada di sekitar pohon di area dengan kondisi tanah yang miring dan agak curam.

"Kami telah melakukan pengamatan TKP secara umum dan khusus, pemotretan, serta pemeriksaan luar pada tubuh korban. Barang bukti juga sudah diamankan dari TKP," jelas AKP Lalu Eka Arya, Senin (25/8/2025).

Penyidik telah berkoordinasi dengan dokter pemeriksa untuk melakukan visum luar. Namun, hingga saat ini, penyebab pasti kematian korban masih menunggu hasil pemeriksaan medis secara mendalam. 

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak berwajib.

"Saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan medis terkait penyebab kematian korban. Kami akan terus menginformasikan perkembangan kasus ini," tutup Lalu Eka.

 

(*)

 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved