Pembunuhan Kacab Bank di Jaktim
Tunjuk 25 Pengacara, 3 Tersangka Penculikan Kacab Bank BUMN Ngaku Diberi Oknum Aparat Upah Rp40 Juta
Tiga pelaku penculikan Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih yakni EWB, AT, dan JRS, tunjuk 25 advokat dari NTT, diperintahkan sewa mobil jemput korban
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Tiga orang pelaku penculikan Kepala Cabang Bank BRI Cempaka Putih, yakni EWB, AT, dan JRS, resmi menunjuk 25 advokat dari Forum Pemuda Nusa Tenggara Timur (FP NTT) sebagai tim kuasa hukum.
Penunjukan tersebut diumumkan Dewan Pembina DPP FP NTT, Petrus Bala Pattyona, S.H., M.H.,
Di tengah sorotan publik, kuasa hukum tiga tersangka, Petrus Bala Pattyona mengungkap peran sosok misterius berinisial F yang disebut bukan warga sipil biasa.
Baca juga: Kronologi Polisi Tangkap Rohmat, Pengintai Ilham Kacab Bank BUMN, Sempat Kabur Bersembunyi
Melansir Tribunnews.com, Petrus Bala Pattyona mengatakan kliennya tidak kenal dengan F.
Sebab selama ini, F hanya berkomunikasi dengan EW alias Eras Wawo.
"F hanya berkomunikasi dengan EW yang ditangkap di Labuan Bajo. Keempat tersangka tidak tahu F siapa, di atas F siapa, mereka hanya berhubungan dengan EW," kata Petrus dikutip dari Youtube Metro TV, Rabu (27/8/2025).
F diketahui merupakan oknum dari angkatan.
Namun ia enggan merinci dari mana angkatan F itu.
"Belakangan, setelah mereka di BAP di Polda, baru mereka tahu bahwa beliau dari angkatan, F ini adalah angkatan," jelasnya.
Ia mengatakan, kliennya tidak tahu soal pangkat dan jabatan F.
"Hanya informasinya angkatan, pangkat apa, jabatan apa, mereka tidak tahu persis. Yang tahu persis adalah EW," ungkap Petrus lagi.
Sementara empat tersangka hanya diminta oleh EW untuk menyewa mobil rental.
"EW hanya menyuruh mereka untuk rental mobil satu, untuk mereka pakai pada tanggal 20 itu," jelasnya.
Baca juga: Fakta Eras Tersangka Penculikan Kacab Bank BUMN Dulunya Mantan Atlet Kickboxing, Kenal Dekat Oknum F
Setelah berhasil menculik Ilham Pradipta dan membawanya ke Landasan Pacu, Kemayoran, para tersangka pun menerima uang dari F.
"Diarahkan oleh F bertemu di lapangan Arcici, Rawasari atau Cempaka Putih. Sampai di sana F memberikan 40 juta dari yang dijanjikan 60 juta," ucapnya.
Setelah itu, kata dia, kelima tersangka termasuk EW, membubarkan diri dan tidak tahu perkembangan lebih lanjut.
Ia pun membantah kalau kliennya itu sempat bertemu lagi dengan Ilham Pradipta dalam kondisi sudah meninggal dunia.
"Mereka pulang ke rumah masing-masing, sehingga ada narasi yang menyatakan mereka menerima Ilham dalam keadaan sudah meninggal itu tidak benar," tandasnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum Eras Waro alias EW, Adrianus Agal mengatakan kalau para penculik ini sempat diminta mengantar Ilham Pradipta untuk pulang.
"Mengetahui dan melihat bahwa korban sudah meninggal dunia," kata Adrianus.
Ia juga membenarkan kalau Eras dan empat tersangka lainnya dijanjikan upah yang fantastis.
Adrianus juga mengatakan kalau upah yang diberikan kepada Eras dan kawan-kawan ini akan diberikan langsung oleh tangan kanan boss.
"Eras dan kawan-kawan melakukan pekerjaan ini kan dijanjikan untuk mendapat upah. Karena belum dapat upah, malamnya mereka ditelepon untuk mengambil upah yang informasinya dari Eras, bahwa mereka akan mendapat upah di tangan kanan bos," jelasnya.
Namun Adrianus menegaskan kalau boss yang dimaksud bukan F.
"F memerintah Eras untuk mengambil upah mereka yang dijanjikan Rp 50 juta," kata dia lagi.
Ia pun sempat menyinggung adanya oknum aparat yang terlibat sebagai eksekutor.
Namun untuk klaster penculikan, kata dia, semuanya merupakan sipil.
"Yang saya tahu kalau dari Eras ini sipil semua, pekerja keamanan lepas. Kalau klaster eksekutor kami tidak tahu dan tidak kenal mereka," katanya.
Menurut Adrianus dari informasi yang didapatnya ada dugaan oknum aparat F ini sedang diperiksa di Denpom.
"Karena ada dugaan juga, ada oknum yang memang sedang diperiksa juga di Denpom," katanya,
Adrianus menepis bahwa Eras dan kawan-kawan adalah penculik bayaran.
Sebab kata Adrianus, Eras dan rekan-rekannya ini tidak tahu menahu soal rencana pembunuhan atas korban.
Karenanya Eras dan keluarga besarnya, tambah Adrianus, meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
15 Orang Ditangkap
Seperti diketahui, kasus kematian ini sementara masih dalam pendalaman polisi.
Berdasarkan update tersebut dari Polda Metro Jaya, pendalam kasus ini masih berlangsung.
Seperti yang diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indraldi.
"Saat ini kami masih terus bekerja, setidaknya kami update ada 15 orang yang diamankan," kata Ade Ary dikutip dari Youtube Kompas TV, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: 2 Kejanggalan Kasus Pembunuhan Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN, Reza Indragiri : Kejahatan Mengerikan
Dia menjelaskan bahwa personel yang dilibatkan dalam penanganan kasus ini merupakan tim gabungan.
Yaitu melibatkan Subdit Resmob, Subdit Jatanras, dan Polres Metro Jakarta Timur.
Dia menjelaskan, 15 orang ini berhasil diamankan oleh tim polisi yang berbeda.
"Enam orang diantaranya diamankan oleh rekan-rekan Subdit Resmob, kemudian sembilan orang lainnya itu yang mengamankan adalah Subdit Jatanras," kata Ade.
Untuk peran para pelaku hingga motif, kata Ade, sementara ini masih didalami.
"Perannya masing-masing masih didalami, dipastikan secara pasti, sehingga nanti bisa disimpulkan dari 15 orang ini perannya masing-masing apa," katanya.
"Berapa orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ?, atau kemungkinan lainnya bagaimana ?, ini masih terus kita kembangkan," imbuhnya.
Selain itu, Ade juga menjawab sosok salah satu yang diamankan diduga aktor pelaku berinisial DH yang merupakan pengusaha.
"Kami sudah membenarkan tadi bahwa saudara DH adalah seorang pengusaha," katanya.
"Salah satu bidang usahanya adalah bimble online," ungkap Ade.
Korban Tewas usai diculik
Sebelumnya, Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih berinisial MIP (37) diculik oleh beberapa orang usai menghadiri rapat bersama rekan kerjanya di Supermarket Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (21/8/2025).
"Korban (diculik) habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga," ujar Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Charles Bagaisar saat dikonfirmasi, Jumat (22/8/2025).
Namun setelah menghadiri rapat itu, korban diculik saat berada di area parkir supermarket tersebut.
Kemudian, jasad kepala cabang bank BUMN itu dibuang di area persawahan Kabupaten Bekasi.
Pelaku mengakui telah menculik Ilham.
“Baru interogasi awal, tetapi mereka sudah mengakui terkait pengambilan atau penculikan korban dari supermarket di Pasar Rebo,” kata Charles.
Saat itu Ilham di Pasar Rebo untuk menghadiri rapat. Namun, ia dan pimpinannya datang menggunakan kendaraan yang berbeda.
Berdasarkan rekaman CCTV yang beredar, korban terlihat mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang krem saat berada di parkiran.
Ia tampak menutupi kepalanya dengan tangan kiri karena rintik hujan.
Kemudian, ia berjalan menuju mobil hitam.
Namun saat hendak membuka pintu mobil, Ilham langsung disergap dua orang yang keluar dari mobil di sebelahnya.
Ilham tampak memberikan perlawanan, namun usahanya gagal.
Ia dibawa masuk ke dalam mobil putih yang lalu meninggalkan lokasi.
Saksi lain sempat curiga dan menyadari Ilham dibawa oleh mobil putih.
Namun, mobil pelaku berhasil melarikan diri keluar dari supermarket.
Belakangan diketahui bahwa korban ditemukan tewas di Kampung Karangsambung, RT 8/RW 4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
Benar ditemukannya mayat seorang laki-laki di Kampung Karangsambung," ujar Kapolsek Serang Baru AKP Hotma Sitompul di lokasi, Kamis.
Mayat itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang tengah menggembala sapi di area persawahan.
Saat ditemukan, warga melihat mayat itu kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
"Kondisi korban saat itu dilakban di bagian matanya dan diikat di kaki dan tangan," ucap Hotma.
Setelah temuan tersebut, warga kemudian langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian setempat.
Selanjutnya, petugas kepolisian langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam.
"Untuk kondisi korban terdapat beberapa luka lebam di bagian tubuhnya," ungkap Hotma.
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Pol Prima Heru menyebut MIP tewas akibat hantaman benda tumpul di bagian dada dan leher sehingga kekurangan oksigen.
“Kemungkinan ada tekanan pada tulang leher dan dada (akibat hantaman benda tumpul) yang menyebabkan dia (korban) kesulitan bernapas," ujar Prima, Jumat (22/8/2025).
Pihak kepolisian juga tengah dalam proses pemeriksaan toksikologi untuk mengetahui kemungkinan adanya racun dalam tubuh MIP.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Kejahatan Lain Dwi Hartono Cs Dalang Penculik Kacab Bank BUMN Jadi Tersangka Bobol Rekening Rp204 M |
![]() |
---|
Segini Uang di Rekening Dormant yang Diincar Pelaku Culik Ilham Kacab Bank BUMN, Capai Miliaran |
![]() |
---|
Ini Alasan Polisi Tak Terapkan Pasal Pembunuhan & Penganiyaaan di Kematian Ilham Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Gegara Rekening Dormant, Ilham Kacab Bank BUMN jadi Target Acak Diculik Berdasarkan Kartu Nama |
![]() |
---|
Kacab Bank BUMN Mulanya Akan Dibawa ke Safe House, Pelaku Hendak Kuras Rekening Dormant |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.