Berita Viral
Menyesal Kini Viral, Ini Alasan Penjual Bakso Babi di Bantul Keberatan Pasang Keterangan Non Halal
Padahal sebelumnya, pemilik warung telah diminta oleh perangkat pemangku wilayah untuk memberikan keterangan bahwa bakso yang dijual berbahan non
Ringkasan Berita:
- Viral warung bakso babi di Bantul
- Sudah puluhan tahun buka namun tidak memasang keterangan nonhalal
- Penjual beralasan takut pembeli berkurang jika memasang keterangan nonhalal
TRIBUNSUMSEL.COM - Kini sedang viral warung bakso di Desa Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta yang ternyata berbahan daging babi.
Warung bakso babi tersebut viral lantaran tidak pernah memasang keterangan non halal selama puluhan tahun berjualan.
Apalagi banyak muslim yang membeli bakso tersebut.
Padahal pembelinya banyak berasal dari kalangan muslim.
Hal ini berujung pemasangan spanduk bertuliskan 'BAKSO BABI' dengan logo dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ngestiharjo.
Sekjen DMI Ngestiharjo, Akhmad Bukhori, membenarkan soal pemasangan tersebut.
Bukan tanpa alasan, pemasangan tersebut dilakukan karena pemilik warung tidak segera melakukannya.
Padahal sebelumnya, pemilik warung telah diminta oleh perangkat pemangku wilayah untuk memberikan keterangan bahwa bakso yang dijual berbahan non halal.
Namun, Bukhori menyebut, penjual sempat keberatan karena ketika dipasang keterangan non halal, maka ditakutkan pendapatannya akan menurun.
"Cuma dari penjual merasa keberatan atau bagaimana gitu, karena kalau ditulis bakso babi kan pembelinya otomatis berkurang, kan begitu," ujar Bukhori.
"Jadi, penjual hanya bilang iya-iya gitu saja. Setelah beberapa kali teguran, penjual hanya memasang tulisan B2 di kertas HVS," katanya.
"Tulisan itu pun kadang dipasang, kadang enggak," lanjut Bukhori pada Senin (27/10/2025), dikutip dari Tribun Jogja.
Selain itu alasan lain karena ternyata banyak konsumen yang beragama Islam makan di warung bakso tersebut.
Bukhori juga mengungkapkan kerap adanya pelanggan yang mengenakan hijab makan di tempat tersebut.
"Beberapa orang yang tinggal di daerah sana ada yang tahu kalau itu bakso memiliki kandungan non halal," tuturnya.
"Tapi, kadang orang di sana bisa memberitahu dan kadang tidak bisa memberitahu ke pelanggan," terang dia.
Bukhori menuturkan, pihaknya akhirnya mengambil sikap tegas dengan memasang spanduk bertuliskan 'BAKSO BABI' dengan logo DMI Ngestiharjo di depan warung tersebut.
Hanya saja, pemasangan spanduk ini berujung viral dan justru menimbulkan persepsi yang salah dari publik.
Bukhori menuturkan, spanduk tersebut justru dipandang oleh publik bahwa warung bakso babi yang dimaksud terafiliasi dengan DMI Ngestiharjo.
Padahal, faktanya spanduk tersebut dalam rangka memberikan informasi kepada masyarakat bahwa warung berjualan bakso non halal.
"Begitu dipasang, akhir-akhir Oktober ini ada seorang yang membuat video dan viral karena ada logo DMI."
"(Ada yang berpendapat) itu bakso babi kok ada logo DMI, apakah DMI support atau malah jualan babi? Ternyata ada mispersepsi, jadi viral dan sebagainya," tutur Bukhori.
Pasca viral, DMI Ngestiharjo pun memasang spanduk baru demi menghindari mispersepsi di kalangan masyarakat.
Dalam spanduk terbarunya, desain diganti dengan menambahkan logo Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Dan mungkin, kalau satu kampung itu ngerti. Kalau beda padukuhan kan enggak tahu, apalagi masyarakat luas."
"Apalagi dalam Pasal 93 dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, telah mengatur tentang kewajiban bagi pelaku usaha untuk mencantumkan keterangan tidak halal pada produk yang berasal dari bahan yang diharamkan," tuturnya.
Lebih lanjut, Bukhori menuturkan, penjualan bakso babi tersebut sudah lama beredar di masyarakat.
Dia menuturkan, pemilik sempat berjualan bakso babi dengan cara berkeliling pada tahun 1990-an.
Kemudian, penjual bakso tersebut baru menetap di sebuah lapak di Ngestiharjo sejak sembilan tahun lalu.
Sementara itu, penjual bakso babi, S, tak mau berkomentar banyak setelah warungnya dipasangi spanduk 'Bakso Babi (Tidak Halal)'.
Usaha bakso babi tersebut sudah digeluti S selama puluhan tahun yakni sejak 1990-an, namun ia tak memberi keterangan non halal.
Kini S mengaku menyesal setelah tempat usahanya viral di media sosial.
"Susah sakniki. Mending ora viral koyo ngeten (sekarang susah, lebih baik tidak viral)," ujar pemilik warung secara singkat sambil menolak berkomentar lebih lanjut, Sabtu (25/10/2025), dilansir dari Kompas.com.
S telah lama berjualan bakso di wilayah Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
Awalnya, sekitar tahun 1990-an, S memulai usahanya dengan berkeliling kampung.
Kemudian, pada 2009, S membuka lapak di Padukuhan Dukuh IV Cungkuk, Kalurahan Ngestiharjo.
Tempat usaha tersebut disewa S dari warga setempat.
Blorok selaku pemilik kios yang disewa S mengatakan, S berjualan keliling dan cukup laris hingga akhirnya menetap di simpang tiga dekat lokasi jualannya sekarang.
"Karena yang parkir memenuhi jalan, beliau minta izin (mengontrak kios) ke bapak saya dan diizinkan."
"Jadi di sini itu sejak tahun 2009 dan kontrakan itu habis bulan November 2026," kata Blorok, Senin (27/10/2025).
Blorok menuturkan, S selalu terbuka kepada pembeli terkait bakso yang dijualnya terbuat dari daging babi.
Oleh karena itu, pemasangan spanduk yang memberi informasi jelas dianggap sebagai hal positif.
"Dulu sama penjual bakso ditulisi bakso babi di gerobaknya. Kalau adanya pemasangan spanduk bakso babi ini juga tidak masalah. Karena dengan adanya spanduk ini malah benar, biar yang mau beli tahu kalau itu bakso babi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Alasan Penjual Bakso Babi Keberatan Dipasang Keterangan Non Halal, Kini Menyesal Warungnya Viral, .
| VIDEO Detik-detik Pengacara di Tanah Abang Ditembak Penjaga Lahan, Sempat Adu Mulut |
|
|---|
| Siasat Licik Kakak di Malang Coba Suntik Adik dengan Sabu, Kakak Ipar Sakit Hati dengan Mertua |
|
|---|
| Sosok S, Pemilik Warung Bakso Babi di Bantul Viral Tak Ada Keterangan Non-Halal, Ngaku Menyesal |
|
|---|
| Alasan Sanksi Suami Ceraikan Istri di Aceh Singkil Belum Ditentukan, Keterangan Safitri Jadi Penentu |
|
|---|
| 'Kalau Tidak Ada Bu Vina, Saya Sudah Mati', Curhat Safitri Ditelantari Suami 3 Bulan, Terlilit Utang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.