OPINI

Mengenal Parameswara Sang Raja Palembang Pendiri Kerajaan Malaka

Salah satu penyebab keberhasilan Paramsewara mendirikan kerajaan Malaka adalah kemampuannya melakukan diplomasi niaga yang damai dengan menarik

Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma/canva
PARAMESWARA -- Ilustrasi Raja Parameswara, seorang Pangeran dari Palembang yang mendirikan kerajaan Melaka. 

 Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas (cendekiawan muslim), Parameswara ingin pergi dan datang sebagai penakluk yang siap untuk memimpin. 

Al-Attas memperkirakan Parameswara tiba di Singapura pada  tahun 1378, ia memimpin dengan adil selama lima tahun, kehidupan rakyatnya bertani dan nelayan, kemudian bersama para pengikutnya ia berlayar ke Muar dan bermukim selama enam tahun, hingga tahun 1389.

Kemudian ia pindah ke Bertam selama tiga tahun, kemudian tahun 1392, ia berpindah lagi ke Malaka, pada tahun 1404 Parameswara meresmikan berdirinya kerajaan Malaka, dan memimpin selama dua puluh tahun hingga tahun 1424 M.

Menurut Merle Calvin Ricklefs (sejarawan) menyatakan Malaka sebagai pusat niaga terpenting antar bangsa yang besar membentang dari Cina dan Maluku disebelah timur sampai Afrika Timur dan Laut Tengah disebelah barat, menjadi pusat orang-orang muslim sebagai penyebaran agama Islam. 

Dibawah kepemimpinan Parameswara, Malaka menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan Dinasti Ming Cina. Seperti kunjungan Parameswara dengan isterinya membawa rombongan sekitar 500 orang berkunjung ke kaisar Cina.

Parameswara diakui sebagai raja Malaka dengan dianugerahi cap mohor, pakaian kebesaran kerajaan, dan lain-lain.
 

Kemampuan Diplomasi yang Mumpuni

Salah satu penyebab keberhasilan Paramsewara mendirikan kerajaan Malaka adalah kemampuannya melakukan diplomasi niaga yang damai dengan menarik arus masuk pedagang-pedagang muslim termasuk dari Arab dan Persia. 


Sejak tahun 1414 raja Malaka (Parameswara) dicatat dengan nama Muhammad Iskandar Syah, dan pada tahun tersebut Malaka dimaklumatkan sebagai negeri yang beridentitas Islam berbentuk kesultanan.

Sepanjang abad ke-15 reputasi Malaka sebagai pusat niaga dan keagamaan menjadikan nya sebagai tolak ukur yang nyata bagi kerajaan-kerajaan Islam lain di kepulauan Nusantara, termasuk Palembang. 
 

Menurut Al-Attas, ada beberapa informasi yang menyatakan terkait Islamnya Parameswara.

Pertama, dari Ibn Batutah bahwa Sultan Pasai sangat giat menyebarkan Islam di Sumatera termasuk keinginannya untuk mengislamkan Parameswara. 

Kedua, Tome Pires menyebutkan waktu Parameswara berupaya melepaskan diri dari bawahan Majapahit berganti nama menjadi “Mjcura” dalam bahasa jawa kuno berarti “kebebasan”.

Ketiga, saat memasuki Singapura, sejarah Melayu mencatat namanya sebagai Iskandar, dan mengisyaratkan semasa ia pergi meninggalkan Palembang, sudah muslim.

Keempat, langkah yang diambilnya untuk mendapat pengakuan kaisar Cina secepatnya, ini adalah langkah strategis dan penuh perhitungan, karena ia mengetahui Majapahit tidak akan berkenan dengan agama barunya yaitu Islam.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved