OPINI

Mengenal Parameswara Sang Raja Palembang Pendiri Kerajaan Malaka

Salah satu penyebab keberhasilan Paramsewara mendirikan kerajaan Malaka adalah kemampuannya melakukan diplomasi niaga yang damai dengan menarik

Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma/canva
PARAMESWARA -- Ilustrasi Raja Parameswara, seorang Pangeran dari Palembang yang mendirikan kerajaan Melaka. 

Ringkasan Berita:* Parameswara adalah seorang pangeran muda dari Melayu yang berkuasa di Palembang

* Menjadi orang pertama yang mendirikan Kerajaan Malaka
 
* Al-Attas memperkirakan Parameswara tiba di Singapura pada tahun 1378, ia memimpin dengan adil selama lima tahun
 
* Parameswara wafat pada tahun 1424 M, berusia 80 tahun.

 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Dalam literatur sejarah menyebutkan bahwa Parameswara merupakan seorang pangeran muda dari Melayu yang berkuasa di Palembang.

 Parameswara ialah seorang tokoh besar yang berhasil membawa perkembangan agama Islam dan peradabannya di wilayah Melayu Nusantara pada kurun waktu abad ke-15. 

Menurut Richard Olaf Winstedt (peneliti kajian melayu) dan Tomi Pires seorang penulis buku berjudul Suma Oriental tentang Asia Tenggara, menyebutkan bahwa Parameswara wafat pada tahun 1424 M, berusia delapan puluh tahun. 

Dapat dipastikan bahwa Parameswara lahir pada tahun 1344 M. Sedangkan kerjaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang runtuh pada tahun 1377 M setelah diserang oleh kerajaan Majapahit.

Artinya Parameswara hidup pada masa akhir kerajaan Sriwijaya, atau sebagai wilayah bawahan Majapahit.

Ayah Parameswara  merupakan tokoh di negeri Palembang yang bernama Samya Haji (Sang Aji), ia bertugas sebagai penguasa atau kepala wilayah Palembang yang berkedudukan sebagai raja perwakilan Kerajaan Majapahit. 

Parameswara merupakan nama julukan yang diberikan kepada seseorang dari derajat yang lebih rendah yang menikah dengan putri keraton kerajaan Majapahit. 

 Pada tahun 1377 Samya Haji wafat, dan posisi kedudukan nya digantikan oleh Parameswara sebagai raja bawahan Majapahit di Palembang.

Ketika Parameswara menjabat sebagai raja di Palembang, ia mempelajari tentang hubungan diplomatis antara Palembang, Majapahit, dan negara lainnya seperti Cina, disisi lain Parameswara juga berfikir terkait konsep visi dan misi untuk kemajuan Palembang. 

Sehingga Parameswara memperbanyak komunikasi dan jaringannya dengan pedagang muslim asing yang datang dan hidup menetap di Palembang.

 Dengan karakternya sebagai sosok pemimpin Palembang, Parameswara mengirim utusan untuk menemui kaisar Cina dinasti Ming, dengan membawa upeti dan menyerahkan surat permohonan agar dianugerahi cap mohor (tanda penguasa resmi).

Dua bulan berikutnya kaisar Cina memberikan cap mohor terbuat dari perak dengan sepuhan emas, dan mengakui Parameswara sebagai Raja Palembang secara resmi. 

Informasi ini sampai ke kerajaan Majapahit, sehingga mereka menyiapkan armada besar untuk menghukum Parameswara. 

Dengan gagah dan berani Parameswara bersama perajurit berjuang menghadapi serangan demi serangan, namun kekuatan dari Palembang tidak seimbang, sehingga Parameswara menarik diri dari pertempuran, ia pergi berlayar menuju Singapura.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved