Arti Kata Bahasa Arab

Arti Al Alimu Kabirun, Pepatah Arab Tentang Kedudukan Orang yang Berilmu, Pentingnya Meraih Ilmu

Belajarlah karena tidak semua orang itu dilahirkan dalam keadaan pandai/pintar dan tidaklah sama seorang yang berilmu dengan seorang yang Jahil

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribunsumsel.com
PEPATAH ARAB -- Ilustrasi buku sebagai sumber ilmu, berikut pepatah Arab Al alimu kabirun tentang Kedudukan Orang yang Berilmu dan Pentingnya Meraih Ilmu. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat Al alimu kabirun adalah kutipan dari sebuah pepatah Arab tentang kedudukan orang yang berilmu atau ahli ilmu. 

Al alimu kabirun artinya : Ahli ilmu adalah seorang yang "besar".

Siapakah dan apa yang dimaksud ahli ilmu?  Berikut penjelasannya.

Simak artikel-artikel Arti Kata Bahasa Arab lainnya, di sini.

Ahli ilmu atau orang yang berilmu adalah orang yang ahli dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, memiliki pengetahuan yang mendalam, dan mengamalkannya untuk kebaikan, sehingga sering disebut juga sebagai pewaris para nabi. 

Dalam konteks Islam, ahli ilmu dimaksud adalah ulama atau guru, yaitu  orang yang memahami dan mengamalkan ilmu agama dengan benar, serta berperan sebagai panutan yang mengajarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Berikut bunyi pepatah lengkap al alimu kabirun...
 
Al-Alimu kabirun wa in kana Hadatsan wa al-Jahilu shaghirun wa in kana syaikhan, Ta'allam fa laisa al-mar'u yuladu aliman, wa laisa akhu ilmin kaman hua Jahil


Artinya:

"Seorang Ahli ilmu itu dikatakan sebagai seorang yang besar meskipun secara 'fisik' dia kecil, dan seorang yang Jahil itu dikatakan sebagai seorang yang kecil meskipun secara 'fisik' dia besar/tua.

Belajarlah karena tidak semua orang itu dilahirkan dalam keadaan pandai/pintar dan tidaklah sama seorang yang berilmu dengan seorang yang Jahil." .


Dikutip dari laman nu.or.id, dikisahkan  Rasulullah SAW ketika beliau hendak pergi ke masjid, sesampainya di depan pintu masjid, beliau melihat Iblis tengah berada di 'masjid', lalu beliau bertanya "Hai iblis, mengapa engkau berada disini?, apa yang hendak kamu lakukan?"

 Iblis menjawab, "sebetulnya aku hendak masuk k edalam masjid untuk menggoda orang-orang yang sedang shalat, namun aku tidak mempunyai kekuatan, karena aku takut terhadap orang yang sedang tidur itu, dan akibatnya rencanaku gagal".
Lalu Rasullullah SAW bertanya lagi, "Hai iblis, mengapa kamu tidak takut kepada orang yang tengah shalat, padahal dia sedang beribadah dan bermunajat kepada Allah, mengapa yang kamu takuti itu malah orang yang sedang tertidur?"

Iblis menjawab, "Orang yang sedang mengerjakan shalat itu adalah orang bodoh dan gampang diperdaya, sedangkan orang yang sedang tertidur itu adalah orang 'Arif, jika aku memperdaya dan merusak shalat si bodoh itu, aku khawatir si 'Arif terbangun dan membetulkan shalatnya si bodoh itu.
lalu Rasulullah SAW berkata, "Tidurnya seorang 'Ulama 'Arif ('Alim) itu lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh."

Dari cerita di atas kita dapat mengambil hikmah bahwasannya betapa berharganya sebuah ilmu dan betapa tingginya derajat seorang yang berilmu yang memiliki akhlak mulia.

Dan perbedaan antara keduanya begitu mencolok hingga Rasulullah berkata tidurnya seorang ahli ilmu saja lebih utama daripada shalatnya orang bodoh.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved