TRIBUNSUMSEL.COM - Jeritan hati Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, ayah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI AD yang tewas diduga akibat penganiayaan senior.
Christian yang juga prajurit TNI aktif Kodim 1627 Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menyampaikan tekadnya, saat menjemput jenazah sang anak di RSUD Aeramo, Rabu (6/8/2025).
Dengan mata melotot dan tangan kanannya menengadah, Christian berteriak mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara yang tidak wajar.
Di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya.
Meski beberapa rekan kerjanya berusaha menenangkan, upaya tersebut tidak berhasil. Christian terus meluapkan kekesalannya.
Serma Christian mengatakan pelaku yang membunuh anaknya PKI, sangat keji.
"Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu," teriak Christian dengan lantang, dikutip Kompas.com
Baca juga: Sosok Sersan Mayor Christian Namo, Ayah Prada Lucky Terpukul Anak Tewas Diduga Dianiaya Senior
Selain itu, kekecewaannya semakin meningkat karena keinginan untuk mengautopsi jenazah Lucky di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tidak terwujud.
Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada dokter yang tersedia melakukan autopsi, sementara di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.
"Saya hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui autopsi. Saya meminta negara harus hadir untuk membantuku, termasuk mengungkap pelaku pembunuh anak saya," ungkap Christian.
Setelah beberapa waktu, rekan-rekannya, termasuk komandan dan keluarga, berhasil membujuk Christian melunakkan sikapnya.
Ia kemudian meminta sopir ambulans membawa jenazah putranya ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, yang terletak di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Sesampainya di rumah duka, ratusan pelayat dan keluarga menyambut kedatangan jenazah Lucky dengan tangisan.
Kondisi Jenazah Prada Lucky
Tak hanya itu, Christian menjelaskan, kondisi jenazah sang anak dipenuhi luka lebam dan sayatan. Di bagian punggung, terlihat bekas hantaman benda keras. Lengan dan kaki, tampak luka bakar.
"Saya lihat sendiri ada luka-luka itu. Ada lebam di dada, perut, sampai punggung. Di kaki dan tangan ada seperti bekas sundutan rokok," ujarnya.
Minta Dihukum Mati
Sebelumnya Christian mengungkapkan dirinya siap bertaruh nyawanya demi menuntut keadilan untuk sang anak.
Ia meminta para pelaku diproses hukum mati dan dipecat dari keanggotaan TNI.
"Saya tuntut pakai hak saya sebagai manusia, ingat itu baik-baik," kata Sersan Mayor Christian saat mengiringi jenazah anaknya di Bandara El Tari Kupang, Kamis (7/8/2025) dikutip dari Facebook @Pilipus Bangngu.
"Ada Sentuh saya, ini sudah nyawa, buka aturan bukan keadilan, nyawa anak saya, saya tentara merah putih," imbuhnya.
Diketahui, jenazah Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23), anggota Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), diterbangkan ke Kota Kupang pada Kamis (7/8/2025).
Pantauan Kompas.com, jenazah Lucky tiba di Bandara El Tari Kupang sekitar pukul 14.00 Wita.
Setelah tiba, jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans menuju Rumah Sakit Wira Sakti Kupang, di mana kedua orangtuanya dan keluarga ikut mengantar.
Rencananya, jenazah akan diautopsi.
Namun, karena tidak ada petunjuk untuk melakukan autopsi, jenazah Lucky dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.
Keluarga juga menginginkan agar jenazah Lucky diautopsi. Sayang, tidak ada kepastian pelaksanaan autopsi sehingga jenazah Lucky akhirnya dibawa ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat Kodim 1617 Rote Ndao, yang terletak di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, NTT.
Ratusan pelayat dan keluarga terus berdatangan memadati rumah duka.
Hingga saat ini, pihak Korem 161 Wira Sakti Kupang dan Kodam Udayana belum memberikan tanggapan saat dihubungi Kompas.com
Sebelumnya, diberitakan bahwa Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025).
Lucky tewas diduga akibat dianiaya oleh seniornya.
Prada Lucky Ngaku Disiksa Prajurit TNI
Dalam kondisi masih sadar dan keadaan lemah, Prada Lucky diduga sempat mengaku kepada seorang dokter di ruang radiologi bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan oleh sesama prajurit TNI.
Sementara, salah satu warga yang membantu proses pemulasaraan jenazah mengungkapkan adanya luka lebam, luka sayatan, hingga bekas sundutan rokok pada tubuh Prada Lucky, terutama di punggung, lengan, dan kaki.
Kondisi tersebut memperkuat dugaan bahwa Prada Lucky menjadi korban kekerasan fisik di lingkungan kesatuan TNI.
Foto-foto luka pada jenazahnya bahkan telah beredar di kalangan internal.
Setelah dirawat selama 4 hari, Prada Lucky menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (6/8/2025), sekitar pukul 11.23 WITA.
Kini, jenazah Prada Lucky sudah diterbangkan dari Ende menuju Kupang pada Rabu siang.
Setibanya di Kupang sekira pukul 12.45 WITA, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Kupang untuk dilakukan proses autopsi guna memastikan penyebab kematiannya.
Rencananya, jenazah Prada Lucky akan disemayamkan di rumah duka yang terletak di samping Rusunawa Asrama TNI AD Kuanino, Kota Kupang.
Informasi tambahan, Prada Lucky lahir pada 2002.
Ia tutup usia pada umur masih muda, yakni 23 tahun.
4 Prajurit Ditangkap
Tim Batalyon TP 834/WM Nagekeo berhasil mengungkap para terduga pelaku penganiayaan terhadap prajurit TNI AD, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) hingga tewas.
Komandan Kompi (Danki) C Yon TP 834/WM, Lettu Inf Rahmat mengungkapkan ada sebanyak empat pelaku, anggota dari Batalyon TP 834/WM Nagekeo.
Keempatnya berpangkat Pratu yang juga adalah rekan korban.
Diketahui, sebelum meninggal dunia, Prada Lucky sempat memberikan pengakuan kepada dokter bahwa dirinya menjadi korban menganiayaan sesama prajurit TNI.
"Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara, tim menemukan empat orang terduga pelaku pemukulan terhadap almarhum Prada Lucky. Keempat terduga pelaku tersebut berpangkat Pratu, " ungkap Lettu Inf Rahmat, Kamis (7/8/2025).
Lettu Rahmat juga menyebut keempat terduga pelaku kini sudah diamankan di Sub Denpom Ende guna menjalani proses pemeriksaan.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com