"Beliau orangnya riang, cukup humanis, terbukti beliau beberapa kali menangani kegiatan olahraga dirgantara, jadi beliau sangat aktif membina rekan-rekan yang hobi di olahraga dirgantara dalam naungan FASI," tuturnya.
"Beliau orangnya ceria, tidak pernah ada beban, dan baik, ramah kepada semua orang. kita cukup kehilangan sosok beliau," sambungnya.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (TNI) Maruli Simanjuntak menyebut meninggalnya Marsma TNI Fajar membuat TNI kehilangan sosok prajurit terbaik khususnya di Angkatan Udara (AU).
Maruli meminta agar insiden yang menimpa Marsma Fajar dijadikan pembelajaran bagi prajurit TNI lainnya ke depannya.
"Ya ini memang kecelakaan ya, musibah. Ya mudah-mudahan ini bisa pembelajaran buat kami juga teman teman yang lain supaya lebih hati-hati dalam ya kegiatan-kegiatan," ucapnya saat melayat ke rumah duka pada Minggu (3/8/2025).
Di sisi lain, Maruli pun mengenang sosok almarhum yang punya berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Meski berbeda matra, Maruli menyebut dirinya juga kerap berdiskusi khususnya soal kedirgantaraan.
"Saya dengar juga beliau sedang membuat perkumpulan pecinta penerbangan olahraga dirgantara, jadi ya beliau sangat antusias untuk membentuk dan di keluarga besar dirgantara beliau adalah sosok yang sangat jadi figur, ya mudah-mudahan lah keluarga yang ditinggalkan bisa diberi kekuatan," jelasnya.
Diketahui, Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto, meninggal dunia akibat pesawat latih yang dikendarainya jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) pagi.
Pesawat dengan register PK-S126 itu lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
Marsma Fajar bertindak sebagai pilot dalam latihan tersebut, didampingi Roni sebagai co-pilot.
Kepergian Marsma Fajar meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, salah satu anak bungsunya.
Akmal Fadhilah Randy Kusuma, putra bungsu Marsma TNI Fajar Adriyanto, tiba di rumah duka sekitar pukul 17.49 WIB. Mengenakan kemeja cokelat dan tas gendong hitam, ia langsung memeluk sang ibu, Dewi Kurnia, yang menyambutnya di depan rumah.
Momen haru itu disaksikan sejumlah kerabat dan anggota TNI AU yang hadir melayat.
Dewi ikut menangis sambil memeluk erat putranya, lalu masuk ke dalam rumah.