Lebaran adalah tentang ‘pulang’ — bukan hanya ke kampung halaman, tapi juga ke hati yang kembali bersih. Mari jadikan momen ini bukan hanya tentang konsumsi, tetapi juga tentang refleksi. Jangan biarkan tekanan sosial dan budaya konsumtif menutupi makna sejati dari Idulfitri.
Bijaklah dalam berbelanja, hangatlah dalam berbagi. Karena yang paling diingat dari Lebaran bukanlah seberapa banyak yang kita keluarkan, tapi seberapa tulus kita menyambutnya. (Artikel kiriman Prof Dr Diah Natalisa, M.B.A/ Akademisi & Pengamat Perilaku Konsumen)
Tentang Penulis
Diah Natalisa adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya dan peneliti di bidang Manajemen Pemasaran. Diah pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Pelayanan Publik di Kementerian PANRB (2016 – 2023) dan aktif menulis serta berbicara dalam berbagai forum nasional dan internasional terkait reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik. Saat ini, ia juga aktif membagikan edukasi seputar perilaku konsumen melalui kanal YouTube: AyukDiahNatalisa dan Ig: @ayuk.diahnatalisa
Baca juga: Tol Kapal Betung Dibuka Fungsional Mulai Hari ini, Diharapkan Jadi Solusi Macet Mudik Lebaran
Baca juga: Antusias Warga Palembang Tukar Uang Baru untuk Lebaran, ini Syarat Tukar Uang di Mobil Kas Keliling
Baca juga: Tulisan & Arti Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Minal Aidin Wal Faizin Ucapan Doa Hari Raya Idul Fitri
Baca juga: Arti dan Asal-usul Ucapan Minal Aidin Wal Faizin di Hari Raya Idul Fitri, Cara Menjawabnya Lengkap