Dilansir dari Kompas.com, Direktur PT JLJ, Angga Kusnan, menegaskan bahwa pihaknya memiliki kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN atas lahan seluas 21 hektare, yang diperuntukkan sebagai area rekreasi.
Dari total lahan tersebut, hanya sekitar 4.138,95 meter persegi yang digunakan untuk bangunan wahana permainan.
"Adapun 15.000 meter persegi yang dimaksud bukan semuanya untuk bangunan wahana. Lahan tersebut juga mencakup area parkir, ruang terbuka hijau (RTH), lapangan, kebun, dan pohon-pohon," kata Angga saat dikonfirmasi pada Kamis (6/3/2025).
Menurutnya, terjadi kesalahpahaman di masyarakat yang menganggap luas bangunan utama Hibisc Fantasy mencapai 15.000 meter persegi hanya untuk wahana.
Faktanya, area yang didedikasikan untuk wahana permainan jauh lebih kecil dibandingkan dengan RTH, yang lebih mendominasi kawasan tersebut.
"Informasi yang misleading (menyesatkan) di publik itu kan seolah-olah izin 4.000 meter persegi malah dibangun 15.000 meter persegi. Padahal total bangunan hanya 4.138,95 meter persegi, mencakup jalan setapak, taman, dan lahan parkir, bukan hanya bangunan," jelasnya.
Terkait legalitas, Angga menyebut semua wahana permainan di Hibisc Fantasy Puncak sudah mengantongi izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), kecuali tiga wahana yang izinnya masih dalam proses.
"Ada tiga bangunan yang izinnya belum selesai, yaitu wahana bianglala, wahana puter-puter, dan satu lagi yang masih dalam tahap pembangunan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Angga juga mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana mengubah konsep wisata tersebut menjadi wisata hutan.
Lebih lanjut, Angga juga mengungkapkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana mengubah konsep wisata tersebut menjadi wisata hutan.
"Pak Gubernur dengan bijak menyampaikan bahwa konsep wisata akan diubah menjadi wisata hutan. Biaya investasi yang sudah masuk pun akan diganti sepenuhnya oleh pemerintah," tutupnya.
Hibisc Fantasy dituding melanggar aturan tata lingkungan dan izin lahan, serta dianggap sebagai penyebab banjir bandang di kawasan Puncak.
Dedi bahkan memerintahkan Bupati Bogor Rudy Susmanto untuk segera mengerahkan alat berat guna merobohkan bangunan tersebut. Namun, meskipun ekskavator sudah tiba di lokasi, pembongkaran tak kunjung dilakukan.
Melihat situasi tersebut, emosi warga pun memuncak. Mereka akhirnya bertindak sendiri dengan menyabotase ekskavator dan merobohkan gerbang utama Hibisc Fantasy.
Di tengah ketegangan itu, petugas Satpol-PP hanya bisa berusaha melerai, tetapi tidak mampu menghentikan aksi pembongkaran.
Sementara itu, cekcok sempat terjadi antara warga dan karyawan Hibisc Fantasy, namun situasi tetap tak terbendung.
"Gubernur aing nyuruh bongkar, bongkar sekarang. Takbir!" teriak salah satu warga di lokasi kejadian.
Hingga kini, situasi di sekitar lokasi masih dalam pemantauan, dengan warga terus melanjutkan pembongkaran bangunan wisata tersebut.
(*)
Sebagian Artikel tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul 'Profil Perusahaan Pemilik Hibisc Fantasy, Biang Kerok Banjir Puncak, Ada Hubungan dengan Pemprov Jabar'
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com