"Klinik akan diresmikan Maret, pemakaman sudah kita siapkan 5-10 hektare namun masih on going," ujarnya.
Sementara itu salah satu warga yang protes Toyeb Prakembang yang juga anggota DPRD Sumsel mengatakan, dia protes karena sebagai wakil rakyat melihat ketidakadilan yang terjadi.
Tidak adanya transparansi dana yang dikelola untuk IPL dan juga tiba-tiba iuran IPL naik beserta beban pajak ditanggung warga tanpa rapat dan pemberitahuan lebih dulu.
Semestinya kata dia, pengembang dan pengusaha properti yang menanggung pajak tersebut. Menurutnya, peningkatan tagihan IPL tak sebanding dengan fasilitas yang mereka dapatkan saat masih dikelola oleh Ciputra.
"Saya tinggal di sini dari rumah masih sedikit atau warga pertama-tama tinggal di sini, dulu semua layanan bagus atau pengelolaan IPL sesuai peruntukan, tapi kini tidak bagus banyak yang abai," ujarnya.
Dia mengaku siap jika dilaporkan pengelola karena dia memperjuangkan suara warga yang dizolimi pengembang.
Bahkan katanya, dalam proses pengelolaan, ada peralihan dari perumahan milik Ciputra kini justru milik (CAG).(tnf)