TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak SMAN 7 Cirebon angkat bicara terkait kasus aduan siswa bongkar dugaan pungutan liar dana PIP (Program Indonesia Pintar).
Dugaan pungli tersebut dibongkar oleh Hanifah Kaliyah Ariij siswi kelas 12 saat Gubernur terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi berkunjung ke sekolahnya, pada Jumat (7/2/2025).
Mereka melaporkan berbagai pungutan di sekolahnya mulai dari SPP, uang bangunan, sumbangan untuk masjid, hingga potongan dana bantuan PIP (Program Indonesia Pintar).
Baca juga: Ayahnya Pensiunan ASN, Ini Alasan Hanifah Siswi di Cirebon Dapat Bantuan PIP, Bongkar Dugaan Pungli
Sementara, PIP sendiri adalah bantuan pendidikan dari pemerintah berupa uang tunai untuk peserta didik yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin.
Menanggapi hal tersebut, pihak SMAN 7 Cirebon pun menceritakan kronologinya kepada Dedi Mulyadi.
Pihak sekolah menjelaskan, ada orang partai yang mendatangi SMAN 7 Cirebon menawarkan dana PIP beberapa waktu lalu.
"Kebetulan waktu itu ada dari partai mau enggak ada dana PIP sekian, nanti saya harus ngomong dulu ke Kepala Sekolah boleh nggak," kata pihak sekolah yang dikutip dari Instagram @dedimulyadi71, Minggu (9/2/2025).
"Nanti saya kasih banyak mau gak, nanti saya bicarakan dengan kepala sekolah," lanjut dia.
Selang beberapa waktu, anggota partai tersebut datang lagi dan mengatakan sekolah lain pada mau.
Di tahun-tahun sebelumnya, dana PIP ini jika tidak diambil, akan kedaluwarsa dan dikembalikan ke nagara.
Di tahun-tahun berikutnya kemungkinan kesempatan kemungkinan tidak bisa mendapatkan lagi.
"Setelah dirembuk-rembuk, oke kita ambil, tapi dipotong. Jadi pemotongan tersebut bukan untuk sekolah, mintanya (uang potongan) Rp 200.000," tutur pihak sekolah.
Baca juga: Awal Mula Hanifah, Siswi di Cirebon Bongkar Dugaan Pungli Dana PIP ke Dedi Mulyadi, Iba dengan Teman
Setelah ada kesepahaman, sekolah mengumpulkan anak-anak dan diminta untuk menyampaikannya kepada orang tua mereka.
"Kami kumpulkan semua, (kami katakan) ini ada mau gak PIP, tapi nanti ketika cair minta dipotong. Nanti sampaikan ke orang tua," tandas pihak SMAN 7 Cirebon tersebut.
"Setelah dirembuk-rembuk, oke kita ambil, tapi dipotong. Jadi pemotongan tersebut bukan untuk sekolah, mintanya (uang potongan) Rp 200.000," tutur pihak sekolah.