TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Tiba di Dusun II Desa Mandi Angin, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel seorang pria paruh baya memakai kacamata menyambut kedatangan TribunSumsel.com dan Sripoku.com.
Pria bernama Muhammad Sulyanto atau biasa dipanggil Mamad itu sedang memulai proses pembuatan sebilah parang.
Sebelumnya, dentingan besi terdengar jelas saat memasuki wilayah ini.
Pintu masuk desa ini hanya berjarak sekitar 20 meter dari Jalan Lintas Timur (Jalintim) Palembang-Kayuagung.
Begitu memasuki area pemukiman warga, suara dentingan besi terdengar bertalu-talu.
Dan suara dentingan besi tersebut ternyata berasal dari godam yang menghantam besi bahan baku parang.
Kali ini, Mamad bekerja sendirian membuat beberapa bilah benda tajam itu.
Sebab biasanya, dia ditemani seorang rekan yang membantunya.
Mula-mula, besi dibakar pada tungku yang bahan bakarnya dari arang dengan bantuan energi angin yang berasal dari pompa blower.
Dalam waktu tak sampai 20 menit, bahan besi akan mencapai tingkat panas pada suhu tertentu, di mana besi berubah warna kemerah-merahan yang merupakan pertanda besi siap ditempa.
"Selanjutnya besi dikeluarkan dari tunggu untuk dipotong sesuai ukuran yang mau dibuat," kata Mamad saat beraktivitas di bengkel pandai besi miliknya, Senin (27/1/2025) pagi.
Dijelaskannya, bahan baku besi didapatkan dari pengepul di Desa Limbang Jaya, Kecamatan Tanjung Batu, masih wilayah Ogan Ilir.
Besi yang sudah dipotong dimasukkan kembali kedalam tungku untuk dipanaskan seperti pada tahap pertama.
Pada tahap ini, besi mulai ditempa untuk mendapatkan ketebalan yang sesuai dan memulai pembentukan model.
"Saat besi memuai, permukaan besi yang lebar dipukul menggunakan besi stempel dari masing-masing pengrajin," tutur Mamad.