Ternyata, hal itu menjadi pertanda musibah yang menimpa ayahnya dalam kecelakaan beruntun yang menewaskan satu orang dan melukai 28 orang.
Apalagi, anak kelimanya yang masih balita sangat dekat dengan sang ayah.
"Sama bapaknya dekat sekali yang kecil," ujar Tunah.
Anak-anak Tunah itu hanya bisa menangis merindukan ayahnya yang sedang menjalani pemeriksaan di Polres Purwakarta.
Tunah dan kelima anaknya ingin bertemu dengan Rouf untuk mengetahui kondisinya. Namun, keinginan itu sulit terwujud karena keluarga terkendala biaya.
Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Seuat Jaya, Edi b Adung, mengatakan akan membantu memfasilitasi keberangkatan keluarga ke Polres Purwakarta.
"Saya berencana koordinasi dengan Polres Serang, biar mereka bisa ketemu. Akan saya ajak keluarganya, dan fasilitasi secepatnya," kata Edi.
Ibu lima anak ini berharap masalah yang dihadapi suaminya dapat segera teratasi.
"Tapi pengennya suami saya urusannya cepet selesai. Tolong bantu doain, biar bisa pulang kembali kesini (ke rumah)," kata Tunah.
Tunah mengaku baru mengetahui suaminya terlibat kecelakaan setelah diberitahu tetangganya.
Kabar tersebut membuatnya langsung lemas, bahkan sempat pingsan beberapa kali karena tidak percaya bahwa suaminya yang baru bekerja sebagai sopir selama 4 bulan terlibat dalam insiden tersebut.
Kecelakaan itu sendiri mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan 28 orang terluka.
"Saya dikasih tahu sama tetangga kalau suami saya terlibat kecelakaan, saya kaget, sempat pingsan enggak kuat," ujar Tunah.
Rouf Baru 4 Bulan Kerja Jadi Sopir
Diakui Tunah, pekerjaan sebagai sopir terpaksa dijalani Rouf karena tidak memiliki keahlian lain dan harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Padahal Rouf baru saja kembali bekerja sebagai sopir di PT Indah Kiat Pulp & Paper setelah menganggur selama waktu yang cukup lama.