TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Sejumlah warga di Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur satu persatu mulai tidak lagi berlangganan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Komering.
Dimana warga kemudian memilih menggunakan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari karena air PDAM sering mampet bahkan tidak mengalir sama sekali.
Pelanggan PDAM Way Komering Andi salah satu warga Kelurahan Paku Sengkunyit, Kecamatan Martapura ia mengaku, air PDAM sering mampet sejak sebulan terakhir.
Ia kemudian memilih membuat sumur bor sendiri untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
"Dalam satu bulan terakhir air dari PDAM Way Komering ini sering mampet. Bahkan jika airnya mengalir yang keluar air keruh berwarna kecoklatan. Serta apabila sudah mengendap di bak terdapat lumpur," katanya, Sabtu (15/06/2024).
Lanjut kata dia, ia membuat sumur bor dengan kedalaman 30 meter dengan memakan biaya yang lumayan mahal.
Selain Andi terdapat juga warga lain yang beralih menggunakan sumur bor karena distribusi air PDAM tidak lancar dan keruh.
“Sudah ada sekitar lima rumah di lingkungan sini yang beralih menggunakan sumur bor,” terangnya.
Pelanggan PDAM lain Paisal di Kelurahan Paku Sengkunyit, Kecamatan Martapura menyampaikan, bahwa distribusi air yang tidak lancar ini, tentunya sangat membuat pelanggan kecewa.
Karena air merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Seharusnya, perusahaan daerah tersebut dapat melayani masyarakat sebagai pelanggan dengan baik.
“PDAM itu kan tidak murni bisnis oriented. Ada subsidi dari pemerintah melalui APBD. Setidaknya PDAM memberikan pelayanan suplai air yang baik sebagai kebutuhan dasar masyarakat ini,” bebernya.
Baca juga: Langkah Direktur PDAM Way Komering Usai Perusahaan Diujung Tanduk, Tunggak Gaji dan Tagihan Listrik
Baca juga: PDAM Way Komering Terancam Bangkrut, Gaji Pegawai 9 Bulan Belum Dibayar, Direktur Akui Tak Ada Uang
Sementara, Juwita, salah satu warga Tanjung Aman, Kelurahan Martapura, mengatakan selain keruh, air yang mengalir berbau tanah. Bahkan pernah mengeluarkan tanah merah.
"Kualitas air buruk, tidak layak dikonsumsi maupun untuk nyuci pakaian," tuturnya.
Lanjut kata dia, kondisi air yang keruh tersebut sudah terjadi sejak dua minggu terakhir.