"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.
Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.
Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.
H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.
"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen diatasnya tidak cor," ungkapnya.
"Tidak (saya galih), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lobang," sambungnya.
Anak Laporkan Perbuatan Ayah
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengatakan V (16) anak korban, melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Makassar pada Sabtu pekan lalu.
Dari interogasi penyidik, akhirnya terkuak, bahwa H juga telah membunuh istrinya J pada 2018 lalu.
Namun, pembunuhan itu tidak terkuak karena H membangun alibi bahwa J, kabur dari rumah dengan pria lain.
"Dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain) karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain," ungkap Andi Rian.
"Ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," sambungnya.
V bercerita peristiwa pada tahun 2018 saat usianya masih 11 tahun dan duduk di bangkus sekolah dasar.
V menuturkan insiden penganiayaan yang menewaskan ibunya terjadi saat dirinya kelas IV SD.