Pasalnya selama bertahun-tahun warga tidak pernah mendengar ada suara bising atau bau tidak sedap di rumah tersebut.
"Sama sekali warga tidak mengetahui adanya indikasi kejadian yang sebenarnya. Sebelumnya warga tidak merasa kejanggalan," ujar Ketua RW 04, Andi Tenri Rauf.
"Mungkin waktu dimakamkan itu ada suara pukul-pukul pembongkaran, ini warga sama sekali tidak mendengar ada apa-apa. Dan juga tidak mencium bau tidak sedap. Biasanya kalau ada kejadian kan warga (tahu)," ujar Andi Tenri.
Serupa dengan kesaksian Yusran, Andi menyebut rumah tersebut sempat ditempati Henky sekeluarga.
Tapi setelah beberapa bulan Jumiati menghilang, Henky mendadak pindah rumah.
"Selama lima tahun penjual bassang (bubur jagung) ini tinggal di sini. Jadi sebelumnya sudah kosong enam bulan. Sebelumnya ada yang menempati lagi," imbuh Andi.
Baca juga: Pilu Hati Suami Wasila, Ibu dan Anak Dibunuh di Macan Lindungan Palembang, Minta Pelaku Dihukum Mati
Baca juga: Penyebab V Anak Suami di Makassar Bunuh & Cor Jasad Istri Bungkam 6 Tahun, Diancam Tutupi Kebohongan
Lebih jauh, diketahui jika H membunuh istrinya, Jumiati sejak bulan Agustus 2017 silam.
Aksi keji Henky baru ketahuan di tahun 2024 setelah anak kandungnya, V (17) melapor ke Polrestabes Makassar.
Segera setelah laporan tersebut, penyidik langsung menangkap Henky.
Kepada polisi, Henky pun mengakui perbuatan kejinya tujuh tahun lalu.
Motifnya adalah karena Henky cemburu dengan sang istri.
"(Saya bunuh istri) gara-gara saya curiga (korban) ketemu mantan pacarnya, saya tanya dia (korban) tidak mengaku," akui Henky dilansir TribunnewsBogor.com dari unggahan @jatanras_mksr, Selasa (16/4/2024).
"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap.
Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.
"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018," ungkap H.