Golongan ini dalam menjalankan ibadah puasa seperti golongan kedua, ditambah lagi pikiran dan hatinya juga ikut berpuasa. Pikiran senantiasa berdzikir mengingat Allah, tidak diberi kesempatan berpikir yang negatif. Hatinya senantiasa bersyukur, menjauhi dari perasaan dongkol, tidak ikhlas, dan sebagainya
Inilah puasanya para ambiyaa wal mursaliin dan orang-orang saleh. Inilah ibadah puasa yang ideal karena mencakup puasa lahir batin. Inilah puasa yang sangat sempurna.
Esensi puasa tidak hanya sekedar menahan makan dan minum saja. Lebih dari itu puasa itu menggembleng diri untuk mampu menahan diri dari hal-hal lain diluar menahan lapar dan dahaga
tapi juga perkataan atau perbuatan yang sia-sia.
Sabda Nabi Muhammad :
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.” (HR.Imam Ahmad)
Sabda nabi lainnya:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ في أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya :”Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minum.”(HR. Imam Bukhari)
Itulah Arti Shaumul Awam, Shaumul Khawwash, Shaumul kawasshul khawash, Istilah untuk tiga golongan atau tingkatan orang berpuasa. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Zakat Mal dan Zakat Fitrah, Mengapa Wajib Ditunaikan di Bulan Ramadhan, Dalil dan Syaratnya
Baca juga: Arti Shodaqatan Fi Ramadhan, Hadits tentang Sedekah yang Paling Utama Nilainya di Bulan Ramadhan
Baca juga: Pengertian dan Asal Kata Nuzulul Quran, Diperingati Setiap Tanggal 17 Ramadhan, Begini Sejarahnya
Baca juga: Marah dan Menangis Saat Sedang Puasa Ramadhan Bagaimana Hukumnya?