Pertama, puasa adalah ibadah yang tidak bisa terjerumus dalam riya (pamer). Puasa merupakan ibadah yang bersifat abstrak. Artinya ibadah puasa tidak memiliki gerakan yang bisa membedakan antara orang yang sedang berpuasa dengan yang tidak.
Berbeda dengan ibadah lainnya. Seperti shalat, haji, zakat dan lainnya. Antara orang yang sedang shalat dengan yang tidak, bisa kita bedakan dengan mudah, karena shalat bisa dilihat dengan gerakan yang bisa membedakan mana yang sedang shalat dan mana yang bukan.
Antara orang yang sedang melaksanakan haji dengan yang tidak juga demikian, karena haji memiliki gerakan yang bisa membedakan antara mana yang sedang haji dan mana yang bukan. Meskipun puasa bisa terjerumus dalam sifat riya (pamer), itu pun hanya bisa diungkapkan dengan ucapan.
Misal ada orang berpuasa, dengan maksud memamerkan puasanya, ia berkata, “Saya ini sedang berpuasa, loh.” Tapi, sekali lagi, itu hanya bisa diperlihatkan dengan ucapan. Berbeda dengan ibadah lainnya yang bila terjerumus dalam riya melalui gerakan atau pun ucapan.
Kedua, puasa mampu melumpuhkan setan. Saat sedang berpuasa, maka kita akan menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai waktu magrib tiba.
Ketika makanan dan minuman tidak masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) dalam diri akan terkendali. Sementara nafsu (syahwat) merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menjerumuskan manusia dalam lembah maksiat.
Ketiga, pahala puasa lebih besar dibanding ibadah lainnya. Menurut Al-Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahala yang diperoleh, dari mulai dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki.
Keempat, pahala melihat Allah SWT. Dalam kitab Durrah an-Nashihin (hal. 13), Syekh Utsman Syakir dengan mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan, bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bersua langsung dengan Allah swt di akhirat nanti, tanpa ada penghalang apapun.
4. Kultum Ramadhan: Ramadhan Penuh Berkah
Saudara muslimku yang berbahagia, sesungguhnya kita mendapatkan rahmat dan berkat yang luar biasa dari Allah SWT, yang mana hingga pada hari ini, kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kenikmatan ibadah di bulan suci ramadhan.
Berpuasa menjadi ibadah yang wajib untuk kita lakukan. Tujuan menjalankan puasa ramadhan yaitu untuk mendapat derajat taqwa di sisi Allah. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 18).
Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa kewajiban berpuasa telah ada bahkan sejak zaman dahulu. Bahkan, puasa sudah dikenal bahkan sejak zaman Mesir Kuno dan bahkan meluas sampai ke Yunani hingga Romawi.
Allah pun mengabarkan kepada umat Rasulullah, bahwa puasa hukumnya wajib. Ketika tahu bahwa puasa hukumnya wajib, maka hal ini akan terasa ringan dilaksanakan.
Bentuk ketaqwaan seorang muslim juga dapat dilihat dari caranya berpuasa. Pertama, orang yang berpuasa wajib meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah, entah itu makan, minum, jima’ dan lain-lain.
Kedua, orang berpuasa sebenarnya mampu melakukan kesenangan-kesenangan yang bersifat duniawi. Akan tetapi, orang yang memahami hakikat bulan ramadhan tentu akan lebih memilih untuk memperbanyak amal ibadah dibanding melakukan sesuatu yang tidak berfaedah.
Hal ini juga dapat menjadi latihan emosional sekaligus spiritual yang berguna untuk mengasah ketaqwaan.
Ketiga, orang yang berpuasa dan kuat imannya akan lebih sadar bahwa Allah SWT mengawasinya. Sehingga, mereka akan lebih mampu mengendalikan diri untuk menahan hawa nafsu dan meninggalkan perkara yang membuat Allah murka.
Selain itu, berpuasa di bulan ramadhan juga dapat memberikan hikmah tersendiri bagi muslim yang taat menjalankannya. Hikmah tersebut yaitu:
Mendekatkan diri kepada Allah, mengendalikan hawa nafsu, membiasakan hidup teratur, disiplin waktu, melatih rasa empati dan menumbuhkan kasih sayang, kesetaraan bagi yang kaya dan miskin, melatih berakhlak mulia, dan melatih kecerdasan emosional.
5. Kultum Ramadhan: Menjaga Keharmonisan dalam Keluarga di Bulan Ramadhan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT dan juga dengan sesama.
Keluarga adalah tempat yang sangat penting bagi setiap individu. Keluarga merupakan tempat kita berbagi kasih sayang, mengajarkan nilai-nilai kebaikan, dan saling mendukung dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Namun, kadangkala dalam kehidupan sehari-hari, hubungan dalam keluarga bisa terganggu dan menyebabkan ketidakharmonisan.
Di bulan Ramadhan ini, mari kita merenungi bagaimana cara menjaga keharmonisan dalam keluarga. Pertama-tama, kita harus meningkatkan komunikasi yang baik antara satu sama lain.
Setiap anggota keluarga harus dapat saling mendengarkan dan memahami perasaan satu sama lain. Komunikasi yang baik akan membantu kita untuk menyelesaikan permasalahan dengan lebih baik dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Kedua, kita harus saling membantu dalam menjalankan ibadah puasa. Dalam hal ini, orang tua harus memastikan anak-anaknya memahami makna puasa dan bagaimana menjalankannya dengan baik.
Kita juga dapat saling mengingatkan dalam menjalankan ibadah puasa, misalnya dengan mengingatkan waktu sahur atau waktu berbuka.
Ketiga, kita harus saling memberikan dukungan dan perhatian satu sama lain. Dukungan dari keluarga akan membuat kita lebih semangat dalam menjalankan ibadah puasa dan juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya dukungan dan perhatian dari keluarga, kita akan merasa lebih dicintai dan dihargai.
Terakhir, kita harus selalu memaafkan kesalahan satu sama lain. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan kesalahan.
Namun, dengan memaafkan kesalahan satu sama lain, kita dapat menjaga keharmonisan dalam keluarga. Kita harus belajar untuk mengendalikan emosi dan menghindari tindakan yang dapat menyakiti hati anggota keluarga.
Demikianlah, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga di bulan Ramadhan.
Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan keluarga.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. Kultum Ramadhan: Mengenal Makna dan Hikmah Puasa Ramadan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk berpuasa di bulan yang penuh berkah ini, yaitu bulan Ramadan.
Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Namun, selain sebagai kewajiban, puasa Ramadan juga memiliki makna dan hikmah yang sangat penting untuk kita ketahui.
Pertama-tama, mari kita mengenal makna dari puasa Ramadan. Puasa berasal dari bahasa Arab yaitu “shaum” yang berarti menahan diri dari sesuatu.
Dalam konteks puasa Ramadan, kita menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan dan perilaku yang dapat merusak ketaqwaan kita.
Lalu, apa hikmah dari puasa Ramadan? Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari ibadah puasa Ramadan.
Pertama, puasa Ramadan dapat membantu kita untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita belajar untuk lebih menghargai nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan menghargai waktu yang ada.
Kedua, puasa Ramadan dapat membantu kita untuk menahan hawa nafsu dan ego kita. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengontrol keinginan kita.
Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ketiga, puasa Ramadan dapat membantu kita untuk merasakan bagaimana rasanya hidup dalam kesulitan dan kekurangan.
Dengan berpuasa, kita dapat lebih memahami kondisi orang yang membutuhkan dan menjadi lebih empatik terhadap mereka.
Demikianlah, beberapa makna dan hikmah dari puasa Ramadan. Semoga dengan kita mengenal dan memahami makna serta hikmah dari puasa Ramadan, kita dapat lebih semangat dan tekun dalam menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
7. Kultum Ramadhan: Keutamaan dan Manfaat Membaca Al-Quran di Bulan Ramadan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang tiada terhitung jumlahnya. Selain itu, marilah kita bersyukur karena kita masih diberikan kesempatan untuk beribadah di bulan Ramadan yang penuh berkah ini.
Saudaraku, pada kesempatan kultum kali ini, saya ingin membahas mengenai keutamaan dan manfaat membaca Al-Quran di bulan Ramadan.
Sebagaimana kita ketahui, membaca Al-Quran merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 9, yang artinya:
“Sesungguhnya Al-Quran itu adalah peringatan yang nyata.”
Membaca Al-Quran di bulan Ramadan memiliki keutamaan yang sangat besar dan bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai seorang Muslim.
Berikut ini adalah beberapa keutamaan dan manfaat membaca Al-Quran di bulan Ramadan:
1. Mendapatkan pahala yang besar
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Quran), maka dia akan mendapatkan satu kebaikan.
Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan yang serupa dengannya. Aku tidak mengatakan Alif, Lam, Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
2. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadan
Rasulullah SAW bersabda, “Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafaat kepada seseorang pada hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabb, aku telah menahannya dari makan dan minum dan nafsu selama siang hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat untuknya’.
Dan Al-Quran akan berkata, ‘Ya Rabb, aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafaat untuknya.’ Maka keduanya akan memberikan syafaat untuknya.” (HR. Ahmad)
3. Mempererat hubungan dengan Allah SWT
Dengan membaca Al-Quran, kita akan semakin dekat dengan Allah SWT. Selain itu, Al-Quran juga akan memberikan ketenangan dan ketentraman dalam hati kita.
4. Menambah ilmu dan kebijaksanaan
Dalam Al-Quran terdapat banyak pelajaran dan hikmah yang dapat diambil. Dengan membaca Al-Quran, kita akan semakin banyak mengetahui tentang agama dan dunia, sehingga dapat meningkatkan kebijaksanaan kita dalam menghadapi berbagai permasalahan.
5. Menyucikan jiwa dan pikiran
Membaca Al-Quran di bulan Ramadan juga dapat membersihkan jiwa dan pikiran kita dari segala dosa dan keburukan. Dengan membaca Al-Quran, kita akan merasa lebih tenang dan damai.
Saudaraku, Itulah beberapa keutamaan dan manfaat membaca Al-Quran di bulan Ramadan. Kita sebagai umat Muslim harus memanfaatkan bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, salah satunya dengan membaca Al-Quran secara rutin.
Bagi yang belum lancar membaca Al-Quran, jangan khawatir dan jangan malu untuk belajar. Kita dapat memanfaatkan waktu di bulan Ramadan ini untuk memperbaiki kemampuan membaca Al-Quran kita.
Kita juga dapat mencari bimbingan dari guru atau teman yang lebih ahli dalam membaca Al-Quran.
Saudaraku, mari kita jadikan bulan Ramadan sebagai momentum untuk semakin dekat dengan Allah SWT dan memperbaiki diri kita sebagai seorang Muslim.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk terus beribadah dengan baik. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
8. Kultum Ramadhan: Meraih Pahala dengan Amal Saleh di Bulan Ramadan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pada bulan Ramadan ini, kita semua telah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk memperbanyak amal ibadah dan meraih pahala yang berlimpah.
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan, di mana Allah memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Salah satu amal saleh yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadan adalah berpuasa. Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, namun juga menahan diri dari segala perbuatan yang dapat merusak ibadah kita.
Puasa juga menjadi sarana untuk membiasakan diri mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi.
Selain itu, masih banyak amal saleh lainnya yang bisa kita lakukan di bulan Ramadan, seperti sedekah, shalat tarawih, membaca Al-Quran, dan lain sebagainya.
Semua amal saleh tersebut memiliki pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Namun, kita tidak boleh melupakan esensi dari amal saleh itu sendiri. Amal saleh yang kita lakukan haruslah murni karena Allah SWT semata.
Kita tidak boleh beramal untuk mencari popularitas, pujian dari orang lain, atau bahkan untuk kepentingan dunia semata. Kita harus beramal karena Allah SWT dan semata-mata untuk mendapatkan ridha-Nya.
Oleh karena itu, di bulan Ramadan ini, mari kita perbanyak amal saleh yang murni karena Allah SWT semata.
Mari kita berpuasa dengan penuh kesabaran dan ikhlas, shalat tarawih dengan khusyu’, membaca Al-Quran dengan hafalan yang benar dan memahami maknanya, serta berbuat baik kepada orang lain dengan ikhlas dan tulus.
Dengan melakukan amal saleh yang murni karena Allah SWT semata, Insya Allah, kita akan meraih pahala yang besar dan berlimpah di sisi-Nya.
Mari kita manfaatkan bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya dan jangan sampai melewatkan kesempatan berharga ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan kemudahan untuk beribadah dengan baik di bulan Ramadan ini. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
9. Kultum Ramadhan: Meningkatkan Kualitas Iman dengan Mendalami Al-Quran
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Saudaraku, kita semua tentu sudah tidak asing lagi dengan kitab suci Al-Quran. Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam yang berisi petunjuk untuk menjalankan kehidupan yang baik dan benar.
Kita tentu sudah sering membaca ayat-ayat Al-Quran, namun sejauh mana kita telah mendalami Al-Quran?
Dalam bulan Ramadhan, kita diajarkan untuk meningkatkan kualitas iman kita. Salah satu cara yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas iman adalah dengan mendalami Al-Quran.
Melalui Al-Quran, kita dapat mengetahui hukum-hukum agama, tata cara beribadah, serta cara untuk hidup yang baik dan benar.
Ada banyak cara untuk mendalami Al-Quran, Diantaranya adalah:
Pertama, kita bisa mulai dengan membaca Al-Quran setiap hari. Carilah waktu yang tepat untuk membaca Al-Quran, seperti setelah shalat subuh atau sebelum tidur di malam hari.
Selain membaca, kita juga bisa memahami makna dari ayat-ayat Al-Quran yang kita baca. Carilah tafsir Al-Quran atau buku-buku yang membahas tentang Al-Quran agar kita dapat memahami makna dari setiap ayat Al-Quran.
Kedua, kita juga bisa mengikuti kajian Al-Quran di masjid atau tempat-tempat lain yang menyelenggarakan kajian Al-Quran.
Dalam kajian Al-Quran, kita akan belajar bersama-sama dengan para ulama tentang tafsir Al-Quran, serta memahami arti dari ayat-ayat Al-Quran.
Ketiga, kita bisa menghafal ayat-ayat Al-Quran. Hafalan Al-Quran adalah salah satu cara yang sangat baik untuk mendalami Al-Quran.
Selain meningkatkan kualitas iman kita, menghafal Al-Quran juga dapat menenangkan hati dan pikiran kita.
Saudaraku, mendalami Al-Quran adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Dalam bulan Ramadhan ini, mari kita manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mendalami Al-Quran.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba yang taat dan bertaqwa kepada-Nya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
10. Kultum Ramadhan: Makna dan Hikmah Malam Lailatul Qadar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Di malam-malam Ramadhan, terdapat malam yang sangat istimewa dan memiliki keutamaan yang sangat besar. Malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia dan di dalamnya terdapat keberkahan serta kebaikan yang sangat besar.
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Qadr ayat 1-5:
“Inna anzalnahu fi lailatil qadr. Wa ma adraka ma lailatul qadr. Lailatul qadri khairun min alfi shahr. Tanazzalu al-mala’ikatu wa al-ruhu fiha bi idhni rabbihim min kulli amr. Salamun hiya hatta matla’il fajr.”
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa itu Lailatul Qadar? Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (sekaliannya) penuh kedamaian sampai terbit fajar.”
Dari ayat di atas, kita dapat memahami bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia dan memiliki keberkahan yang luar biasa.
Bahkan keutamaannya lebih baik dari seribu bulan. Di malam tersebut, malaikat turun ke bumi dan menyampaikan rahmat serta kebaikan dari Allah SWT.
Namun, keistimewaan malam Lailatul Qadar tidak berarti kita hanya menunggu dan berdoa di malam tersebut. Kita tetap harus berusaha dan memperbanyak amal kebaikan selama bulan Ramadhan.
Kita harus memperbanyak ibadah, seperti shalat, membaca Al-Quran, bersedekah, dan melakukan amal kebaikan lainnya.
Dengan begitu, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan di malam Lailatul Qadar.
Selain itu, kita juga harus memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan kita. Kita harus introspeksi diri, mengenali kelemahan-kelemahan kita, dan berusaha untuk mengubahnya menjadi kebaikan.
Kita juga harus memaafkan kesalahan orang lain dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Semoga kita dapat meraih keberkahan di malam tersebut dan terus meningkatkan kualitas iman dan ibadah kita di bulan suci Ramadhan. Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
11. Kultum Ramadhan
Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk berpuasa di bulan yang penuh berkah ini, yaitu bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Namun, selain sebagai kewajiban, puasa Ramadhan juga memiliki makna dan hikmah yang sangat penting untuk kita ketahui. Pertama-tama, mari kita mengenal makna dari puasa Ramadhan. Puasa berasal dari bahasa Arab yaitu "shaum" yang berarti menahan diri dari sesuatu.
Dalam konteks puasa Ramadhan, kita menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk keburukan dan perilaku yang dapat merusak ketakwaan kita.
Lalu, apa hikmah dari puasa Ramadhan? Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari ibadah puasa Ramadhan. Pertama, puasa Ramadhan dapat membantu kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita belajar untuk lebih menghargai nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan menghargai waktu yang ada.
Kedua, puasa Ramadhan dapat membantu kita untuk menahan hawa nafsu dan ego kita. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan mengontrol keinginan kita.
Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ketiga, puasa Ramadhan dapat membantu kita merasakan bagaimana rasanya hidup dalam kesulitan dan kekurangan. Dengan berpuasa, kita dapat lebih memahami kondisi orang yang membutuhkan dan menjadi lebih empati terhadap mereka.
Demikianlah, beberapa makna dan hikmah dari puasa Ramadhan. Semoga dengan kita mengenal dan memahami makna serta hikmah dari puasa Ramadhan, kita dapat lebih semangat dan tekun dalam menjalankan ibadah puasa di bulan yang penuh berkah ini.
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
12. Kultum Ramadhan: Cara Berpuasa yang Benar
Hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah 35, Allah berkalam dalam Al-Qur'an, surat al-Baqarah,ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Dalam ayat ini, Allah menegaskan kewajiban puasa Ramadhan bagi umat Islam. Maka barang siapa mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, berarti dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertobat. Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriah. Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang telah akil balig dan berakal sehat.
Selain syarat kewajiban di atas, puasa dianggap sah jika memenuhi dua hal yang dikenal dengan rukun puasa. Pertama, niat mengerjakan puasa yang ditetapkan pada setiap malam bulan Ramadhan (untuk puasa wajib), atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat).
Sebagian ulama (di antaranya mazhab Maliki) tidak mewajibkan niat di setiap malam bulan Ramadhan. Tetapi cukup di awal malam bulan Ramadhan, dengan niat akan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Waktu berniat adalah mulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar.
Niat ini tidak perlu disuarakan dengan keras, karena niat tempatnya dalam hati. Selain itu, niat yang dilafalkan dengan suara keras juga tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah.
Kedua, meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa, mulai terbit fajar sehingga terbenamnya matahari. Hal- hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, merokok, memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan, muntah dengan sengaja, dan bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja, kedatangan haid atau nifas, melahirkan anak atau keguguran, gila walaupun sekejap, mabuk ataupun pingsan sepanjang hari, dan murtad atau keluar dari agama Islam.
Adapun apabila makan dan minum tidak dengan sengaja, maka hal itu tidak membatalkan puasa. Hal ini tercantum dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
"Apabila (seorang di antaramu) lupa lalu ia makan dan minum (padahal ia sedang berpuasa), maka hendaklah ia teruskan puasanya karena Allahlah yang telah memberinya makan dan minum." (HR. Bukhari dan Muslim).
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Di samping hal-hal yang telah disebutkan di atas, ada beberapa sunnah puasa yang perlu dijaga ketika berpuasa, di antaranya adalah
Makan sahur, Rasulullah bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makan sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari-Muslim).
Mengakhirkan makan sahur, sekitar setengah jam sebelum masuk waktu subuh. Ini tersebut dalam riwayat Anas, bahwa Zaid bin Tsåbit bercerita kepadanya, "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah Kemudian kami melaksanakan salat."
Kemudian saya (Anas) bertanya, "Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)?" Zaid menjawab, "Sekira bacaan lima puluh ayat." (HR. Bukhari).
Menyegerakan berbuka, sebagaimana sabda Rasulullah "Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari Muslim).
Berbuka dengan kurma, kalau tidak ada dengan air putih. Salah satu hikmah berbuka dengan kurma, dikarenakan kurma mengandung banyak glukosa yang sangat dibutuhkan tubuh yang baru saja berpuasa. Dalam sebuah riwayat diterangkan, "Hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air, karena air itu suci." (HR. Bukhari Muslim).
Berdoa sehabis berbuka, karena saat tersebut termasuk waktu di mana doa mudah dikabulkan. "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika saat berbuka ada doa yang tidak ditolak" (HR. Ibnu Majah). Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:ذَهَبَ
الظَّمَأُ وَ ابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
"Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah." (HR. Abu Dawud, an-Nasâ'i dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albâni).
Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalakan ibadah puasa dengan benar.
(*)