"Enggak ada yang aneh, cuman kata Mamah, almarhum itu ke istrinya ada yang beda, lebih manja, romantis," katanya.
Suasana serupa juga terasa di di perumahan Bukit Permata E-8 Nomor 3, RT 2/RW 22, Kelurahan Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Bendera kuning berkibar di depan sebuah rumah bercat biru milik Julian Dwi Setiyono, masinis KA 350 Commuter Line Bandung Raya yang meninggal saat tragedi tabrakan maut kereta api.
Baca juga: Postingan Terakhir Masinis Tewas Tabrakan KA Turangga-Bandung Raya Bak Jadi Firasat, Soal Kematian
Karib kerabat satu per satu berdatangan memenuhi kursi-kursi yang sudah tertata rapi. Karangan bunga dari para petinggi PT KAI terpajang di lorong pintu masuk rumah duka.
Brahma Adi Prasetya (26) terlihat duduk termenung menunggu kedatangan jenazah sahabat dekatnya itu.
Ia sungguh tak pernah menyangka jika sahabatnya tersebut tutup usia pada umur yang terbilang muda.
"Infonya (Jenazah) masih di RSUD Cicalengka. Gak pernah menyangka.
Dia masih muda, masih sehat, tapi yang namanya takdir gak pernah direncanakan," ungkap Brahma saat ditemui di rumah duka.
Kronologi
Diketahui, peristiwa kecelakaan kereta api ini terjadi di petak Cicalengka-Haurpugur, di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024) pukul 06.03 WIB. Tabrakan itu tepatnya di Kilometer 181+5/4.
Adapun KA Turangga melaju dari arah Surabaya Gubeng dengan tujuan akhir Bandung.
Sebaliknya, Kereta Api Baraya melaju dari arah Padalarang dengan tujuan akhir Cicalengka.
Kecelakaan KA Turangga dengan KA Bandung Raya terjadi pada pukul 06.03 WIB.
Tabrakan KA Turangga vs KA Lokal ini diceritakan oleh seorang penumpang selamat bernama Heri Aliyudin.
Ia mengaku berada di gerbong 3 dan situasinya saat itu banyak penumpang yang masih tertidur.