Santri di Ponpes Jambi Dianiaya Senior

'Ya Allah, Anakku', Tangis Pilu Orangtua Santri di Jambi Lihat Kondisi Sang Anak Di-"Bully" Senior

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangis orangtua santri di Jambi yang anaknya lemah dianiaya senior

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Tangis orangtua APD (12), santri diduga korban bully senior di pondok pesantren di Jambi pecah saat melihat sang anak terkulai lemah.

Hati keduanya nelangsa saat  tahu sang anak menjadi korban bully hingga dilarikan ke rumah sakit.

Terlebih sang ayah, Rikarno Widi, yang nampak terpukul dengan kondisi APD.

Dalam video yang beredar terlihat seorang laki laki memeluk sang anak yang tengah terbaring lemah.

Ia terus menciumi anaknya yang tengah dalam kondisi lemah.

Bahkan pria tersebut mencoba menguatkan putranya agar tetap kuat.

"Abang sayang ayah kan, sayang mama?," katanya, dilansir dari akun instagram @memoemedia, Sabtu (2/11/2023).

"Abang yang kuat ya, abang yang kuat," sambung pria tersebut ke sang anak sambil menangis.

"Ya Allah anakku," teriak sang ayah.

Sementara itu penganiayaan yang dialamni oleh sang santri berinisial APD awalnya terungkap saat ia menelpon keluarganya.

Saat itu APD menelpon sang ayah bak meminta pertolongan.

"Yah, kalau ayah tidak mau menyesal, jemput saya sekarang," kata APD dalam sambungan telepon itu dilansir dari Tribun Jambi.

Melapor ke Polisi

Orangtua dari santri di Jambi yang dibully seniornya kini melaporkan pelaku ke Polda Jambi.

Baca juga: Kronologi Santri di Jambi Di-"Bully" Senior hingga Sempat Tak Bisa BAB, Bukan Pertama Kali

Bukan tanpa sebab, Rikarno Widi mengambil keputusan melaporkan pelaku lantaran tak terima anaknya dianiaya selama berbulan-bulan.

Bahkan imbas kejadian tersebut, APD menggalami luka serius di bagian senstiif dan lebam di bagian paha dan di rawat di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Nasib Pilu Santri di Jambi Dibully Senior, Sudah Berbulan Bulan Jadi Korban, Banyak Luka dan Cidera (Tribunjambi.com/Rifani / Instagram)

Untuk itu Rikarno akhirnya datang ke polda Jambi dengan tujuan melaporkan kedua pelaku yang telah tega melakukan perundungan terhadap anaknya, hingga di mengalami luka fisik dan mental.

"Kami menindak lanjuti pendamping kami dari PPA Dinsos dan KPAI untuk melaporkan kejadian ini, untuk sementara ini laporan terkait anak saya yang di rawat di RS," kata orang tua korban di Mapolda Jambi, Kamis (30/11/2023) sore dilansir dari Tribun Jambi.

Laporan tersebut, teruang dalam laporan polisi nomor STPL /343/XI /2023/ SPKT/ Polda Jambi tanggal 30 November 2023.

Disisi lain, Hasan selaku pengawas Yayasan Tri Sukses Jambi mengatakan, pihaknya telah mempertemukan mendamaikan pihak keluarga korban dan pelaku.

"Sudah damai-damai gak ada permasalahan, sampai sekarang sudah kami amankan, tidak ada efek sampingnya lagi ke masyarakat yang lain karena itu sudah damai, antara pelaku dan korban sudah damai," katanya saat dikonfirmasi melalui sambung telepon.

Baca juga: Viral Santri di Jambi Di-"bully" Senior, Telepon Ayah Minta Tolong : Jemput Kalau Tak Mau Menyesal

Baca juga: Nasib Mujur Egi usai Viral Juara 2 Renang Tapi Tak Dapat Medali, Didatangi Pihak Keraton Jogja

Ketikan ditanya soal orang tua ADP (12) yang membuat laporan ke Polda Jambi, Hasan mengatakan dirinya tidak mengetahui kalau keluarga korban membuat laporan polisi.

Menurutnya semuanya sudah damai dan antara pelaku dan korban sudah dipertemukan serta tidak ada tuntut menuntut dan semua itu sudah selesai.

"Gak ada konfirmasi ke kami kalau dia membuat laporkan, insyaallah sudah damai, kita belum mengetahui dan kita sudah upaya untuk tidak ada permasalahan keluar," ujarnya.

Lebih jauh, diketahui jika APD rupanya sudah berbulan bulan jadi korban pembulian sang senior hingga membuatnya mengalami banyak luka lebam dan cidera sampai harus dilarikan ke RSUD Raden Mattaher Jambi.

Menurut Rikarno selaku ayah APD, putranya bukan kali ini saja menjadi korban bully.

Awalnya sang putra mengalami perlakuan bully pada bulan September di asrama putra.

Pada momen itu APD mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan seperti didorong dan dijepit ke lemari besi.

"Pada bulan 9 pertama kali, sampai urat saraf di belakang ini terjepit hingga bahu belakang bengkak tapi pelaku berbeda dan dilain tempat," jelasnya dilansir dari Tribun Jambi, Sabtu (2/12/2023).

"Sudah sering mendapatkan perlakuan itu, cuma pihak pondok berpesan kepada murid bahwa menceritakan ke orang tua yang bagus-bagus saja yang jelek tidak usah," tambahnya.

Santri Dianiaya Senior di Ponpes Jambi, Telpon Orangtua Minta Tolong (instagram/memoemedia)

Baca juga: Sempat Koma, Perjuangan Kiki Fatmala Lawan Kanker Paru-paru hingga Sudah Menyerang Otak

Selain itu korban sempat berbohong saat ditanya soal kenyamanan ketika belajar di pondok pesantren tersebut.

Orangtua APD yang melihat reaksi sang santri kemudian bertemu kepada guru sebanyak 4 guru dan 2 pamong.

"Mereka bilang ditindaklanjuti, tapi kenapa urat saraf anak saya kejepit itu pada September dan sangat saya sayangkan. Bahkan bukti saya bawa anak untuk urut saya sampaikan dan kirim tapi tidak direspon," ujarnya.

Menurutnya, pihak pesantren tidak mengetahui langsung didepan mata saat kejadian perundungan tersebut. Namun, setelah kasus ini mencuat baru pihak pondok pesantren menghubungi orang tua korban.

"Allhamdulilah udah ada itikad baik dengan menjenguk korban di rumah sakit. Kita sempat ngobrol mediasi ada itikad baik. Tapi saya jawab saya sedang fokus penyembuhan anak," ungkapnya.

Disisi lain, orangtua sang santri pun murka dengan kondisi sang anak yang memilukan.

Rikarno Diwi orang tua korban menyebut anaknya mengalami luka lebam dan cidera dibagian kelamin, karena digesek secara keras menggunakan kaki oleh seniornya.

"Prakteknya itu mulut anak saya di tutup, tangannya dipegang kakinya juga dipegang secara kuat dipaksa, terus kaki pelaku itu nendang kemaluan anak saya," kata Rikarno.

Selain itu anaknya juga sempat diinjak di bagian perut oleh seniornya.

"Luka lebam dikanan kiri paha, kemaluan sampai testisnya atau biji kemaluannya bengkak dan diperut juga," ujarnya.

Rikano menyebutkan, para pelaku ini bukan teman sebaya dari anaknya.

Pelaku merupakan senior yang sudah lulus namun mengabdi di pondok pesantren tersebut.

Pelaku diduga ialah R dan F.

"Pelaku sudah lulus sekolah SMA, sedangkan anak saya masih kelas 7 SMP," sebutnya.

Baca juga: Viral Pengemis Asal Jombang Menginap di Hotel usai Minta-minta di Ponorogo, Satpol PP Sampai Kaget

Meski demikian, kini diketahui jika kondisi korban sudah mulai membaik dan sudah bisa buang air besar, karena selama 3 hari korban tidak bisa buang air besar dan buang angin.

Korban mendapatkan perawatan secara intensif.

"Allhamdulilah sudah membaik dan sudah keluar, sekarang di rumah sakit Bhayangkara untuk melakukan visum," terangnya.

Menurut Rikano warga Sungai Bahar, kabupaten Muaro Jambi sang anak harus dibawah ke psikolog karena secara sikis sang anak terganggu.

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkini