"Bahwa saat ini Gibran tidak tegak lurus dengan instruksi partai, maka dia otomatis tidak lagi di PDIP," ujarnya.
Namun, dia menyebut masih banyak kader PDIP yang berpotensial meski putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu keluar.
"Tapi ingat, keluar satu kader, ada banyak kader-kader partai baru yang potensial bergabung dengan partai dan TPN (Tim Pemenangan Nasional) Ganjar-mahfud," ucap Komarudin.
Komarudin menuturkan pernyataan tegak lurus, hitam puti sudah berulang kali disampaikan.
“Pada akhirnya, melalui kejadian ini publik akan tahu, mengenal, menilai dan memutuskan tentang sosok, akhlak, karakter, dan perilaku calon pemimpin bangsa Indonesia ke depan," tuturnya.
Baca juga: KIM Usung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, DPW PAN Sumsel Optimis Suara Milenial Meningkat
Baca juga: Keinginan Prabowo Bertemu dengan Megawati usai Tunjuk Gibran sebagai Capres : Jika Dikasih Waktu
Fahri Hamzah Sebut Clear
Nama Gibran Rakabuming Raka hingga kini masih terus menjadi perhatian publik di Indonesia setelah ia maju sebagai bacawapres pendamipng Prabowo Subianto.
Tentu yang menjadi perhatian ialah saat Gibran belum juga keluar dari PDIP meski ia sudah maju sebagai cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menegaskan bahwa status cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM), Gibran Rakabuming Raka, masih kader PDIP.
"Mas Gibran clear, tidak ke luar dari partai (PDIP)," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Apalagi, kata Fahri, tak ada aturan yang mengharuskan seorang calon presiden atau wakil presiden harus terikat oleh salah satu partai.
Sebab itu, lanjut Fahri, banyak capres atau cawapres saat ini bukan merupakan anggota partai, termasuk Anies Baswedan yang diusung NasDem, PKB, dan PKS.
"Jadi tidak ada masalah sebenarnya," ujar Fahri.
Fahri pun menyinggung cerita pemilu 2024 yakni Jusuf Kalla (JK) yang kalah dalam konvensi capres Partai Golkar.
Meski kalah namun akhirnya JK bisa tetap maju pada Pilpres 2024 menjadi wakil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).