Siswa SMP Dipukul Guru di Buton Selatan

Nasib 2 Guru SMP Buton Selatan Diduga Aniaya Siswa, Terancam Dipolisikan Keluarga Korban Tolak Damai

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua oknum guru SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, terancam dipolisikan usai melakukan penganiayaan terhadap siswanya hingga gigi copot

TRIBUNSUMSEL.COM- Dua oknum guru SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, terancam dipolisikan usai melakukan penganiayaan terhadap siswanya.

Penganiayaan itu dialami oleh seorang murid, berinisial MJ, siswa kelas 8 di salah satu SMP di Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulltra).

Diketahui, dua oknum guru yang diduga melakukan pemukulan terhadap siswa berinisial MJ merupakan guru Penjaskes dan guru BK.

Baca juga: Sosok 2 Guru SMP Buton Selatan Diduga Aniaya Siswa hingga Gigi Copot Karena Catatan Tak Lengkap

Korban mengaku dipukul lantaran catatannya tidak lengkap saat proses belajar mengajar di kelas.

Namun korban tidak menyelesaikan tugas tersebut, sehingga diduga oknum guru tersebut memukulnya.

Sementara itu, pihak sekolah telah melakukan upaya mediasi dengan orangtua siswa, namun tidak ada kesepakatan damai.

Sehingga orangtua siswa berencana melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

Kepala Sekolah Wa Ode Sarniarti mengaku menyesalkan adanya peristiwa pemukulan tersebut dan akan bersikap netral dalam memediasi kasus ini.

"Saya menyesalkan dengan tindakan seperti ini dan saya pikir ini kejadian yang tidak patut dicontoh. Di sini saya tidak berpihak kepada siswa maupun sama guru, di sini saya netral untuk memediasi kejadian seperti ini," kata Wa Ode Sarniarti.

Baca juga: Viral Siswa SMP Buton Selatan Dianiaya 2 Guru hingga Gigi Copot, Diduga karena Catatan Tak Lengkap

Ia mengaku tidak mengetahui adanya kejadian pemukulan dan baru mengetahui setelah ada laporan dari siswa.

"Saya baru tahu kemarin dan pihak gurunya bilang itu unsur ketidak sengajaan karena anak tersebut dengan alasan tidak engkap catatannya, sehingga tindakan itu terjadi. Tapi pukulnya disini (lengan), cuman mengelak sehingga kayu dipukulkan itu mengenai pipinya tapi tidak mengenai mata,” ujarnya.

"Kalau yang gigi jatuh saya juga baru tahu, karena setelah ditelusuri ternyata ada juga kejadian sebelumnya, di situ dari guru sampaikan anak tersebut hanya dipukul pipinya, tiga hari kemudian guru tersebut tahu giginya tanggal, tapi kejadian sekolah tidak sampai patah,” ucap Wa Ode Sarniarti.

JM seorang siswa SMP di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, SulawesI Tenggara, dipukul oleh gurunya hingga gigi copot karena tak buat catatan ((KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE))

Ia menambahkan, sekolah yang dipimpinnya tidak menerapkan adanya kekerasan fisik dalam proses belajar mengajar.

Sarniarti juga belum mengambil tindakan memberikan sanksi kepada oknum guru yang melakukan pemukulan dan akan memberikan pembinaan terhadap guru.

Kronologi

Halaman
12

Berita Terkini