“Saya tidak tahu bagaimana mula-mulanya, tetapi yang jelas sudah sejak dahulu, sejak jamannya kakek saya sudah dilakukan seperti ini,” ujar Husen.
Memang perlu ada riset tersendiri untuk mengetahui mengapa masyarakat di wilayah Jawa Timur memberikan suguhan buah-buahan dalam perayaan Maulid Nabi.
Namun, seorang warga Desa Suwayuwo, hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil bumi yang biasanya akan berbuah saat bulan Muludan, Maulid, atau Raibul Awal.
Adapun buah yang disuguhkan dalam peringatan Maulid Nabi sudah bukan lagi hasil kebun warga Desa Suwayuwo.
Sebab, di Desa Suwayuwo sudah jarang ditemui kebun buah yang luas.
Buah-buahan yang disuguhkan kepada umat saat Kenduri Muludan justru buah impor.
Beberapa di antaranya ada jeruk, belimbing, kelengkeng, dan anggur. (Tribunojgja.com/ANR)
Baca berita lainnya di Google News