Sementara mantan Walikota Palembang Eddy Santana Putra (ESP) yang menjadi bakal calon gubernur Sumsel 2024 sendiri tak menampik, jika seseorang yang hendak maju kepala daerah membutuhkan modal tidak kecil. Namun dirinya enggan menyebutkannya.
"Dak tahu aku, kalau aku dak pakai duit, dan lebih pendekatan karena aku dipilih DPRD (Pilkada Palembang)," ujar ESP, Selasa (8/8/2023).
Diterangkan ESP yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dari fraksi Gerindra, biaya yang dikeluarkan calon kepala daerah setiap Pilkada pastinya jumlahnya variatif, tergantung daerahnya dan jumlah pemilihnya.
"Pastinya ada biaya, nah besarannya variatif tidak semua sama setiap orang. Kalau soal di OI (kata Helmy) Rp 50-60 milar salah itu, mungkin yang menang itu bisa saja, ' paparnya.
ESP yang pernah mengikuti Pilkada Gubernur Sumsel 2013 silam, mengungkapkan ukuran modal untuk itu pastinya lebih besar dibanding Pilkada Walikota atau Bupati.
Namun dirinya enggan mengungkapkan jumlah yang telah ia keluarkan, meski sejumlah pihak mengungkapkan di angka Rp 200-300 miliar.
"Pastinya aku tidak mak itu, soal habisnya lumayan, InsyaAllah dak sampai (puluhan atau ratusan miliar), aku dikit dan ada sumbangan dari wakil kemarin," jelasnya.
Ditambahkan ESP yang kembali digadang-gadang akan maju Pilgub Sumsel 2024 penantang Herman Deru ini, pastinya modal Pilkada yang besar itu diperuntukan untuk berbagai bentuk, mulai sosialisasi hingga bayar saksi di TPS nanti.
"Pastinya ada biaya buat baleho, acara kesana kemarin dan cukup besar, sosialisi ketemu masyarakat dan saksi, serta survei ada biaya, " tukasnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news
Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel