Berita Palembang

Helmy Yahya Sebut Modal Jadi Bupati Rp 60 Miliar, Ini Kata ESP Bakal Calon Gubernur Sumsel 2024

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eddy Santana Putra (ESP) bakal calon gubernur Sumsel 2024 tak menampik, jika seseorang yang hendak maju kepala daerah membutuhkan modal tidak kecil. Pernyataan ini menanggapi cerita Helmi Yahya menyebut modal jadi bupati capai Rp 60 miliar.

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG - Presenter juga tokoh asal Sumsel Helmi Yahya menceritakan pengalamannya, maju sebagai kepala daerah di Indonesia membutuhkan modal besar, meskipun hal itu belum jadi jaminan akan terpilih.

Helmy Yahya sendiri tercatat tiga kali pengalaman mengikuti kontestasi pemilihan kepala daerah di Sumatera Selatan (Sumsel), mulai dari tingkat Kabupaten hingga Provinsi, yang semuanya harus menelan kekalahan.

Helmi Yahya maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel pada tahun 2008, selain itu juga pernah menjadi calon bupati (Cabup) kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2010 dan 2015.

Pada 2010 itu ia berpasangan dengan Yulian Gunhar (sekarang DPR RI) dan pada 2015 berpasangan dengan Muchendi Mahzareki yang saat itu anggota DPRD Sumsel sekaligus putra Wakil Gubernur Ishak Mekki.

Hal itu diungkapkan Helmy saat hadir di podcast Deddy Corbuzier dan Helmi Yahya mengungkapkan alasannya bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca juga: Maju Pilgub Sumsel 2024 Pasangan Herman Deru, Ini Jawaban Mawardi Yahya Soal Modal Duit Untuk Nyalon

Pria kelahiran Sumsel ini pun mengungkapkan jika perpolitikan di Indonesia berbiaya mahal. Awalnya Helmi mengungkapkan alasan PSI bertekad mengurangi tindakan korupsi.

Helmi mengakui tiga kali kalah dalam Pemilihan Daerah (Pilkada) di Sumsel. Ia pun mengakui sangat paham penyebab ketiga kali kekalahan, ia mencoba tidak mau money politik (politik uang).

"Saya paham betul, kenapa saya kalah," aku Helmi di podcast tersebut.

Sehingga Helmi pun mengkritik, watak masyarakat yang sebenarnya juga melakukan 'korupsi' kecil-kecilan saat Pemilu.

Watak yang tidak mau memilih orang baik hanya karena tidak memberikannya uang saat kampaye.

"Anda (warga) juga yang memulai korupsi, jadi jangan komplain misalnya ada bupati yang masih banyak jalan rusaknya," tuding Helmi.

Mantan Dirut TVRI ini pun membeberkan apa yang disampaikan Wakil Ketua KPK yang menyebutkan jika kebutuhan membeli partai di kabupaten kecil di Indonesia mencapai Rp 25 miliar.

"Wakil ketua KPK itu adik kelas saya. KPK menyebut untuk kabupaten kecil saja, beli perahu habis Rp 25 miliar
itu untuk per kursi (DPRD)belum lagi biaya 0olitic costnya sudah mahal Ded untuk bayar saksi. Itu di kabupaten kecil. Jadi bisa menghabiskan Rp 50 - Rp 60 miliar untuk jadi Bupati. Itu pun belum tentu menang dan saya ngamalaminya dia kali," beber Helmi.

Ditambahkan Helmi, jadi masyarakat tidak boleh komplain kepada kepala daerahnya yang tidak melakukan pembangunan, karena uangnya tidak diperuntukan seperti janjinya.

"Jadi jangan komplain ke kepala daerah kalau ada jalan hancur. Sebab kepala daerah itu nanti saat ia menjabat pasti berusaha untuk mengembalikannya.

Sementara mantan Walikota Palembang Eddy Santana Putra (ESP) yang menjadi bakal calon gubernur Sumsel 2024 sendiri tak menampik, jika seseorang yang hendak maju kepala daerah membutuhkan modal tidak kecil. Namun dirinya enggan menyebutkannya.

"Dak tahu aku, kalau aku dak pakai duit, dan lebih pendekatan karena aku dipilih DPRD (Pilkada Palembang)," ujar ESP, Selasa (8/8/2023).

Diterangkan ESP yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dari fraksi Gerindra, biaya yang dikeluarkan calon kepala daerah setiap Pilkada pastinya jumlahnya variatif, tergantung daerahnya dan jumlah pemilihnya.

"Pastinya ada biaya, nah besarannya variatif tidak semua sama setiap orang. Kalau soal di OI (kata Helmy) Rp 50-60 milar salah itu, mungkin yang menang itu bisa saja, ' paparnya.

ESP yang pernah mengikuti Pilkada Gubernur Sumsel 2013 silam, mengungkapkan ukuran modal untuk itu pastinya lebih besar dibanding Pilkada Walikota atau Bupati.

Namun dirinya enggan mengungkapkan jumlah yang telah ia keluarkan, meski sejumlah pihak mengungkapkan di angka Rp 200-300 miliar.

"Pastinya aku tidak mak itu, soal habisnya lumayan, InsyaAllah dak sampai (puluhan atau ratusan miliar), aku dikit dan ada sumbangan dari wakil kemarin," jelasnya.

Ditambahkan ESP yang kembali digadang-gadang akan maju Pilgub Sumsel 2024 penantang Herman Deru ini, pastinya modal Pilkada yang besar itu diperuntukan untuk berbagai bentuk, mulai sosialisasi hingga bayar saksi di TPS nanti.

"Pastinya ada biaya buat baleho, acara kesana kemarin dan cukup besar, sosialisi ketemu masyarakat dan saksi, serta survei ada biaya, " tukasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

Berita Terkini