Mahasiswa UIN Korban Pelecehan Senior

Update Kekerasan di UIN Palembang, Tim Investigasi UIN Raden Fatah Periksa 10 Mahasiswa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Update kekerasan UIN di Palembang, Tim Investigasi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang memanggil dan memeriksa 10 mahasiswa, Selasa (4/10/2022).

Dari video yang diterima Tribun Sumsel, mahasiswa semester 3 Ilmu Perpustakaan itu menyatakan bahwa dirinya benar telah menjadi korban kekerasan.

Sosok Arya Lesmana Putra (19) korban pelecehan mahasiswa UIN di Palembang menyampaikan kronologis kejadian melalui video yang diunggahnya. (TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN)

Video tersebut dibuat untuk menyangkal video yang beredar sebelumnya, dimana Arya menyebut jika ia menyebarkan informasi hoaks.

Dalam video tersebut terungkap jika Arya berada dalam ancaman dan tekanan sehingga dipaksa membuat video hoaks tersebut.

Baca juga: Bongkar Pungli, AL Jadi Korban Pelecehan Mahasiswa di UIN Palembang, Ini Kata Pengamat Pendidikan

Dalam video berdurasi 1 menit 4 detik itu, terlihat Arya di sebuah ruangan masih dalam kondisi lebam pada kedua matanya. Bahkan bekas sundutan api rokok terlihat jelas di dekat dagunya.

"Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, saya Arya Lesmana Putra mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, saya merupakan korban kekerasan saat berlangsungnya diksar UKMK Litbang, hari ini saya menyatakan bahwa benar bahwa saat diksar tersebut, saya dikeroyok, disiksa, disundut api rokok dan ditelanjangi, "ujar Arya dalam video tersebut, Senin (3/10/2022).

"Terkait video saya yang sebelumnya beredar itu dibuat dibawa tekanan dan ancaman panitia lainnya. Oleh karena itu saya berharap keadilan dari pihak yang Berwenang. Sekian, " sambungnya.

Maimunah, ibu kandung Arya ketika dikonfirmasi mengatakan video yang beredar sebelumnya dibuat ketika Arya mengalami kekerasan dan berada dalam tekanan oleh seniornya di organisasi.

"Anak saya di bawah tekanan seniornya, dan itulah yang menjadi ketakutan dia untuk membuat laporan polisi. Kalau Arya salah ngomong dipukul," ujarnya saat dikonfirmasi via telepon.

Dirinya menjelaskan, bahwa video itu di anaknya berada di bahwa tekanan para seniornya dalam organisasi tersebut.

"Video itu dibuat pas anak saya di bawah tekanan seniornya supaya tidak melaporkan peristiwa itu, dan itulah yang membuat Arya ketakutan untuk membuat laporan polisi, " ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkini