"Kasus pelecehan di Unsri memang kita tangani dengan hati-hati karena ini menyangkut nama baik dan lembaga. Itu kenapa kita tidan banyak merespon. Bukan kita tidak menghormati masyarakat ataupun media yang ingin tahu. Tapi kita biarkan tim yang dibentuk dapat menangani kasus ini dengan objektif sehingga mencerminkan kita ini lembaga pendidikan berbasis data yang benar," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Anis juga menegaskan, Unsri sudah menangani kasus ini dengan serius bahkan sejak kasus ini sampai ke telinga pimpinan Unsri.
Untuk itu, hal pertama yang dia lakukan adalah dengan membentuk tim etik.
"Saya minta ketuanya adalah Zainudin Nawawi. Dengan anggota seluruh wakil rektor dan seluruh dekan serta seluruh psikolog Unsri," ungkapnya.
Anis juga angkat bicara terkait desakan untuk memecat oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya.
Dia menilai langkah itu justru akan menimbulkan persoalan baru apabila dilakukan terburu-buru.
"Banyak yang mendesak rektor untuk memecat. Padahal kita memecat tentu akan membuat masalah baru karena kita ada aturan. Mereka itu ASN. Harus dibuktikan dulu di kepolisian berlanjut di pengadilan," ujarnya.
"Doakan ini semua jadi hikmah untuk kiya semua," katanya menambahkan.
Baca berita lainnya langsung dari google news.